"Sebelumnya saya tidak melihat rambut itu. Dan bagaimana bisa rambut putih itu hilang?"
"Saya...tidak....tau." jawaban singkat ini membuat mata Yang Mulia Qin semakin dingin.
"Rambut putih anda muncul disaat anda melawan. Sebelumnya anda sama sekali tidak melawan saat anda muncul sampai sekarang. Apakah anda memang mendapatkan rambut putih itu sebelumnya?"
"Sepertinya..saya...baru..saja...mendapatkannya." Jawaban Pangeran Dongwei membuat Yang Mulia Qin semakin penasaran.
***
"Quan Yi, Saat saya bertemu Xing Han untuk kedua kalinya, saya dapat merasakan seorang wanita berdiri dibelakangnya. Dia mengaku bahwa ia adalah seorang putri. Apakah ia benar benar seorang putri? Juga sepertinya hubungannya dengan Yang Mulia sangat jauh." Quan Yi tersenyum lemah lalu membuka bibirnya secara perlahan."Kaisar saat ini adalah kaisar yang haus kemolekkan. Bahkan ia berani untuk menjadikan anak perempuannya sebagai budaknya. Wanita yang bersembunyi dibelakang Xing Han tidak lain adalah anak dari kaisar sendiri. Selama ini semua putri kaisar hanya bisa menurut kecuali wanita itu. Wanita itu mempunyai nama Yue Ming. Yue Ming adalah adik dari Yang Mulia. Karena pernah mencoba untuk meracuni ibunya sendiri, Yang Mulia memilih untuk melepaskan ikatan persaudaraan antara mereka berdua. Itulah mengapa Yang Mulia Qin bersikap dingin padanya juga alasan ia bersembunyi sampai kemari."
"Quan Yi, apakah saya mempunyai wajah yang cantik?"
"Anda mempunyai wajah yang sangat sempurna membuat siapapun bisa kagum. Yang Mulia Qin saat ini sedang berusaha untuk menyembunyikan anda dari Kaisar. Jika Kaisar melihat anda walaupun sekali saja, akan sulit bagi anda untuk lepas dan kembali kemari. Jadi saya memohon kepada nona agar tidak pergi secara sembarangan. Meskipun nona saat ini ada dikediaman Yang Mulia, belum tentu nona akan selalu selamat. Suatu saat Kaisar pasti akan melihat anda. Ingatlah bahwa Kaisar itu adalah org yang berbahaya."
Liuxi mengangguk kepalanya. Dimanapun ia berada, ia akan selalu untuk berhati hati namun bagaimana ia bisa selalu mencoba untuk berjaga jaga.
Liuxi kembali kekamarnya dan membuka jubah luarnya. Ia duduk dikasurnya dan mencoba untuk menggambil suatu barang diatas meja disampingnya. Barang yang ia ambil tak lain adalah sebuah jepitan rambun berbentuk rubah yang entah bagaimana ada disana. Saat ia memakainya, rambutnya berubah warna menjadi hitam berkilau tanpa ia sadari.
Seseorang yang melihat itu terkejut dan menyipitkan matanya. Orang itu perlahan mendekat namun Liuxi sama sekali tidak menyadarinya.
"Saya berada dengan anda dengan jarak sedekat ini dan anda tidak menyadarinya?" Pertanyaan ini membuat Liuxi terkejut dan dengan cepat berlutut.
Jepitan rambut bentuk rubah yang misterius itu memberikan sebuah kejutan yang sangat istimewa. Ia bisa kembali melihat namun ia akan merahasiakan hal ini untuk sementara dan memberi Yang Mulia Qin sebuah kejutan.
"Xin Yi tidak menyadari kedatangan yang mulia. Xin Yi pantas untuk dihukum!" Liuxi membungkukkan badannya dan menutup matanya erat erat.
Yang Mulia Qin menatap Liuxi dengan mata yang sedikit hangat. Ia menggepalkan tangannya dibalik lengan bajunya.
"Berdiri." Satu ucapan yang sedikit hangat membuat Liuxi segera berdiri dan mengangkat kepalanya.
Wajah Yang Mulia Qin yang tampan membuatnya sangat terpesona. Dimata Yang Mulia Qin menunjukkan sedikit kesedihan dan kehangatan. Hanya dalam hitungan detik Yang Mulia Qin memeluknya dengan erat membuatnya merasa sedikit malu dan bahagia.
Yang Mulia Qin juga mendorong Liuxi keatas kasur dan menatapnya dengan perasaan yang sangat dalam. Namun detik berikutnya ia melepaskan pelukan itu dan berniat keluar dari kamar Liuxi.
