57

9.4K 307 17
                                        

Liuxi kembali kekamarnya dengan tatapan dingin. Penjaga yang diperintahkan oleh Yang Mulia Qin telah mati ia bunuh. Tidak lama lagi Yang Mulia Qin akan mencarinya. Disaat itu, ia akan berpura pura menjadi Xin Yi.

Sekarang ia telah mendapatkan penglihatan juga ingatannya. Bisa dikatakan ia sangat marah saat ini. Ia juga sedikit senang karena Pangeran Dongwei sedikit berbeda.

Teriakan seorang gadis membuat Liuxi mengintip diluar. Gadis itu tak lain adalah gadis yang diselamatkan oleh pangeran dongwei sebelumnya. Mata gadis itu menunjukkan keterkejutan dan kesedihan.

"Dimana Xing Han?! Melihat mereka semua, saya yakin anda pasti berbuat sesuatu kepada Xing Han!" Gadis ini membuat keributan yang seharusnya tidak terjadi.

"Dia mati. Saya membunuhnya. Informasi ini seharusnya cukup untuk membuat anda pergi." Gadis itu terkejut dengan kata kata Liuxi dan berlarian sambil menangis.

Ia tidak akan terlalu memusingkan gadis itu. Musuhnya hanyalah Yang Mulia Qin yang tidak bisa ia kalahkan sebelumnya. Ia sudah memperkirakan semuanya saat ia mengingat kembali siapa dirinya. Mungkin saat ini ia akan tetap aman tapi ia tidak akan mengetahui kedepannya.

Saat ini belum akan ada yang memperhatikannya termasuk Yang Mulia Qin. Kecuali ia mengetahui tentang hilangnya Pangeran Dongwei. Disaat itu semua yang ia rencanakan telah harus selesai. Dengan begitu ia akan menyebabkan kehancuran yang luar biasa.

"Xin Yi!" Teriakan ini membuat Liuxi menghilangkan aura dingin dan suramnya digantikan menjadi aura ketakutan.

"Quan Yi. Mereka melindungi saya dan rela mengorbankan hidup mereka. Seseorang datang dan mengucapkan kalimat aneh dan terus berteriak 'Liuxi'. Saya takut." Mendengar ucapan Liuxi, wajah Quan Yi sangat hitam. Liuxi bahkan bisa melihat itu dari sudut matanya.

"Xin Yi, apakah anda melihat wajah orang itu?" Liuxi tersenyum dibalik topeng ketakutannya.

"Saya hanya bisa melihat kegelapan. Saya sama sekali tidak bisa melihat wajah orang itu."

"Sepertinya semua penjaga yang Yang Mulia suruh telah meninggal. Sebaiknya anda berada disamping Yang Mulia agar tetap aman. Saya akan membawa anda." Quan Yi menarik Liuxi sedikit kasar dan berlarian dengan cepat keruang kerja Yang Mulia Qin.

Yang Mulia Qin mengangkat kepalanya dan menatap Liuxi. Liuxi juga menatapnya dengan tatapan benci. Tatapan benci itu hilang menjadi tatapan kosong. Ia masih akan berpura pura bahwa ia tetap buta.

"Yang Mulia! Seseorang mencoba untuk menyerang Xin Yi. Penjaga bayangan yang anda kerakan juga telah meninggal dibawah orang itu. Liuxi sama sekali tidak mengetahui siapapun orang itu. Bahkan sampai saat ini Xin Yi masih belum bisa melihat. Sepertinya hanya Yang Mulia sendiri yang bisa melindungi Xin Yi." Ucapan Quan Yi mengatakan bahwa Liuxi masih bodoh dan buta.

Yang Mulia Qin hanya menganggukkan matanya dan menyuruh Quan Yi keluar lewat tatapan matanya. Setelah Quan Yi keluar, Yang Mulia Qin berdiri dan berjalan mendekati Liuxi. Liuxi saat ini menekan seluruh emosinya secara diam diam.

Yang Mulia Qin menarik tangan Liuxi membuat Liuxi jatuh kepelukkannya. Ia dapat merasakan kehangatan tubuh Yang mulia Qin. Yang Mulia Qin mempunyai wajah yang sedikit lembut sekarang.

"Berjanjilah untuk selalu berada disamping saya." Ucapan ini membuat Liuxi ingin muntah. Meskipun diucapkan dengan halus dan tulus, ia sama sekali tidak akan pernah untuk percaya kepada musuh.

"Yang Mulia, saya tidak bisa berjanji sampai anda mendapatkan gelar kaisar. Saya takut jika saya tidak bisa menjadi milik anda tetapi milik orang lain." Ucapan Liuxi membuat Yang Mulia Qin menghela nafas dingin.

"Hanya saya yang akan mendapatkan anda. Anda hanyalah milik saya seorang! Siapapun yang mencoba merebut anda dari saya akan mendapatkan konsekuiensinya." Yang Mulia Qin mengucapkannya dgn sedikit dingin.

Liuxi mendorong Yang Mulia Qin dan melepaskan pelukan ini. Hatinya masih untuk orang yang sama. Perpisahannya dengan Pangeran Zhen Guo terlalu menyedihkan. Mereka berpisah karena kematian. Dulu Takdir menghendakinya dan sekarang takdir mengkhianatinya.

Ia tidak berniat untuk mempercayai siapapun bahkan termasuk takdir itu sendiri!

"Seseorang datang dan membunuh mereka dan berteriak 'Liuxi'. Dia juga mengatakan hal aneh. Apakah Yang Mulia bisa menjelaskan bahwa siapa itu Liuxi dan apa hubungannya dengan saya?  Saya sama sekali tidak mengerti dan pekataan orang itu terus saja mengangguk pikiran saya dan membuat saya menjadi penasaran."

Yang Mulia Qin sedikut terkejut dengan ucapan Liuxi namun ia dengan cepat menutupinya dengan wajah ragu. Bahkan ia tidak berniat untuk menjawab pertanyaan itu.

"Sepertinya semua ini cukup sampai disini." Ucapan Yang Mulia Qin mengejutkan Liuxi.

Yang Mulia Qin mengeluarkan pedang giok yang sangat berkilau membuat Liuxi berjaga jaga. Sebuah pedang yang sangat tajam keluar dari tangannya. Rambutnya menjadi putih berkilau.

"Apakah anda pikir bahwa saya tidak tau apa yang sedang anda rencanakan? Pangeran Dongwei termakan tipuan dan sekarang telah meninggal sebelum sampai digunung suci. Dan anda merencanakan untuk menggumpulkan sekutu abda untuk menjatuhkan kami. Saya akui kehebatan anda dalam bertempur sangatlah bagus. Namun anda mempunyai kelemahan yaitu terlalu meremehkan. Juga yang membuat Pangeran Dongwei seperti dirimu adalah kau sendiri bukan?" Liuxi terlihat menggertakkan giginya marah. Ini tidak sesuai dengan rencananya.

"Saya mempunyai darahnya. Jika saya menggunakannya, bukankah saya akan lebih kuat?" Yang Mulia Qin menunjukkan senyumannya lalu mulai bernyanyi. Nyanyiannya mengejutkan Liuxi dan bahkan suara Yang Mulia Qin mulai mencekiknya.

Wajah Liuxi semakin lama semakin pucat bahkan ia tidak punya tenaga untuk melawan. Apakah ini akhir darinya? Takdir mempermainkannya kembali. Takdir jodohnya telah meninggal dan tidak lama lagi ia juga akan meninggal.

Liuxi tanpa sadar mengeluarkan air mata dan menutup matanya. Ini akhir darinya.

Seekor rubah berjalan kearahnya dan tersenyum.

"Anda sendiri yang membuat kematian anda. Lihatlah sekarang tidak ada siapapun yang bisa menolongmu termasuk aku. Takdir jodohmu telah meninggal. Tidak ada gunanya untuk tetap ada didunia." Rubah itu dengan cepat menghilang.

Kematian Liuxi menyebabkan kesialan bagi Dinasti Zhun. Hanya menghitung beberapa bulan, penduduk Dinasti Zhun yang awalnya padat sekarang hanya meninggalkan puluhan orang.

Dinasti Zhun dipimpin oleh Yang Mulia Qin setelah Liuxi meninggal. Yang membuat banyak orang terkejut adalah malam disaat Liuxi meninggal, Yang Mulia Qin juga dibunuh dengan cara yang sama tanpa ada yang mengetahui siapa pelakunya.

************************************

Cerita ini berakhir disini. Makasih buat pembaca yang setia~~

Btw endingnya gaje banget yah. Sorry sorry soalnya saya ga pande buat ending.

Mohon maaf jika ada kesalahan

Sampai jumpa lain kali dicerita yang lain 🖑🖑

The Coldest EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang