39

11.8K 708 33
                                    

Suasana haru tampak disalah satu ruangan rumah sakit. Hanum ibunda dari Maya memeluk suaminya erat, senyum lega terbit dibibirnya karena mendengar keadaan Maya yang membaik.

"Mah, Maya kenapa?" Tanya Maya lemah

Maya tidak sadar sudah terbaring dirumah sakit beberapa hari ini. Seingatnya dia sedang menyantap makanan disalah satu restoran bersama teman-temannya yang diakhiri dengan sesak nafas hebat sisanya dia tidak tahu lagi dengan apa yang terjadi pada dirinya. Ketika bangun Maya mendapati dirinya dipenuhi selang-selang dan ibunya yang sedang memegang tangannya sambil menangis. Saat ini selang-selang tersebut sudah dilepaskan dari tubuhnya tapi Maya masih diharuskan menggunakan selang oksigen karena nafasnya yang masih sedikit sesak.

"Kamu sakit.. Kamu bikin takut mamah..kamu..." ucap sang Hanum terisak

Mata Maya memerah melihat ibunya sangat mencemaskannya "Mah..Maya udah gak apa-apa kok"

"Kamu tau dek..kemarin lihat kamu dipasangi alat-alat itu. Rasanya mamah yang mau gantiin kamu disitu. Mamah takut kamu pergi dek.." tunjuk Hanum pada alat-alat yang kemarin terpasang ditubuh putrinya.

Hanum kemarin sedang mencuci piring saat mendapat kabar dari sahabat anaknya kalau sang putri masuk rumah sakit. Ketika Hanum sampai dirumah sakit, tubuhnya lemas mendapati sang putri dimasukkan ke ruangan ICU dan dipasangi alat-alat medis yang dia tidak tahu namanya apa. Hatinya sakit melihat sang putri yang terlihat susah bernafas dan detak jantungnya yang terlihat lemah.

Dokter menjelaskan kalau Maya mengalami Anafilaksis (reaksi alergi parah) karena terlambat ditangani. Namun, tak lama kemudian dia dikejutkan berita dari sahabat anaknya yang memberi kabar bahwa salah seorang pelayan restoran mengabarkan kalau ada seorang tamu wanita yang gerakannya mencurigakan. Setelah diselidiki tamu wanita itu tampak di CCTV sedang menuangkan sesuatu ke makanan Maya. Dari situlah pihak keluarga Maya menyakini bahwa Maya bukan mengalami alergi tapi diracuni.

Hanum melepaskan pelukan suaminya lalu beralih memeluk Maya "Kamu kesayangan mamah, dek. Jangan buat mamah takut gini"

Maya balas memeluk ibunya lalu mengusap pelan punggung ibunya lembut.

"Ya..mah. Maafin Maya yang udah buat mamah cemas ya"

"May.."

"Papah.." ujar Maya dengan senyuman lemah

"Syukur kamu udah baik-baik saja. Kami semua cemas banget sama keadaan kamu" ujar sang ayah Maya sambil mengelus rambut putrinya.

Maya menyadari sedari tadi seluruh keluarganya lengkap diruangan ini. Tapi tidak terlihat kehadiran suaminya disini. Apa Raga tidak tahu kalau dia sakit?

"Mah, mas Raga tau tentang keadaan Maya?"

"Oh ya..suami kamu masih di London. Mamah sudah kasih kabar katanya kemarin semua penerbangan full. Mungkin saja hari ini sudah sampai jakarta. Dia belum kasih kabar lagi. Kamu tenang aja. Suami kamu waktu dengar kamu sakit langsung panik dan memutuskan untuk langsung pulang. Raga sepertinya sangat mencintai kamu, dek.." jelas Hanum sambil tersenyum lembut.

Rona merah muncul diwajah pucat Maya saat mendengar ucapan ibunya. Maya menyesal terakhir mereka bertemu diwarnai dengan pertengkaran. Ternyata suaminya itu sangat perduli padanya. Harusnya dia tidak meragukan Raga dan percaya dengan gadis gila itu. Buktinya Raga meninggalkan pekerjaannya yang penting karena mencemaskan keadaan dirinya. Maya jadi merasa bersalah sekarang, dia berjanji didalam hati nanti kalau Raga sudah tiba dia akan langsung minta maaf pada Raga dan juga pada kedua mertuanya atas sikapnya kemarin.

Akhirnya orang yang ada dipikiran Maya muncul bersama kedua orang tuanya. Maya merasa heran melihat wajah Raga yang memar-memar dan kepalanya diperban.

LOVE ARCHITECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang