53

6.2K 385 4
                                        

Liuxi menyerang terus menerus tanpa kenal lelah sambil bernyanyi. Nyanyian ini menambah kekuatannya juga daya tahannya. Matanya yang dingin menatap semuanya. Orang tuanya juga dibunuh.

Seseorang dengan topeng putihnya melompat kearahnya dan menyerangnya dengan cepat. Tusukan pertama mengenai legannya yang kecil. Tusukan kedua mengenai bahunya dan tusukan ketiga mendarat pada perutnya.

Liuxi mengeluarkan darah dari mulutnya. Pria ini terlalu kuat. Bahkan seluru serangan darinya tidak bisa melukai pria misterius ini sama sekali. Darah yang dikeluarkan sudah terlalu banyak membuatnya hampir jatuh.

Liuxi berlari dan berusaha untuk membunuh pria itu. Pria ini sama sekali bukan tandingannya. Pandangan Liuxi mulai kabur membuatnya terjatuh. Pandangannya semakin hitam membuatnya terjatuh dan terbentur diatas tanah dengan keras.

"Bawa dia." Suara dingin pria itu membuat beberapa orang maju untuk membawa tubuh liuxi keatas kuda.

***
"Perempuan yang Yang Mulia bawa itu terlalu indah. Bagaimana jika menikmatinya?"

"Apakah anda gila? Ini adalah kediaman Yang Mulia! Anda melakukan hal itu berarti mencari kematian." Seorang pria menahan temannya untuk melakukan sesuatu kepada Liuxi.

"Orang-orang yang dibawa Yang Mulia pada akhirnya menghadapi kematian. Bukankah itu sedikit menyayangkan? Menikmatinya sedikit bukan masalah. Lagipula saya telah menyuruh orang orang untuk mengawasi luar." Pria ini meyakinkan temannya.

Keduanya mengangguk lalu menarik baju Liuxi. Liuxi menahan bajunya dan menendang kesegala arah. Kini matanya telah buta. Ia sama sekali tidak bisa melakukan apapun. Yang ia lihat hanyalah kegelapan. Rasa keras kepalanya membuat salah satu pria ini kesal lalu melemparnya kedinding dan membuat pendarahan dibelakang otaknya.

Kepalanya terasa berat bahkan ia tidak bisa bergerak sedikitpun setelah lemparan itu. Liuxi telah sepenuhnya tidak sadar.

"Apakah kalian sudah selesai?" Suara dingin itu mengagetkankan kedua pria yang tadinya hendak menyentuh tubuh liuxi.

"Yang Mulia?! Bagaimana anda bisa ada disini?" Lirikan pria itu membuat dua orang didepannya terbunuh dengan cepat.

Seorang pelayan tiba tiba muncul dibelakang pria itu lalu membawa tubuh Liuxi pergi. Tuan dan Pelayan itu membawa Liuxi keseorang dokter Tuhan. Disaat Dokter Tuhan itu memeriksa Liuxi, matanya tidak bisa menyembunyikan keterkejutan.

"Manusia normal sudah pasti akan meninggal jika terluka seperti ini. Gadis ini terlalu menakjubkan. Yang Mulia, anda mendapatkan orang yang bagus! Hanya ada dua pilihan mulai sekarang. Yang pertama ia bisa meninggal jika ia tidak punya keyakinan untuk tetap hidup. Yang kedua, ia hidup namun melupakan semua yang terjadi. Jika melihat dari kondisi sepertinya gadis ini tetap akan hidup namun kehilangan ingatannya karena benturan kepalnya yang terlalu keras."

Sama sekali tidak ada emosi pada mata pria dingin itu membuat Dokter Tuhan itu menunduk.

"Bagaimana jika Yang Mulia membiarkan saya merawatnya? Saya juga ingin mencari tau alasan bagaimana gadis ini masih bisa bertahan hidup."

"Tidak." Pria dingin itu pergi dengan cepat setelah mengucapkan satu kata. Pelayannya kembali membawa tubuh Liuxi masuk kedalam kediaman pria itu.

"Suruh Quan Yi datang dan merawatnya. Jika ia bangun maka buatlah sebuah kebohongan yang membuatnya menjadi berpihak kepada kita. Suatu saat kebodohannya akan berguna."

Liuxi ditempatkan pada sebuah kamar. Semua lukanya dibalut dengan hati hati bahkan pakaiannya dengan cepat diganti menjadi pakaian baru. Quan Yi menggurusnya dengan sangat baik.

Mata Liuxi perlahan terbuka. Mata masih dalam keadaan buta. Liuxi juga dengan cepat duduk dan berharap memdengar auara kecil.

"Siapa saya?" Ucapan ini keluar dari mulut Liuxi membuat Quan Yi tersenyum kecil.

"Xin Yi, bagaimana anda bisa lupa diri?" Pertanyaan Quan Yi membuat Liuxi sedikit bingung.

Liuxi menunjukkan wajah herannya namun Quan Yi hanya menunjukan senyuman kecilnya.

"Xin Yi adalah namamu. Saya Quan Yi, pelayan anda sejak muda. Karena Nona Xin Yi lupa ingatan maka saya akan menjelaskan semuanya. Semalam kumpulan pembunuh mencoba membunuh keluarga nona dan nona. Hanya nona yang berhasil selamat dari kejadian itu. Nona bisa ada disini karena Yang Mulia Pangeran Qin. Nona sangat beruntung karena menjadi wanita pertama yang diselamatkan Yang Mulia Pangeran Tang. Mungkin Yang Mulia menyukai anda." Quan Yi sengaja berhenti berbicara dan melihat wajah Liuxi yang memerah.

Orang ini kehilangan ingatan namun mempunyai sisa sisa perasaan yang membuatnya memerah begitu mengetahui hal ini.

"Yang Mulia juga tidak pernah baik kepada wanita lain selain anda. Meskipun nona membuat kekacauan, Yang Mulia tidak pernah marah sama sekali. Sepertinya masa depan telah diputuskan bahwa anda akan menjadi Qin Wangfei! Saat ini Nona muda ada dikediaman Qin. Nona muda akan bertemu Yang Mulia Qin pada saat ia kembali."

Wajah Liuxi masih merah. Dihatinya ada Yang Mulia Qin. Karena hilang ingatan, ia melupakan perasaannya kePangeran Zhen Guo dan dengan mudah memberikannya kepada Yang Mulia Qin.

"Quan Yi, apakah Yang Mulia Qin akan lama kembali? Saya sudah tidak sabar untuk berterima kasih kepadanya atas bantuannya."

"Mungkin masih lama."

Seseorang dengan cepat hilang dan melaporkan semua yang mereka bincangkan. Pangeran Qin hanya menunjukkan wajah dinginnya disaat orang itu melaporkan.

"Jika itu cara terbaik maka saya akan membiarkan anda bermain sebentar."

"Yang Mulia, Dokter Tuhan kembali mengirim permintaan untuk menjadikan Xin Yi sebagai muridnya. Apakah saya perlu untuk mengancamnya?"

"Biarkan dia menjadi muridnya untuk menutup kemungkinan kecurigaan." Dengan cepat pelayan pria itu menghilang.

Manusia tidak ada yang sekuat itu. Juga pada usia muda rambut seseorang tidak akan seputih itu. Ditambah lagi ia tidak mati setelah terkena racun itu. Racun yang paling mematikan didunia ini hanya membuatnya buta. Awalnya ia ingin menyiksa seluruh anggota keluarga Dinasti Qing. Tetapi melihat gadis ini terlalu kuat, ia memiliki pemikiran untuk menjadikan gadis itu perisainya.

Siapa yang tidak takjub melihatnya semakin kuat saat bernyanyi? Bahkan ia melihat dengan matanya sendiri bahwa rambutnya dan pedang biasa itu tiba tiba menjadi putih dan semakin tajam. Itu terlalu mengejutkan. Jika ia tidak mengolesi racun pada pedangnya mungkin ia tidak akan ada disini lagi.

Sebelumnya tidak ada yang sekuat ini apakah dia benar benar seorang wanita? Rumor yang bertebaran ternyata benar putri dari dinasti Qing itu pandai dalam bertarung namun ia sama sekali tidak berpikiran bahwa putri itu bisa mengalahkannya dengan mudah.

"Kumpulkan semua tentang dia dari ia kecil sampai sekarang. Bawakan semuanya sampai tiga hari lagi."

Isi pikirannya hanyalah putri dari dinasti Qing. Ini semua terlalu mencurigakan. Jika seorang wanita sekuat itu, seharusnya pangeran Dongwei pandai bertarung bukan bersembunyi.

Matanya yang dingin tanpa sadar menatap keorang yang dipenuhi tubuh luka dan berlutut. Luka pada tubuhnya bukanlah luka yang ringan tetapi luka yang dalam.

The Coldest EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang