Liuxi kembali kekediamannya saat sore. Ia sudah mendengar bahwa malam ini akan ada pesta penyambutannya dengan sangat mewah. Tetapi ia hanya akan merapikan ikatan pada rambutnya dan menyiapkan senjata. Senjatanya akan dibawa oleh Ji Luo.
Liuxi pergi kepesta penyambutannya dan duduk didepan panggung bersama anggota kerajaan lainnya. Kecantikan Liuxi menjadi rahasia karena wajahnya ditutupi oleh topeng.
Mungkin dulu ia akan sering menatap Pangeran Zhen Guo. Tetapi ia tidak menatapnya saat ini bahkan tatapannya hanya lurus kedepan. Sampai sebuah pisau dilemparkan didepan mejanya.
Banyak orang yang terkejut. Namun Liuxi hanya bersikap dingin dan menggambil senjatanya dari Ji Luo. Kedua tangannya memegang pedang tajam yang berkilau. Ia memainkan kedua pedang tersebut dengan cara diputar.
Setelah memutarnya dengan cepat ia berlarian dan membunuh orang orang itu. Gerakan membunuhnya seperti tarian yang tajam. Gerakan yang sangat indah tetapi kejam membuat semua orang kagum pada kehebatan Liuxi.
Selesai membunuh mereka semua, Liuxi memberikan kedua pedangnya kepada Ji Luo lalu mengelap kedua tangannya yang terkena sedikit cipratan darah.
"Siapa yang menyewa pembunuh?!" Teriak
Kaisar marah."Penyewanya masih disini." Ucap Liuxi lalu melirik Weizi dengan cepat.
Weizi yang dilirik sedikit takut dan gemetaran. Ia tetap mencoba tenang tetapi tidak bisa. Ia jelas melihat aura membunuh pada mata Liuxi.
"Apakah anda menyewa pembunuh bayaran untuk memamerkan kehebatan anda?" Tanya Pangeran Dongwei jijik.
'Apakah calon selir anda sangat berniat untuk membunuh saya sehingga menyewa pembunuh bayaran yang sangat lemah untuk membunuh saya?!' Itu yang ingin diucapkan Liuxi. Tetapi Liuxi menelan kata katanya kembali.
"Untuk apa saya memamerkan kehebatan saya? Semua itu membuat dosa saya semakin banyak. Bagaimana menurut anda jika saya tetap diam sebagai patung? Siapa yang akan menolong saya?" Jawab Liuxi.
"Banyak pengawal yang bisa mebolong anda." Balas Pangeran Zhen Guo.
Liuxi sedikit terkekeh lalu berdiri sambil membanting meja dengan keras.
"Lihatlah tak ada satupun dari mereka yang maju. Pesta ini sampai disini." Ucap Liuxi lalu berjalan dengan dingin.
Pangeran Dongwei hanya bisa duduk termenung. Apakah itu adalah adiknya? Itu terlalu kejam dan membanting meja sangatlah tidak sopan.
Disaat Liuxi hampir keluar dari pintu, ia melemparkan selembar surat kearah Pangeran Zhen Guo.
"Sebaiknya anda membuangnya sendiri karena saya jijik dengan barang seperti itu." Ucap Liuxi lalu berjalan keluar dengan dingin.
Permainan Weizi sudah berakhir hari ini. Sekarang permainannya akan dimulai sebentar lagi. Apakah Weizi akan menyalahkannya atau tidak maka lihatlah.
"Ji Luo buat misi palsu tentang Weizi menyuruh para pembunuh untuk membunuh dan melecehkan Xuemo. Dan jangan lupa buatlah tanda tangan yang sama dengan Weizi." Ucap Liuxi dengan suara kecil.
Ji Luo menganggukkan kepalanya ringan lalu segera membuat misi palsu. Liuxi menutupi tangannya yang berdarah lalu bersikap seolah olah tidak terjadi apa apa padahal ras sakit ditangannya itu ingin membuatnya menjerit kesakitan.
Tanpa Liuxi sadari, darahnya telah menetes membuat semua pelayan yang berdiri dibelakangnya khawatir. Darahnya telah membuat jejak seorang yang sedang terluka.
"Miss, tangan anda." Ucap Zhang Yi.
"Saya bisa mengobatinya." Ucap Liuxi lalu menahan agar darah tidak keluar lagi dengan menggunakan kain bajunya.
"Tapi miss." Ucap Zhang Yi khawatir.
"Bodoh! Saya tidak menyuruh anda untuk membuka suara." Ucap Liuxi sedikit kasar.
Ia tau pelayannya sangat mengkhawatirkannya tetapi ia tidak boleh terlihat lemah karena luka ini. Bukankah ia dulu pernah menerima luka yang lebih besar dari ini?
Liuxi hanya membalut lukanya ringan. Semua Pelayannya masih ada dikamarnya dan masih khawatir tentang luka Liuxi.
"Kalian pergilah dan lakukan sesuai rencana." Ucap Liuxi.
Semua pelayannya hanya bisa pasrah dan pergi melakukan misi yang ditugaskan. Seribu salinan misi palsu itu telah ditebarkan keseluruh tempat.