"Yang Mulia! Apakah anda jijik melihat orang dengan mata buta?" Liuxi tidak berani mengangkat kepalanya.
Hanya melihat Yang Mulia Qin berniat untuk keluar membuat hatinya sedikit hancur.
"Saya hanya membenci org yang bisa melihat." Yang Mulia Qin dengan cepat keluar dan meninggalkan Liuxi.
Liuxi hanya bisa menundukkan kepalanya dan menatap lantai kamarnya dengan sedih. Saat ia buta, ia ingin segera melihat dan setelah ia bisa melihat, ia ingin kembali menjadi buta.
***
"Saya melihat matanya lebih jernih. Sepertinya ia sudah bisa melihat." Perkataan Yang Mulia Qin membuat Dokter Tuhan terkejut.
"Tidak mungkin. Sebelumnya saya telah memeriksanya dan telah menyimpulkan bahwa ia tidak akan bisa sembuh. Obat mematikan itu bersifat berbahaya saat dipakaikan kepada pemakainya. Entah bagaimana obat itu hanya bisa membutakannya. Saya akan mencoba untuk memeriksanya kembali."
"Jika ia dapat penglihatannya kembali, racuni kembali. Bagaimanapun caranya, ia tidak boleh mendapat kembali penglihatannya!" Yang Mulia Qin pergi dengan suara dingin.
Dokter Tuhan menatap kearah seseorang yang bersembunyi tidak jauh darinya. Jika tidak diperhatikan secara serius, tidak akan ada yang bisa mengetahui keberadaannya.
"Anda dengar sendiri,bukan? Yang Mulia Qin tidak akan pernah baik kepada musuh! Sebaiknya anda tidak melakukan hal aneh."
Pangeran Dongwei keluar dari persembunyiannya. Ia menatap Dokter Tuhan dengan seksama.
"Apakah anda benar benar akan membuat racun itu?" Pertanyaan ini membuat Dokter Tuhan menurunkan matanya.
"Selama puluhan tahun, saya mencari murid sepertinya. Bagaimana saya bisa membuat orang yang saya cari menderita? Xin Yi adalah murid yang cepat mengerti bahkan bisa membuat ramuan yang belum pernah ia buat. Ia bisa meracik obat tanpa melihat. Ia juga pernah mengatakan bahwa ia ingin membuat obat dengan mata terbuka buka mata tertutup. Bagaimana saya bisa meracuninya? Jika saja yang dikatakan Yang Mulia Qin benar benar terjadi, Ceritakan kepadanya apa yang terjadi dan juga bawa dia keluar dari sini ketempat yang lebih aman. Jangan pernah mencoba kembali kedaerah kekuasaan ini ataupun daerah kekuasaan negeri Qing. Yang Mulia Qin akan menemukan kalian lebih mudah." Pangeran Dongwei menganggukkan kepalanya mengerti dan berlari kearah kamar Liuxi.
Ia akan mengucapkan semuanya. Ia tidak akan takut untuk mengucapkannya. Jika Liuxi terus berada disini, ia akan terus menderita.
Orang yang Pangeran Dongwei cari sama sekali tidak ada dikamarnya namun ada dibelakangnya dengan mata dingin dan sikap yang membuat siapapun disekitarnya ketakutan.
"Bukankah sebaiknya kakak segera pergi dari sini?" Pertanyaan Liuxi membuat Pangeran Dongwei terharu dan memeluk Liuxi dengan erat.
"Liuxi, apakah anda sudah benar benar mengingat semuanya?"
"Tentu saja. Sebaiknya kakak tidak boleh berada disini lagi." Liuxi mengenggam pedang panjang yang berkilau kaku mengayunkannya diudara dengan cepat. Beberapa bayangan jatuh dengan keadaan telah meninggal karena pedang Liuxi.
"Pergilah keGunung Suci. Perjalanan ini tidak akan begitu jauh namun sedikit berbahaya. Cari bantuan kepada Yu Tao Shen. Katakan kepadanya bahwa tidak perlu begitu terburu buru. Sebaiknya kakak pergi sekarang. Saya akan tetap berada disini sampai waktunya."
Pangeran Dongwei mengangguk dengan cepat dan mencuri kuda. Dengan cepat Pangeran Dongwei dan kudanya pergi. Liuxi menghembuskan nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldest Emperor
Fiksi Sejarah#7 in Historical Fiction Aku putri dari Kaisar Dinasti Qing. Liuxi,itu namaku. Entah gosip darimana menyebar dan mengatakan bahwa aku itu jelek dan ceroboh. Aku selalu diam. Kaisar menjodohkanku dengan Putra Mahkota Dinasti Han. Aku hanya diam. Dia...