Olivia mengelus dengan sayang perutnya yang mulai menonjol karena kehamilannya. Terkadang wajahnya meringis karena pergerakan bayi yang ada didalam perutnya. Tak terasa sudah hampir tujuh bulan dirinya mengandung. Memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang dihadapannya. Mata Olivia menangkap keluarga kecil yang menikmati sore mereka dengan ceria dimana sang ayah terlihat bermain bola dengan anaknya. Tersenyum miris Olivia mengelus perutnya kembali dan meneteskan air matanya.
"Sial..semenjak hamil. Gue sensitif banget" ucap Olivia pelan sambil menghapus air matanya.
Didalam hati Olivia meminta maaf kepada calon anaknya karena tidak bisa memberikan keluarga yang utuh. Sebaik apapun dia sebagai seorang ibu kelak, anaknya pasti akan merasa kekurangan karena tidak ada kehadiran seorang ayah disisinya. Sama seperti yang dirasakan olehnya, sebaik apapun ayahnya, Olivia tetap merasakan ada yang kurang didalam hidupnya karena tidak adanya seorang ibu yang berada disampingnya. Dia merasa bersalah pada anaknya karena sudah membuat anaknya mempunyai nasib yang sama dengannya. Ah..andai waktu bisa diputar kembali, dia tidak akan bertindak bodoh bahkan rela melakukan apapun hanya untuk mendapatkan seorang lelaki berengsek yang pernah menjadi suaminya.
Flash back
"Kenapa kamu tidak mau makan?" Bentak Diandra
"Mami, aku udah bilangkan. Kalau mami memisahkan aku dari om Raga aku lebih baik mati aja" balas Olivia
"Buka mata kamu Via. Dia tidak mencintai kamu. Tadi mami menemuinya, bertanya bersediakah dia menikahi kamu secara resmi untuk bertanggung jawab atas kandungan kamu. Kamu tau dia jawab apa?" Tanya Diandra kesal
"Mami nemuin om Raga?" Tanya Olivia malah balik bertanya
"Ya..melihat kamu yang begitu mencintai laki-laki berengsek itu. Mami rela menemuinya duluan. Lalu kamu tau dia bilang apa. Dia tidak bersedia bertanggung jawab dan memilih istri sahnya" Ucap Diandra
"Gak..pasti ini cuma akal-akalan mami aja. Biar aku jadi benci sama om Raga" bantah Olivia
"Terserah...kalau kamu gak percaya kamu bisa menemuinya langsung. Mami tidak akan melarang. Biar kamu tau seberapa berengseknya pria tua yang kamu cintai itu" balas Diandra
Disinilah Olivia menunggu Raga diapartemen laki-laki itu. Tadi Olivia meminta Raga menemuinya di apartemen. Memang tidak ada balasan dari chat yang dikirimkan Olivia tapi Olivia yakin kalau Raga pasti datang untuk menemuinya. Hari sudah hampir tengah malam saat pintu apartemen terbuka. Olivia yang masih menunggu Raga menegakkan tubuhnya dan tersenyum senang melihat pujaan hatinya kembali setelah beberapa hari tidak bertemu. Mana Raga tidak pernah membalas ataupun mengangkat teleponnya semenjak pertengkaran mereka terakhir kali.
"Om..aku tau om pasti datang" ujar Olivia senang dia berdiri bergerak ke arah Raga untuk memeluk suaminya tapi belum sampai ke dekat Raga. Laki-laki itu bersuara
"Berhenti disitu" ucap Raga dingin
Kening Olivia berkerut "Kamu masih marah? Aku minta maaf deh om Popeye. Janji gak akan ngulangin lagi" sambil tangannya membentuk huruf "V" dan tersenyum lebar
"Saya tidak mau dekat-dekat pembunuh" ucap Raga
"Ck..jadi om bela Maya nih. Aku gak ngeracunin dia. Buktinya aku bebas sekarang. Itu karena aku gak terbukti bersalah kan?" Ujar Olivia
"Saya tidak menyangka kamu sanggup melakukan hal keji seperti itu" ucap Raga yang masih ngotot menyalahkan Olivia
"Ya..ampun. Aku gak mungkin sekejam itu,om. Oke..aku emang usil tapi aku gak mungkin sampai menghilangkan nyawa orang lain. Aku masih punya otak dan lagi aku tidak ingin ANAK KITA lahir dan besar dipenjara" ucap Olivia sambil menekankan kata "Anak Kita" agar Raga mengerti kalau dirinya sedang hamil
![](https://img.wattpad.com/cover/142967145-288-k430785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ARCHITECT
ChickLit-SEKUEL FRAGILE Raga Harjono memutuskan untuk menyerah pada cinta pertamanya. Pengalaman percintaan yang pahit membuatnya enggan dekat dengan wanita manapun lagi. Namun disaat umurnya sudah menginjak 35 tahun. Sang ibu menuntutnya untuk segera menik...