"Miss semua sesuai rencana. Salinan itu sudah dilemparkan diberbagai tempat terutama ditaruh dijendela kamar sang Kaisar. Weizi juga telah tidur. Perkerja itu memasukkan obat tidur dan mulai berkerja." Ucap Liu Hua.
"Kalian istirahatlah. Akan ada adegan yang bagus besok." Ucap Liuxi lalu duduk dikasurnya.
Semua pelayannya keluar lalu menutup pintu dengan rapat. Liuxi mengangkat kepalanya tinggi. Matanya menunjukkan kedinginan tanpa batas. Senyumannya bisa membuat banyak orang merinding.
"Permainan baru saja dimulai. Anda tidak boleh keluar dari permainan lagi." Ucap Liuxi.
Sebuah bayangan merah masuk dafi jendela Kamar Liuxi lalu berdiri dihadapan Liuxi. Liuxi melihat orang itu lalu memeluknya erat.
"Terima kasih. Karena anda, saya bisa menjadi kuat dan membalaskan dendam saya." Ucap Liuxi.
"Berterima kasih kepada diri anda sendiri. Saya menerima kabar bahwa anda terluka karena tidak hati hati. Bagaimana itu bisa terjadi? Bukankah anda bisa mengalahkan saya tanpa luka sekalipun?" Tanya Yixing sedikit khawatir.
"Saya hanya terlalu senang. Ada orang yang sedang kemari. Bersembunyilah." Ucap Liuxi dengan suara rendah.
Setelah Yixing bersembunyi,Pangeran Zhen Guo membanting pintu dengan keras. Liuxi hanya membaringkan tubuhnya dan menutup matanya. Ia merasakan bahwa Pangeran Zhen Guo semakin dekat dengannya.
"Semenjak anda kembali, semuanya menjadi tidak beres." Ucap Pangeran Zhen Guo.
"Jadi anda menyalahkan saya atas semuanya? Bagaimana jika saya mengatakan bahwa semenjak saya menjadi Putri Kesayangan kaisar, Weizi selalu iri dan mencari cara untuk membunuh saya." Ucap Liuxi sambil tersenyum.
"Karena anda menyombongkan diri anda, Weizi menjadi seperti itu." Ucap Pangeran Zhen Guo.
"Seingat saya, saya tidak pernah menyombongkan diri. Jika anda tidak punya urusan, pergilah sekarang dan jangan menganggu saya." Ucap Liuxi.
"Saya punya urusan dengan anda. Apakah anda kembali untuk membunuh Weizi karena dendam anda?" Tanya Pangeran Zhen Guo.
"Setengah benar dan setengah salah. Saya mempunyai dendam tetapi tidak berniat membunuhnya." Ucap Liuxi lalu tersenyum.
"Karena anda mempunyai dendam maka saya akan membunuh anda untuk menghilangkan dendam itu." Ucap Pangeran Zhen Guo lalu berusaha mencekik Liuxi.
Mulut Liuxi tersenyum mengejek. Kepalanya miring sehingga Pangeran Zhen Guo tidak dapat mencekiknya. Dengan cepat Liuxi berdiri dan loncat dari kasur ke Jendela. Jika ia mundur sesikit saja maka dipastikan ia akan jatuh. Pangeran Zhen Guo berjalan kearahnya dengan dingin.
Liuxi loncat kearahnya lalu tangannya berada diatas leher Pangeran Zhen Guo. Liuxi tersenyum lalu dengan keras menumbuk perut Pangeran Zhen Guo.
"Membunuh saya? Anda bahkan tidak bisa memukul saya." Ucap Liuxi. Kaki Liuxi menginjak tangan Pangeran Zhen Guo.
"Saya masih punya banyak waktu untuk membunuh anda jika anda menganggu Weizi kembali." Ucap Pangeran Zhen Guo.
"Silahkan. Saya menunggu saat itu terjadi." Ucap Liuxi lalu terkekeh kecil dan melepaskan Pangeran Zhen Guo dari serangannya.
Jubah putih Liuxi membelakangi Pangeran Zhen Guo dan melambai lambai karena angin malam yang berasal dari jendela. Pangeran Zhen Guo dengan pelan berdiri dan memijat tangannya.
"Saya melepaskan anda malam ini dan pergilah. Jangan membuat masalah dan jangan bertingkah laku seperti pahlawan." Ucap Liuxi dingin.
Pangeran Zhen Guo tak menyangka bahwa Liuxi menendang keluar dengan cepat dan pintu kamarnya terbanting setelah itu. Mata liuxi terlihat jijik dengan tangan dan kakinya.
Selamat hari natal dan tahun baru buat readersku yang setia ❤❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Emperor
Historical Fiction#7 in Historical Fiction Aku putri dari Kaisar Dinasti Qing. Liuxi,itu namaku. Entah gosip darimana menyebar dan mengatakan bahwa aku itu jelek dan ceroboh. Aku selalu diam. Kaisar menjodohkanku dengan Putra Mahkota Dinasti Han. Aku hanya diam. Dia...