Kau ingin terus menyakiti Yixing? Dengan menjadi temannya saja kau sudah menyakitinya. Menjauhlah darinya untuk tidak menyakitinya.
Pikiran itu tiba tiba terlintas dipikiran Liuxi. Yixing jarang menunjukkan rasa sedih apapun kepadanya. Juga bukankah Yixing ingin agar ia menjadi istrinya. Namun hatinya masih belum bisa pergi dari pangeran Zhen Guo.
Jika ia dan Yixing menjauh bukankah ia akan segera melupakan dirinya dan tidak akan sakit hati seperti dirinya dulu?
"Kalian kembalilah keDinasti Bai juga katakan kepada Yixing, bahwa aku tidak ingin menemuinya lagi dan jangan mencoba untuk bertemu denganku. Mulai sekarang aku tidak mempunyai hubungan apapun dengan Dinasti Bai juga Yixing dan kalian." Liuxi meletakkan topengnya diatas meja dan menatap wajah semua pelayan yang disediakan oleh Yixing.
"Kesalahan apa yang kami buat sehingga miss ingin membuang kami?"
"Kalian sama sekali tidak berbuat kesalahan. Pergilah karena aku tidak ingin melihat kalian." Liuxi pergi tanpa mengucapkan salam perpisahan.
Liuxi dengan cepat pergi kekediaman Pangeran Dongwei. Tidak mungkin ia menggurus kediamannya sendiri tanpa pelayan. Kakaknya ini pasti bisa mencarikannya pelayan yang berkualitas.
"Xixi, ada apa?"
"Sepertinya kakak harus merekut beberapa pelayan untuk kediaman saya. Juga mungkin saya akan menghabiskan hari ini dengan minum!" Liuxi dengan cepat menggambil cangkir yang terisi dengan angggur dan meminumnya.
"Saat kau punya masalah kau akan seperti ini. Setidaknya kau sudah tidak begitu dingin lagi." Pangeran Dongwei tersenyum lalu menggelus kepala adiknya.
Sepertinya masalah terus berdatangan dari memasuki Gunung suci sampai sekarang. Sudah dua pria setia yang ia tolak hanya karena ia masih punya perasaan pada bedebah sialan itu! Ia sendiri tidak tau cara melupakan pria itu.
Yuyu, putra Dewi Rubah berekor sembilan yang sangat tulus dan bahkan rela melakukan apapun untuknya begitu juga Yixing.
Ia sangat bodoh untuk mencintai Pangeran Zhen Guo yang kejam dan tidak pernah memikirkan perasaannya sedikitpun. Sangat disayangkan bahwa ia menolak kedua pria yang sangat tulus kepadanya.
"Liuxi, Kau masih menyukai Pangeran Zhen Guo?" Pangeran Dongwei menatap Liuxi dengan serius sambil mengeggam kuas.
"Sangat! Perasaan itu terus semakin membesar setiap harinya. Aku tidak tau bagaimana itu bisa membesar."
Pangeran Dongwei memanfaatkan liuxi yang sedang mabuk dan bertanya segala sesuatu kepadanya. Ia juga tidak lupa untuk menuliskannya agar punya bukti.
"Jika ia ada disini, apa yang ingin kau katakan?" Pertanyaan itu membuat Liuxi sedikit tersenyum.
"Tentu saja aku akan mengatakan untuk berhati hati kepada Weizi. Juga mungkin akan mengucapkan selamat untuknya. Dia telah membuatku menderita seperti ini seharusnya dia senang bukan?!" Liuxi menunjuk Pangeran Dongwei dan menatapnya dengan galak.
"Liuxi, kau minum terlalu banyak anggur. Sebaiknya kau berhenti. Dia akan mengantarmu kembali."
Seseorang mengangkat Liuxi dengan kedua tangannya. Dengan pelan orang itu membawa Liuxi pulang. Tatapan orang itu tidak lepas dari wajah Liuxi. Orang itu meletakkan Liuxi dengan pelan dikasur juga menyelimutinya.
"Tidurlah." Suara sedih itu membuat Liuxi dengan cepat membuka matanya.
Wajah yang ia cintai dan ia benci muncul dihadapannya. Air mata liuxi turun dengan pelan. Ia tidak bisa melupakan apa yang terjadi padanya karena orang ini.
"Pergi. Aku ingin tidur." Suara pelan Liuxi membuat pria itu keluar dari kamarnya.
Tangisan Liuxi pecah dengan cepat. Ia sangat ingin menangis untuk melampiaskan rasa sedihnya.
"Sudah cukup! Apakah kau tidak bisa pergi dari hidupku? Bukankah kau senang melihatku menderita dasar bedebah?! Tidak ada yang ingin mendengarkanku sama sekali bahkan sibedebah itu terus disini untuk menyakitiku! Apakah kau mendengarkanku bedebah?! Bisakah kau pergi dari hidupku?!" Tangisan itu didengar oleh Pangeran Zhen Guo yang ada didepan kamar Liuxi.
"Bedebah ini mendengarmu."
Ia telah mengetahui semuanya dan tertipu oleh Weizi. Ia ingin kembali keLiuxi dan melihat senyuman ceria dan sifat bodohnya. Apakah itu masih bisa terjadi? Ia sudah sangat terlambat untuk kembali.
"Pergi dari hidupku! Aku tidak ingin melihatmu lagi Bedebah!"
Benarkah itu yang kau inginkan,Liuxi. Jika benar maka aku akan pergi dari hidupmu sekarang juga
Pangeran Zhen Guo dengan lambat meninggalkan kediaman Liuxi. Bahkan saat ia keluar, ia masih bisa mendengar tangisan Liuxi.
"Sudah terlambat untuk menyadarinya?" Pangeran Zhen Guo hanya bisa menganggukkan kepalanya mengiyakan.
"Sudah saatnya untuk berhenti berlari dan kembali." Pangeran Dongwei tersenyum sambil menyemangati Pangeran Zhen Guo.
"Semakin lama aku disini, itu sama sekali tidak mengubah keadaan. Liuxi pasti akan tetap membenciku."
"Bagaimana kau tau dia akan tetap membencimu. Bukankah kau sudah dengar darinya bahwa semakin hari rasa sukanya semakin besar kepadamu? Semakin hari rasa bencinya juga akan menghilang jika kau tetap disini. Kembalilah kepadanya dan katakan perasaanmu yang sesungguhnya." Pangeran Dongwei mendorong Pangeran Zhen Guo untuk kembali masuk.
Pangeran Zhen Guo mengiyakan lalu berlari sampai didepan kamar Liuxi. Tangisan Liuxi sama sekali belum berhenti. Dengan cepat ia membuka pintu dan mencium Liuxi yang masih menangis.
Mata Liuxi masih menunjukkan ekspresi terkejut namun tangisan itu perlahan menghilang. Juga Pangeran Zhen Guo melepaskan bibir Liuxi dan menatapnya dengan serius.
"Aku tau bahwa aku sangat terlambat untuk mengatakannya. Disaat kau kembali, aku merindukan dirimu yang dulu. Yang ceroboh,bodoh dan selalu tersenyum. Aku tidak suka Liuxi yang dingin dan kejam. Mungkin semenjak saat itu aku merasa kehilanganmu. Ini pertama kalinya aku merasakan kehilangan dirimu yang dulu dan membuatku terlambat untuk menyadarinya. Terlambat menyadari bahwa aku telah kehilangan Liuxi yang dulunya selalu mencari perhatianku dan bahkan tidak berani untuk menatapku." Mata Pangeran Zhen Guo menunjukkan segalanya.
"Setelah anda menyadarinya, anda masih berani muncul dihadapanku? Bukankah perbuatanmu sendiri yang membuatmu kehilangan Liuxi yang dulu? Saya sudah sangat lelah dengan anda. Juga hati ini sangat membenci anda! Pergi! Saya tidak ingin melihatmu lagi!" Liuxi mendorong Pangeran Zhen Guo untuk keluar dari kamarnya.
"Malam ini aku akan kembali kedinasti Han. Aku ingin minta maaf kepadamu atas semua perbuatanku yang menyakitimu. Sesuai apa yang kau inginkan, Aku akan pergi dan mengenangmu." Suara pangeran Zhen Guo semakin lama semakin mengecil.
Liuxi menangis dalam diam kali ini. Orang yang ia sukai telah menyukainya kembali juga orang itu akan pergi. Apakah artinya ia akan kehilangan dirinya?
Liuxi keluar dari kamarnya dan berlarian pergi kekediaman Pangeran Zhen Guo. Namun tidak ada siapapun disana bahkan ia tidak bisa menemukan barang-barang Pangeran Zhen Guo.
Langit kembali mempermainkannya lagi. Tidak akan ada harapan untuk bertemu dengamnya lagi. Sekali lagi takdir tidak membiarkan mereka mendekat meskipun menjadi seorang teman.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Emperor
Historical Fiction#7 in Historical Fiction Aku putri dari Kaisar Dinasti Qing. Liuxi,itu namaku. Entah gosip darimana menyebar dan mengatakan bahwa aku itu jelek dan ceroboh. Aku selalu diam. Kaisar menjodohkanku dengan Putra Mahkota Dinasti Han. Aku hanya diam. Dia...