31

11.4K 565 44
                                    

         Dua orang didalam ruangan itu masih saling menatap. Apa kalian berpikir kalau Olivia terluka mendengar kata-kata yang diucapkan Raga? Tidak Olivia tidak terluka, dirinya lebih merasa tersinggung. Dia merasa terhina karena ditolak terus-terusan oleh Raga bahkan disaat Raga sudah jadi miliknya. Justru mendengar kata-kata Raga barusan, dirinya jadi tambah terobsesi untuk mendapatkan cinta Raga. Akan dia buat Raga mengemis cinta padanya dan melupakan wanita sialan yang dicintainya itu.

"Oke..aku akuin..aku menciumnya tapi yang harus kamu tau aku gak tidur sama dia. Aku gak serendah itu" akhirnya Olivia berbicara tetap mencoba menjelaskan pada Raga tentang kejadian kemarin malam.

"Dan siapa om berhak menentukan aku bahagia sama siapa?"

"Sekarang kamu sudah jadi milik aku, om. Aku gak akan ngelepasin segampang itu sesuatu yang udah jadi milik aku. Jadi jangan memutuskan apa yang baik dan tidak untuk aku" Olivia melanjutkan lalu didalam hati berkata seolah berjanji pada dirinya sendiri "Dan satu hal lagi aku pastikan kamu menceraikan istri pertamamu dan juga aku bakal buat kamu ngelupain si cinta tak kesampaian kamu. Kamu hanya bakal jadi milikku selamanya"

"Aku gak perduli kamu mencintai aku atau tidak. Yang pasti saat aku mencintai seseorang, maka dia harus jadi milikku selamanya. Aku gak kenal sama yang namanya cinta tak harus memiliki" sambil mengangkat tangannya membuat tanda kutip.

"Yang jelas, namanya cinta itu harus dimiliki" jelas Olivia lagi dengan menatapnya tajam dan entah kenapa membuat Raga sedikit merinding mendengar kata-kata Olivia.

      Raga hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ternyata istri kecilnya ini belum benar-benar mengerti arti cinta. Gejolak kawula muda kalau kata judul lagu. "Itu artinya kamu tidak benar-benar mencintai saya. Kamu hanya terobsesi pada saya. Kamu belum mengerti arti cinta itu sendiri, Liv"

"Tau apa om tentang perasaan aku?" Tanya Olivia pada Raga.

"Tapi cinta tidak seperti itu Olive" ujar Raga lagi

"Jadi menurut om cinta itu seperti cinta om untuk wanita itu? Kalau menurut aku, yang om lakuin itu untuk wanita itu bodoh. Tapi kalau dipikir bagus juga sih om jadi bodoh kemarin. Karena hal itu, sekarang kamu bisa jadi milik aku" potong Olivia saat Raga ingin berbicara lagi

         Memang Olivia akui dia tidak benar-benar mengerti artinya cinta. Olivia tidak pernah dekat dengan laki-laki mana pun selain ayahnya. Jadi bagaimana dia tau rasanya jatuh cinta. Jujur saja sebenarnya dia pun tidak yakin apakah dirinya benar-benar jatuh cinta pada Raga atau tidak. Tapi yang pasti saat berada didekat Raga dirinya selalu merasa bahagia dan saat Raga jauh Olivia akan sangat merindukannya. Karena hal itulah dirinya meyakini dirinya mencintai Raga dan harus menjadi miliknya.

"Balik lagi ke soal yang tadi. Soal ciuman itu. It's just a kiss. Jangan bilang om cemburu. Karena kalau om cemburu berarti om sudah cinta sama aku" ucap Olivia telak dan membuat Raga diam.

"Sudahlah..kita jalani saja hubungan kita. Jangan pernah merasa bersalah karena aku tidak apa-apa begini" lanjut Olivia enteng sambil mengibaskan tangannya.

Raga menatap Olivia heran dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Baru sekali ini dilihatnya seorang wanita yang seperti Olivia. Raga pun berdiri berjalan menghampiri Olivia dihadapannya dan memeluk pinggangnya "Kamu tau? Kamu benar-benar wanita keras kepala dan kamu gila"

Olivia menghendikan bahunya dan berkata seolah tidak terjadi hal apapun dan tidak ada pertengkaran diantara mereka barusan "Ya..dan aku tergila-gila sama kamu. Jadi dari pada kita membicarakan hal tidak penting bagaimana kalau kita bercinta"

"Kamu yakin? Karena setelah kamu berkata seperti ini. Saya tidak akan mundur lagi dan yang saya yakini kamu sudah siap dengan segala resikonya bersama lelaki yang tidak mencintai kamu"

LOVE ARCHITECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang