52

6.5K 407 17
                                        

Hujan deras mengiringi tangisan Liuxi. Liuxi menangis sambil menatap kediaman Pangeran Zhen Guo yang kosong dari luar. Seseorang memeluknya dan sesikit menghangatkannya dengan pelukan itu.

"Aku disini. Lihatlah kau akan segera demam jika terus disini." Pangeran Zhen Guo menggendong Liuxi masuk kedalam kediamannya.

"Siapkan air hangat!"

Pangeran Zhen Guo menggambil handuk besar dan memyelimuti Liuxi. Liuxi tidak bisa melepaskan pandangannya dari Pangeran Zhen Guo. Pangeran Zhen Guo juga memeluknya untuk mengurangi rasa dinginnya.

"Mandilah. Semua yang anda butuhkan ada didalam kamar mandi. Saya akan kembali setelah membuatkan anda teh panas. Juga teriakan namaku jika anda membutuhkan sesuatu." Pangeran Zhen Guo berniat keluar dengan pakaiannya yang basah.

"Bagaimana anda bisa mengkhawatirkan saya tetapi tidak mengkhawatirkan diri anda sendiri?" Pertanyaan itu membuat Wajah pangeran Zhen Guo memerah.

"Liuxi, tidak mungkin kita mandi bersama. Lagipula kita belum menikah." Wajah Liuxi juga dengan cepat memerah.

"ANDA MESUM!" Liuxi meneriakkannya dengan suara keras.

"Liuxi!!!" Teriakan itu membuat Liuxi membuka matanya sambil terkejut.

Orang yang meneriakkan namanya tak lain adalah Yixing yang sudah memasang wajah marah tanpa sebab. Liuxi menarik selimut dan menutupi ujung kepala sampai kakinya.

"Apa yang anda perlukan? Kedatangan anda hanya membuat saya terbangun dari keajaiban. Katakan dengan cepat!"

"Anda mengatakan bahwa anda tidak ingin mempunyai hubungan dengan saya lagi? Bagaimana saya bisa menyetujuinya?! Saya bahkan merindukan anda jika tidak bertemu sebentar saja."

Liuxi keluar dari selimut dan menatap Yixing. Sudah berkali kali Yixing mengucapkannya. Dia juga tidak pernah berbohong soal perasaannya.

"Jika begitu, hidup tanpaku maka perasaan itu akan lenyap. Aku cuman tidak ingin menyakiti hati seseorang lagi walaupun hatimu telah pernah terluka karena aku." Liuxi berdiri lalu mendorong Yixing keluar dari kediamannya.

"Jika kau menginginkan hal ini, maka aku dan dinasti Bai tidak mempunyai hubungan sekarang, jika sesuatu terjadi padamu maka aku tidak akan membantumu. Pertemanan kita berakhir sekarang. Apakah anda puas?" Suara Yixing terdengar sangat sedih dan menghilang tidak lama kemudian.

Liuxi mengintip dari jendela dan melihat kepergian Yixing. Tentu saja dihatinya ada rasa bersalah. Namun ia tidak ingin menyakiti Yixing lebih jauh lagi. Liuxi menarik tatapannya. Ia tiba tiba berpikiran untuk bermalas malasan hari ini.

Semua perhatian pangeran Zhen Guo hanyalah mimpi dan mimpi itu membuat jantungnya berdebar kencang. Ketukan pintu membuatnya sedikit terkejut. Dengan cepat Liuxi membuka pintu dan menemukan Pangeran Dongwei didepannya.

"Kau masih bisa bermalas malasan? Cepat mandi dan pergilah keaula kerajaan. Jika anda melewatkan mesempatan ini, anda akan menyesal." Pangeran Dongwei pergi dengan dingin.

"Cih! Seharusnya saya yang memerankan sifat dingin bukan kakak!" Liuxi sedikit memajukan bibirnya dan menutup pintu dengan kesal.

Liuxi dengan patuh bersiap siap untuk pergi keaula kerajaan. Entah apa yang terjadi disana sehingga memerlukannya. Liuxi berjalan dengan cepat keaula kerajaan.

"Putri ini memberi hormat kepada Ayah Kekaisaran dan Ibu kekaisaran."

"Duduk ditempatmu. Kami harus membicarakan sesuatu." Suara berat Kaisar membuat Liuxi menjadi lebih serius.

"Pangeran Zhen Guo telah kembali keDinasti Han semenjak kemarin malam. Pernikahanmu juga telah dibatalkan sesuai kemauanmu yang dulu."

Liuxi menurunkan matanya dan menyembunyikan kepedihan pada hatinya. Jadi dia telah kembali tanpa mengucapkan kalimat perpisahan. Ia tidak punya siapa siapa lagi disampingnya. Yixing juga sudah pergi.

"Apakah hanya itu yang ingin Ayah kekaisaran sampaikan? Jika hanya itu, maka putri ini akan kembali kekediamannya."

Liuxi mengabaikan semua orang dan berjalan sambil melamun. Ia tidak mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan keduanya lagi. Liuxi menggertakkan giginya dan dengan cepat kembali kekediamannya dan duduk termenung.

Ia sama sekali tidak tau bagaimana harus melewati hari yang membosankan ini. Sekali lagi Pangeran Dongwei masuk kedalam kediamannya dan menariknya keluar. Liuxi terlalu malas untuk bertanya dan hanya mengikuti Pangeran Dongwei yang membawanya ketaman pribadinya.

"Bagaimana reaksi anda bisa sedatar itu setelah kemarin anda berdiri didepan kediamannya dan menangis? Pangeran Zhen Guo sebenarnya belum pulang dan menunggu reaksimu. Karena reaksimu yang datar, ia pergi dengan harapan palsu!"

"Jadi itu benar benar terjadi?" Liuxi sama sekali tidak percaya bahwa mimpinya itu adalah sebuah kenyataan. Ini terlalu mengejutkannya dan membuatnya tidak bisa berkata kata.

"Sebenarnya kau masih menyukainya, bukan?"

Liuxi hanya mengganggukkan kepalanya mengiyakan. Hatinya masih dipenuhi dengan dirinya. Ini memang membuktikan bahwa ia masih menyukai Pangeran Zhen Guo tetapi ia tidak memikirkan untuk menjadi kekasihnya.

"Benar. Rasa itu pasti hanyalah sisa sisa dari masalalu. Saya juga tidak tertarik untuk bersama dengannya lagi. Apakah ia sudah pergi? Jika itu benar maka bagus. Perasaan saya kepadanya pasti akan hilang dengan cepat." Liuxi menunjukkan senyuman palsunya lalu berjalan melewati Pangeran Dongwei.

"Karna pernikahan kami juga telah dibatalkan, saya tidak mempunyai hubungan dengannya lagi. Itu membuat saya lebih bebas dan membuat saya ingin melakukan apapun yang saya inginkan." Liuxi benar benar meninggalkan pangeran Dongwei.

Pergilah
Dan kembali kemari
Tinggalkan dia

Suara ini?!

Dengan cepat Liuxi berlari kembali kekediamannya dan menutup telinganya.
Rubah berekor sembilan bernyanyi! Bagaimana bisa suaranya yang berasal dari gunung suci bisa terdengar sampai Dinasti Qing?!

Semuanya akan baik baik saja
Disaat kau menjadi milikku
Semuanya akan musnah
Disaat kau mengatakannya.

Liuxi menutup telinganya dengan sangat erat dan tanpa sadar mengeluarkan air mata. Ia tidak boleh sampai tergoda dengan nyanyian itu! Ia masih menginginkan hidupnya lagi.

"Berhenti!" Suara lemah Liuxi sama sekali tidak membuat Rubah berekor sembilan berhenti.

"DIAM! BERHENTI!" Teriakan Liuxi membuat Rubah berekor sembilan menyanyi dengan suara besar. Bagaimanapun ia menutupi telinganya, Nyanyian itu tetap terdengar.

Pintu kamarnya ditendang oleh Pangeran Dongwei yang terlihat panik. Melihat keadaan adiknya, Pangeran Dongwei mencoba untuk menyadarkan Liuxi.

"Xixi! Kita harus bersembunyi! Sebagai generasi terakhir Dinasti Qing, Kita harus menyelamatkan nyawa kita! Tiga dinasti bergabung menjadi satu dan menyerang Dinasti Qing secara mendadak! Tidak akan ada kemenangan!"

Suara Pangeran Dongwei membuat Liuxi terkejut. Ia tidak bersembunyi namun ia menyembunyikan Pangeran Dongwei ditaman pribadinya. Pada taman itu terdapat jutaan jebakkan yang tidak masuk akal. Jadi mereka tidak akan dapat menemukan Pangeran Dongwei.

Liuxi berlari kegerbang dan melihat prajurit musuh yang sudah mulai menghancurkan gerbang. Tangannya menggambil pedang dari salah satu prajurit. Matanya melihat kearah 'mereka' yang menusuk Pangeran Zhen Guo pada jantungnya.

Singa putih yang selama ini sedang tidur dinangunkan dengan penuh amarah. Tangannya sedikit gemetaran dan kemarahannya sudah ada dipuncak.

(Liuxi nyanyi)

Musnahkan mereka yang membunuhnya.
Jangan biarkan mereka lolos dengan mudah.

Sang Singa Putih telah terbangun dari tidurnya.

Dengan cepat rambut Liuxi berubah menjadi putih. Pedang yang digenggam olehnya juga berubah menjadi pedang yang sangat kilat dan menunjukkan betapa tajamnya pedang itu.

The Coldest EmperorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang