16. Berusaha menyembunyikan

11K 716 9
                                    

"Kak bangun! Kita akan berburu sebentar lagi! Dan kita sudah terlambat sarapan." Ucapku panik.

"Tenang saja Liuxi! Kakakmu ini akan memberikan alasan kepada Ayahanda dan Ibunda kenapa kita bisa terlambat." Ucap Pangeran Dongwei.

"Terserah pada kakak!" Ucapku laku menarik tangan Pangeran Dongwei dan berlarian dilorong.

Semua Dayang menatap kami lalu tertawa kecil melihat tingkah kami yang seperti anak kecil. Aku membalas tatapan mereka dengan Seringaian Mautku ini. Mereka jadinya menunduk lalu meminta maaf.

"Kalian terlambat." Ucap Ayah

"Hehehe maafkan aku ayahanda." Ucapku sambil tersenyum manis.

"Liuxi apakah kau baik baik saja?" Tanya Ibu.

"Tentu saja aku baik baik saja." Ucapku.

"Liuxi tampak berbeda hari ini. Biasanya kau tau tersenyum sampai begitu cerahnya." Ucap Ibunda.

"Hehe tak apa apa. Aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan keluargaku sebelum waktuku tiba." Ucapku.

Mereka semua melihatku dengan tatapan heran. Liuxi bagaimana kau bisa keceplosan?!

"Maksudku aku ingin bersenang senang dengan keluargaku sampai pernikahanku terjadi." Ucapku.

"Sudahlah ayo kita makan aku sudah sangat lapar." Ucap Pangeran Dongwei.

"Kakak selalu saja lapar dimana mana. Aku heran bagaimana kakak masih mempunyai perut kotak kotak itu padahal kakak suka makan." Ejekku.

"Liuxi sudah lama aku tak mencubitmu dan mengelitikimu. Apakah kau ingin merasakannya?" Tanya Pangeran Dong Wei dengan tatapan tajam.

"Ayah!Ibu! Lihatlah kakak sangat mengerikan." Teriakku lalu berlari ke arah Ayah lalu memeluknya.

"Blek! Kakak tak akan bisa memarahiku sekarang. Aku jamin Ayah yang akan memarahi kakak." Ucapku sambil menunjukkan lidahku.

"Siapa bilang? Aku akan mencubitmu sampai pipimu lebar." Ucap Pangeran Dongwei.

"Uhuk uhuk." Batukku.

Astaga! Batuk ini dapat menular! Aku tak akan membuka mulutku. Yang sekarang kuperlukan adalah ke kamar mandi!

Aku langsung berlarian tak menghiraukan semua orang memanggilku dari belakang. Untung saja tak ada darah yang jatuh. Aku langsung masuk kamar mandi dan mencuci mulutku menghilangkan darah yang ada didalam mulutku.

"Liuxi apa yang terjadi padamu!" Teriak Pangeran Dongwei panik.

Aku membuka pintu dan mengejeknya.

"Bercanda~" Ucapku lalu menunjukkan senyum yang mengemaskan.

"Kau sangat membuatku khawatir. Ayo kita sarapan. Dari tadi kita belum sarapan." Ucap Pangeran Dongwei

"Ayo kita harus cepat." Ucapku.

"Liuxi kenapa kau berlari begitu saja tanpa meminta ijin untuk permisi terlebih dahulu?" Tanya Ibunda.

"Maafkan aku Ibunda. Aku hanya ingin mengerjai kakak. Sudah lama aku tak mengerjainya." Ucapku.

"Lain kali kau tak boleh melakukan hal itu lagi." Ucap Ibu.

"Baik." Ucapku.

"Liuxi ayah dengar dari Gurumu bahwa kau sering tak menghadiri kelas." Ucap Ayah.

Terkutuklah kau guru Xu! Kenapa kau memberitahu Ayah bahwa aku sering tak masuk kekelasmu? Lihat saja saat bertemu denganmu lagi aku akan mengerjaimu.

  

The Coldest EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang