3

16K 793 2
                                    

              Malam ini langit tampak mendung dan angin kencang terdengar dari luar, sepertinya Kota Bandung akan hujan lagi tebak Raga. Sambil memegang segelas kopi yang masih mengepulkan asapnya Raga tampak merenung memikirkan seorang wanita yang sampai saat ini masih betah berada dipikiran dan hatinya. Padahal ini sudah dua tahun berlalu tapi kenapa susah sekali melupakannya. Kadang ada rasa menyesal karena menyerahkan Johana pada Davi, ingin dirinya egois mempertahankan Johana. Tapi semua sudah terjadi dan sekarang Johana sudah bahagia, jadi lebih baik dirinya ikut berbahagia saja toh.. memang ini yang diinginkannya yaitu melihat Johana bahagia.

"Belum tidur, bang?" Ujar Martin yang melihat Raga

          Martin Morris adalah salah satu arsitek muda berbakat yang direkrut oleh Raga untuk bekerja dikantornya. Nama Morris diwarisi Martin dari ayahnya yang seorang warga negara Australia sementara ibunya adalah orang Indonesia. Martin adalah adik seniornya selama kuliah di Universitas of Melbourne. Itulah sebabnya Raga bisa mengenal pemuda tampan blasteran ini, dan karena kedua orang tua Martin berada di Aussie makanya Martin juga tinggal dirumah ini bersama Raga.

"Belum ngantuk. Lagian ada kerjaan yang harus saya selesaikan" jawab Raga

"Oh ya..bang, laporan hasil survei lokasi tadi udah aku letakin dimeja abang ya" ucap Martin

"Oke..nanti saya cek. Kamu mau ngopi juga, Tin?" Tanya Raga balik

"Oh..gak kok. Mau masak mie tadi gak sempat makan malam" jawab Martin

Raga menghela napasnya "Martin, saya ajak kamu kerja di Indonesia bukan untuk kerja rodi. Saya sudah berjanji akan menjaga kamu dengan baik dan kalau orang tuamu tahu kalau anaknya kelaparan karena bekerja dengan saya. Saya pasti akan kehilangan salah satu anggota tim saya yang berbakat"

Martin tersenyum "Asal mommy gak tau kan gak apa" dan dijawab decakan kesal Raga

"Oh ya, tin..saya mau kasih tau. Minggu depan anak pak Hernawan Sanjaya akan magang ditempat kita" ucap Raga sambil menyesap kopinya pelan

"Namanya Olivia. Saya tidak enak menolak permintaan Pak Hernawan. Dia magang dikantor kita mungkin sekitar tiga bulanan. Tapi kalian jangan terkejut kalau gadis itu sangat menyebalkan"

Lalu Raga menceritakan kejadian yang dialaminya bersama gadis muda itu hari ini "Saya gak habis pikir, anak jaman sekarang benar-benar gak ada sopan santunnya" kesal Raga

"Sepertinya bakal menarik nih" Martin tersenyum jahil

"Maksud kamu?" Tanya Raga mengerutkan alisnya dan Martin hanya mengedikan bahunya lalu berlalu dari hadapan Raga karena perutnya sudah menjerit minta diisi.

                                    ********

           Jam sudah menunjukkan hampir pukul dua belas malam tapi seorang gadis muda bukan tidur malah asyik memperhatikan dandanannya dicermin. Gadis itu sibuk selfie menghadap ke arah cermin dihadapannya sambil menunggu jemputannya.

 Gadis itu sibuk selfie menghadap ke arah cermin dihadapannya sambil menunggu jemputannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVE ARCHITECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang