47

10.3K 620 27
                                    

           Wangi bermacam-macam bunga tercium dari ruangan ini. Olivia tersenyum bahagia melihat bunga-bunga yang bertebaran disekitarnya. Saat ini dia dan Andika ada di toko bunga. Entah mengapa semenjak hamil Olivia sangat menyukai bunga. Tak terasa pula tinggal menghitung hari dirinya akan melahirkan. Olivia tersenyum senang mengelus perutnya karena sang princess sebentar lagi akan lahir. Ya..satu bulan yang lalu Olivia memutuskan untuk bertanya tentang jenis kelamin anaknya pada dokter kandungannya dengan ditemani oleh Andika. Andika lah yang menjadi calon ayah siaga untuk bayinya. Bahkan setelah mengetahui jenis kelamin anak Olivia. Andika berinisiatif mengajak Olivia untuk berbelanja kebutuhan bayi wanita yang dicintainya tersebut. Andika yang seharusnya cuma dua minggu di New York untuk liburan menambah waktu liburannya sendiri dan menunda kepulangannya ke Indonesia demi Olivia karena Andika merasa inilah kesempatannya untuk meraih hati Olivia.

"Kamu suka?" Tanya Andika

"Ya..makasih ya..udah nemenin gue kemana-mana akhir-akhir ini. Bahkan loe membatalkan kepulangan loe ke Indo" ujar Olivia merasa tak enak

"Loe kapan balik? Loe kan harus kuliah, Dik. Nanti loe kena skors gara-gara gue" lanjut Olivia lagi

Andika tersenyum lembut "Gak usah dipikirin. Itu urusan aku. Kamu prioritas dihidup aku, Liv. Aku mau nemenin kamu sampai kamu lahiran. Kalau kamu ijinin aku rela nemenin kamu di ruang bersalin. Kata orang kan, wanita akan merasa lebih kuat kalau ditemani suami saat melahirkan"

Olivia berhenti memilih bunga dan tersenyum miris mendengar ucapan Andika "Gue gak nyangka loe sebaik ini, Dik. Sayangnya loe bukan laki gue" lalu melanjutkan memilih bunga yang akan dibelinya

"Itu karena aku cinta dan sayang banget sama kamu. Aku gak akan bosan ngomong ini ratusan kali bahkan ribuan kalau perlu jutaan kali untuk meyakinkan kamu tentang perasaanku untuk kamu. Jadi kalau kamu mau aku bersedia jadi suami kamu bahkan ayah dari anak kamu" ujar Andika

"Hh..loe udah ngomong ini jutaan kali sama gue" sindir Olivia dan Andika tertawa

       Andika senang karena sekarang Olivia tidak lagi memandangnya sinis dan berkata ketus. Malah dia merasa Olivia mulai percaya padanya. Walau Andika tahu Olivia belum mengijinkannya untuk memasuki hati wanita itu. Andika juga tersenyum sendiri membayangkan reaksi sahabat-sahabatnya seandainya mereka tahu kalau sekarang dia sedang dekat dengan Olivia tanpa perang urat syaraf.

       Olivia sendiri selama di New York selalu merasa kesepian karena sering sendirian saat dirumah. Maminya jarang sekali pulang karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Terkadang sekali-kali papinya mengunjunginya ketika tak terlalu banyak pekerjaan. Namun semenjak kehadiran Andika akhir-akhir ini rasa kesepiannya sedikit terobati. Ternyata Andika orang yang menyenangkan sebagai teman. Yah..hanya sebatas teman karena Olivia belum mampu membalas perasaan Andika.

        Olivia bahkan sudah menceritakan tentang hidupnya yang merasa tersisihkan karena kedua orang tuanya yang hanya memikirkan pekerjaan. Hal itu pula lah yang membuat Olivia dan Andika menjadi bertambah dekat. Mereka merasa senasib. Mempunyai orang tua yang kaya raya tapi kesepian.

"Yuk...pulang" ajak Olivia ketika sudah mendapatkan yang diinginkannya

"Sini aku yang bayar" ujar Andika

"Gak usah Dik..kemarin perlengkapan baby aja udah pake uang kamu. Belum lagi tiap kita makan. Aku bayar sendiri aja kali ini" ucap Olivia

"Kali ini aku yang bayar besok baru kamu" bujuk Andika dan Olivia hanya bisa pasrah. Sudah berapa kali Andika berkata seperti itu tapi nyatanya laki-laki itu yang selalu mengeluarkan uangnya.

        Saat sudah tiba didepan rumahnya. Olivia berdada ria dengan Andika yang baru mengantarnya pulang. Tak sadar seseorang sedang mengawasinya dengan mata yang penuh amarah. Dirinya yang memang sudah emosi sedari kemarin bertambah emosi ketika mendapati lagi Olivia bersama pemuda yang sama dengan yang dilihatnya waktu itu direstoran. Apalagi melihat senyum lembut yang ditampilkan Olivia untuk pemuda itu membuatnya bertambah kesal. 

LOVE ARCHITECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang