27

11.5K 548 25
                                    

"Saya terima nikah dan kawinnya Olivia Callysta Sanjaya Binti Hernawan Sanjaya dengan mas kawinnya yang tersebut dibayar tunai" ucap Raga lantang didepan lima orang dihadapannya.

       Raga dan Olivia menikah secara siri seminggu setelah pembicaraan mereka kemarin. Mereka menikah di Masjid dekat apartemen pribadi Raga. Wajah Olivia merengut kesal, tidak ada senyuman padahal ini adalah hari bahagianya. Tidak ada gaun indah ataupun pesta pernikahan seperti mimpi Olivia seandainya dia menikah. Bahkan Olivia saat ini hanya menggunakan kemeja putih dan celana panjang hitam. Yang paling utama yang membuat Olivia sedih adalah ketidakhadiran papinya dipernikahannya.

        Setelah orang-orang yang dibayar Raga bubar, Raga dan Olivia kembali ke apartemen pribadi Raga "Ini kunci apartemen saya buat kamu" ucap Raga menyerahkan kunci serep apartemennya untuk Olivia

"Liv, nanti ingat ya. Jangan hubungi saya sebelum saya menghubungi kamu. Atau semua akan jadi kacau. Terus kalau dikantor kamu bersikap biasa saja ya, nanti anak-anak pada curiga" ucap Raga sambil melepas kemeja putihnya.

         Olivia yang masih dalam mode merajuknya bertambah dongkol mendengar kata-kata Raga. Memang Olivia sudah menyetujui akan menyembunyikan pernikahan mereka untuk sementara waktu tapi tetap saja sebagai seorang wanita Olivia kecewa karena di nomor duakan. Sementara mata Raga melirik Olivia yang masih menekuk wajahnya, mendengus kesal. Dua kali dia menikah, dua kali pula dia menghadapi pengantinnya yang merajuk. Raga berpikir, coba saja yang menjadi istrinya Johana, pasti tidak akan seperti ini keadaannya. Raga jadi menyesal menikah walau punya dua istri. Kata siapa punya istri dua itu enak, dua-duanya hanya bisa membuatnya kesal. Maya dengan sifat perfeksionisnya dalam segala hal yang baru Raga tahu dan Olivia dengan sifat keras kepalanya.

        Raga jadi teringat Johana. Wanita yang masih ada dihatinya sampai saat ini. Dimata Raga memang tidak ada wanita lain yang bisa menyaingi betapa sempurnanya Johana. Kadang muncul pikiran jahatnya dimana terselip doa semoga Davi meninggalkan dunia ini dan Johana menjanda jadi dirinya punya kesempatan untuk memiliki Johana lagi. Ya..seperti judul sebuah lagu "Ku tunggu jandamu" Tapi pikiran seperti itu langsung ditepisnya. Melihat Johana bahagia adalah kebahagiaannya juga. Raga menghela nafasnya dan matanya jadi beralih menatap sendu foto Johana yang masih berada dikamarnya.

       Olivia yang sedang duduk diatas ranjang. Melirik Raga sebal karena laki-laki itu bukan berusaha membujuknya malah mengamati gambar besar yang ada dikamar itu. Gambar seorang wanita yang Olivia tahu masih menguasai hati Raga.

"Ekhm..ekhm.."

Raga mengalihkan pandangannya ke Olivia mendengar perempuan itu berdehem.

"Terus aja pandangin itu foto. Mana tau dia jadi kayak hantu Samara"

Melihat ekspresi Raga, Olivia sadar Raga kurang piknik. Tidak pernah nonton televisi karena tidak paham dengan omongannya "Is..itu loh hantu yang di film The Ring. Yang jadi hidup terua keluar dari televisi"

Raga terkekeh melihat Olivia yang berusaha bercanda "Kamu gak ngambek lagi?" dan langsung duduk disamping Olivia sambil mengacak rambut gadis yang sudah jadi istrinya.

"Masih dong. Enak aja!! Minta maaf kek. Bujukin kek!!! Istrinya lagi ngambek ini" ucap Olivia cemberut

Raga menarik bibir Olivia gemas "Ngambek kok ngomong. Kamu kalau bibirnya gini pengen aku cium deh"

"Aww..sakit tau" ucap Olivia  sambil mengelus-elus bibir merahnya

Raga tertawa melihat Olivia "Uluh..uluh..Sakit ya? Sini aku obatin" dan saat wajah Olivia menghadap ke arahnya Raga langsung mengecup bibir Olivia.

"Nyosor aja terus" ujar Olivia

"Ya..kan yang disosor istri sendiri" goda Raga sambil menoel-noel pipi Olivia.

LOVE ARCHITECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang