Mata liuxi terbuka dengan cepat Liuxi berdiri dan mempersiapkan dirinya dengan cepat. Ia menatap langit yang masih gelap.
Dengan cepat Liuxi pergi kehalaman dan berlatih sendirian menggunakan pedang yang ia pakai semalam.2 jam lagi banyak yang akan bangun dan melihatnya sedang berlatih. Liuxi mencoba menggunakan gerakan barunya dengan lentur tanpa ada sedikitpun rasa kaku pada tubuhnya.
Jubah Liuxi sedikit berterbangan seperti mengungkapkan orang yang paling mulia. Setelah latihan beberapa kali, gerakannya tidak kaku malah semakin lembut dan halus. Yixing menatapnya dari atap sambil tersenyum. Bukankah ini terlalu pagi untuk seorang gadis keluar kamar sendirian?
Pedang Liuxi berputar lalu menggores tanah membuat sedikit debu berterbangan dan sedikit membuat pemandangan yang menakjubkan. Bulir bulir keringat mulai bermunculan didahi Liuxi.
Yixing loncat dari atap dan berdiri tepat didepan Liuxi sambil menghapus keringat yang ada didahi Liuxi. Tangan besarnya dengan lembut mencubit pipi Liuxi yang sedikit tembem.
"Ini terlalu pagi untuk latihan. Saya yakin saat ini tubuh anda sedang kedinginan. Kembalilah kekamar dan jangan lupa kaisar memintamu menemuinya beberapa jam lagi." Ucap Yixing.
"Aku belum kedinginan. Duduklah dan lihat saja aku berlatih. Jika aku pandai berkelahi maka aku bisa membunuh siapapun yang akan melecehkanku." Ucap Liuxi serius.
"Kau tau siapa yang merencanakan kejadian itu?" Tanya Yixing.
"Putri Yin. Maka saak saya kesana lagi, saya akan membalas dendam kepadanya dan membunuhnya bersama dengan Yu sekalian." Ucap Liuxi serius lalu kembali berlatih.
Ini pertama kalinya Yixing merasa ucapan Liuxi sangat serius dan membunuh. Dri gerakannya saat latihan, Yixing tau bahwa gadis didepannya sedang mengingat kejadian itu. Tarian pedangnya sangat lincah dan kejam.
Liuxi berhenti pada gerakan terakhirnya. Dia memasukkan pedangnya kesarungnya dan menaruh ditempatnya. Liuxi berjalan kearah Yixing lalu duduk disampingnya.
Yixing memberikan Liuxi secangkir teh panas."Terima kasih." Jawab Liuxi sambil tersenyum.
"Sebentar lagi masuklah dan berendam air panas. Apakah anda tidak merasa ini sangat dingin?" Tanya Yixing khawatir.
"Kedinginan itu telah dikalahkan oleh tekad saya untuk membunuh binatang yang tak berperasaan." Ucap Liuxi lalu dengan pelan meminum tehnya.
Yixing melepaskan jubah putih tebalnya lalu memakaikannya pada Liuxi membuat Liuxi sedikit nyaman. Pipi Liuxi sedilit merah karena kedinginan. Tangan Yixing kembali mencubit pipi Liuxi gemas.
"Sudah saya katakan tubuh anda tidak akan kuat menerima semua kedinginan ini. Jika anda sakit siapa yang akan merawal anda?" Ucap Yixing kesal.
"Anda yang akan merawat saya. Karena dari saat kita bertemu, anda selalu menjaga saya. Maka anda pasti akan merawat saya jika saya sakit." Jawab Liuxi sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.
"Gadia bodoh! Jika anda tidak masuk sekarang maka saya akan menggendong anda dengan erat dan mengunci anda dikamar anda." Ucap Yixing sambil menjewer telinga Liuxi.
Liuxi memajukan bibirnya sambil cemberut lalu berjalan masuk kembali sambil membungkus dirinya dengan jubah besar Yixing. Tubuhnya lebih hangat sekarang. Semua pelayannya ternyata telah bangun dan berdiri didepan kamar Liuxi menunggu perintahnya.
"Siapakan air panas dan teh panas." Ucap Liuxi.
"Semua telah disiapkan." Jawab Ji Luo.
"Terima kasih." Ucap Liuxi lalu masuk dan segera berendam didalam air panas.
Pipi Liuxi semakin memerah dan Liuxi menutup matanya dan menurunkan kepalanya untuk ikut masuk kedalam air panas. Rambut Liuxi berada menutupi wajahnya yang ada didalam air.
Setelah kehabisan nafas, Liuxi mengangkat kepalanya untuk menghirup banyak udara. Ia menyelimuti tubuhnya dengan hanfu putih yang tidak begitu tipis. Semua pelayannya telah menyiapkan semua yang diperlukan.
"Miss, Janda Permaisuri memberikan begitu banyak baju untuk dipakai. Apa yang ingin miss gunakan?" Tanya Ji Luo.
Mata Liuxi melihat keseluruh tumpukan baju dengan warna berbeda beda. Liuxi mengakui semua pakaian ini memang bagus dan terlihat mewah tetapi ia tak terlalu menyukainya.
"Warna merah muda yang ada dipaling bawah." Ucap Liuxi lalu duduk.
"Baik. Pelayan ini akan menyiapkan semua perhiasan yang akan cocok." Ucap Ji Luo.
"Pelayan ini akan memakaikan miss baju yang miss inginkan." Ucap Liu Hua.
"En." Jawab Liuxi membiarkan Liu Hua memakaikannya hanfu berwarna pink.
Chu Mei maju dan menata rambut Liuxi agar terlihat menyegarkan. Zhang Yi membantu Ji Luo memakaikan perhiasan kepada Liuxi. Liuxi membiarkan Ji Luo menaruh pin 'Xi' yang mempunyai lonceng yang tak begitu panjang dan akan membuat suara disaat Liuxi bergerak.
Liuxi duduk dan memperhatikan wajahnya dicermin. Bukankah semua ini membuat dirinya sangat tampak dewasa? Dengan pelan Liuxi menambahkan sedikit riasan pada wajahnya dengan tipis membuat wajahnya sangat tampak natural.
"Miss, Yang Mulia mengirim kanvas ini disaat anda mandi. Dimana kanvas ini harus diletakkan?" Tanya Zhang Yi.
"Pajangkan saja gambar itu didinding." Jawab Liuxi.
Liuxi secara tak sadar memandang langit yang semakin cerah dengan mata sedikit kesedihan. Dia ingat disaat matahari menyambutnya, tak ada yang berani membangunkannya kecuali Pangeran Dongwei bahkan menggelitikkinya sampai dia pasrah dan bangun. Sekarang ia tak bisa mendapatkan semua itu lagi.
"Siapkan sarapan untuk saya dengan cepat." Ucap Liuxi lalu mengubah matanya menjadi dingin membali.
Ji Luo dengan cepat mengundurkan diri dan menyuru beberapa juru masak untuk memasakkan Liuxi sarapan dengan cepat. Sang Juru masak dengan cepat membuatkan makanan untuk Liuxi dan mengantarkannya dimeja Liuxi.
Liuxi melihat makanan didepannya hanyalah sebuah soup dan bubur panas. Apakah mereka sedang menghemat persediaan makanan?
Dengan pelan Liuxi meniup sup yang ada disendoknya dan memasukkannya dimulutnya. Rasa masakannya sama dengan rasa yang ia cicip didinasti Qing. Liuxi memakan buburnya dengan pelan. Rasa bubur itu juga tidak jauh beda dari yang ada didinasti Qing.
Setelah makan beberapa suap, seorang sida sida masuk sambil membawa perintah kekaisaran.
"Yang Mulia Kaisar meminta Nona Wu San untuk pergi ke Aula istana." Ucap Sida sida lalu pamit pergi.
Liuxi berdiri dan berjalan dengan pelan keaula istana bersama keempat pelayannya. Pengawal mulai menghormatinya dengan membungkukkan badan mereka.
***
Kaisar Bai menunggu kedatangan Liuxi. Banyak pangeran dari dinasti lain yang datang karena diundang Kaisar untuk melihat gadis yang akan dijadikan anak angkat kaisar.Semua pangeran menanti nanti kedatangan gadis yang kaisar maksudkan. Sampai seseorang mengumumkan kedatangan gadis yang dimaksud sang kaisar.
"Nona Wu San memasuki ruangan!" Teriak Pengawal didepan pintu.
Liuxi masuk menggunakan topeng emas yang Yixing berikan saat berjalan kemari. Dengan pelan dan tenang Liuxi berjalan melihat kebawah lalu berjalan mendekati kaisar.
"Wu San menyapa kaisar. Semoga Kaisar hidup seribu tahun lagi." Ucap Liuxi lalu membungkukkan badannya.
"Berdirilah. Hari ini adalah hari dimana anda akan menjadi anak angkat saya." Ucap Kaisar.
Liuxi tidak terkejut dengan ucapan Kaisar sama sekali karena Yixing telah menjelaskannya semua diluar saat ia hendak masuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Emperor
Historical Fiction#7 in Historical Fiction Aku putri dari Kaisar Dinasti Qing. Liuxi,itu namaku. Entah gosip darimana menyebar dan mengatakan bahwa aku itu jelek dan ceroboh. Aku selalu diam. Kaisar menjodohkanku dengan Putra Mahkota Dinasti Han. Aku hanya diam. Dia...