12. Berhenti ditengah permainan

14.5K 810 35
                                    

"Terserah padamu ingin mengejekku apa tidak. Aku akan menganggap hal itu Pujian." Ucapku.

Apa kau tau ucapanmu itu sangat tajam? Menusuk sampai ke hatiku. Apakah kau bisa merasakannya? Apa kau bisa mendengar teriakan histeris dari hati kecilku ini? Tentu saja kau tak bisa mendengarnya.

"Ah kalian disini rupanya. Xixi Ayahanda ingin kau menari untuk semua orang." Ucap Weizi.

Menari? Aku memang bisa menari tapi suasana hatiku sedang buruk. Tarianku akan menjadi mengerikan jadinya.

"Aku sedang tak ingin menari." Ucapku.

"Walaupun Putra Mahkota Han memaksamu?" Tanya Weizi.

"Sudah kukatakan kak kalau aku sedang tak ingin menari tolong jangan buat hari bahagiaku jadi rusak." Ucapku bohong.

"Apakah ada yang spesial hari ini?" Tanya Weizi.

"Ya! Kak Dongwei pulang dan membawa penelitiannya jadi aku bisa belajar darinya. Bukannya sudah lama kita tak bertemu dengannya? Yang jelas aku sangat merindukannya." Ucapku.

"Liuxi! Ayah memanggilmu ayo kita masuk." Ucap Pangeran Dongwei.

"Siap kak! Selamat tinggal." Ucapku lalu pergi.

"Putriku Liuxi,Ayah ingin kau menari dihadapan semua orang." Ucap Ayah.

"Ayahanda aku sedang tak bersemangat untuk menari. Bukannya memberikan keceriaan nantinya malah memberikan kesan yang mengerikan." Ucapku.

"Kau harus menari bagaimanapun caranya. Dan sekarang adalah waktumu untuk menari." Ucap Ayah.

"Sialan." Gumamku.

Aku menari dengan lemah gemulai tanpa menatap wajah siapaoun karena jika aku menatap wajah seseorang maka yang ada kesan mengerikan yang keluar. Tarianku membuat seorang yang melihatnya ingin menari. Sekarang saja banyak yang ikut menari.

"Ayahanda aku sudah lapar jadi ayo kita makan." Ucapku lalu duduk disebelah Pangeran Dongwei.

"Makanlah sepuasnya. Jangan sampai ada yang tersisa di piring." Ucap Ayah.

"Liuxi,setelah kau makan Ibunda ingin kau memainkan alat musik liuqin." Ucap Ibunda.

"Ibunda aku tak pandai memainkan Liuqin. Aku hanya pandai memainkan Seruling." Ucapku tak lepas dari senyumanku.

"Baiklah mainkanlah permainan serulingmu itu." Ucap Ibunda.

Alunan musikku akan menggodamu untuk menari. Kau akan terhanyut dalam alunan musikku,Pangeran Zhen Guo!

"Aku akan memainkannya sekarang karena aku sudah kenyang." Ucapku.

"Baiklah. Mainkan permainan serulingmu sebagus mungkin." Ucap Ibunda.

"Ambilkan seruling emas." Ucapku.

Para dayang langsung buru buru mengambilnya. Apalagi suasana hatiku hari ini sangat kurang mendukung.

"Ini Yang Mulia."

"Terima kasih." Ucapku lalu memainkan serulingku.

Meskipun dia tak menunjukkannya tapi aku yakin dia menikmati alunan permainan serulingku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meskipun dia tak menunjukkannya tapi aku yakin dia menikmati alunan permainan serulingku.

Kepalaku pusing sekali. Mataku buram dan aku berhenti bermain di tengah permainan serulingku. Aku jatuh dan pingsan. Tak ada yang membopongku saat aku hampir pingsan.

*****
"Dongwei bawa Liuxi kekamarnya!" Perintah Kaisar Qing sedikit panik.

"Baik." Ucap Pangeran Dongwei lalu menggendong Liuxi kekamarnya.

The Coldest EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang