LOVE ARCHITECT

44

          Seorang wanita yang wajahnya tampak pucat dengan mata bengkak karena terlalu banyak menangis terlihat sedang tertidur diatas sofa. Dihadapannya seorang lelaki sedari tadi terus menatapnya sendu karena merasa bersalah sudah menyakiti wanita itu. Tangannya bergerak perlahan menyentuh bahu wanita itu untuk membangunkannya karena ingin pamit pulang.

"May..bangun May.."

         Maya tampak mulai membuka matanya. Saat matanya terbuka sempurna, Maya hanya diam menatap Raga, tidak bergerak dari posisinya yang berbaring diatas sofa.

"Saya pulang dulu ya!! Sebaiknya kamu pindah kekamar dan jangan lupa kunci pintunya" ujar Raga

          Maya membuang wajahnya kesamping mengacuhkan kata-kata Raga. Dirinya kembali menangis padahal matanya sudah terasa perih karena akhir-akhir ini terlalu banyak menangis. Kalian pikir apa yang Maya rasakan saat ini. Maya sakit hati, kecewa, hancur, marah semua rasa bercampur jadi satu. Harusnya Raga jangan masuk ke kehidupannya kalau hanya ingin menghancurkan hidupnya. Bayangkan hanya beberapa bulan Maya mengenal Raga tapi hidup Maya yang awalnya tenang langsung hancur dalam sekejap.   

       Maya menyalahkan takdir yang membuatnya bertemu dan jatuh cinta pada laki-laki seperti Raga. Maya menyadari kalau Raga memang tidak mencintainya saat laki-laki itu melamarnya, tapi Maya hanya memegang janji Raga yang akan mencoba untuk membahagiakannya. Namun apa yang didapatnya kini. Raga malah berselingkuh dengan seorang wanita muda murahan bahkan membuat wanita itu hamil. Teringat wanita itu hamil anak Raga membuat Maya tersenyum sinis. Seingatnya selama beberapa bulan mereka menikah Raga bahkan hanya menyetuhnya sekali. Belum lagi Maya dan keluarganya tertekan karena dijadikan bahan gosip dikalangan keluarga besar mereka. Gosip tentang pernikahannya yang hancur dimasa-masa yang harusnya dinikmati sebagai pasangan pengantin baru. 

         Bagaimana mungkin pula Maya tidak jadi bahan gosip. Suaminya yang mengakui sudah menikah siri dengan wanita lain dan wanita itu sedang hamil pasti jadi bahan gosip hangat dikeluarga Maya. Orang tua Maya yang sangat kecewa meminta Maya dan Raga untuk tidak bercerai secara resmi dulu menghindari mulut-mulut tetangga. Cukup keluarga besar Maya saja yang menggunjing keluarga Maya, jangan pula para tetangga turut menggunjingkan Maya. Ibunya Maya bahkan sampai jatuh sakit saat mendengar masalah putri satu-satunya tersebut. Itulah sebabnya Maya ingin memperbaiki semuanya bersama Raga. Dia tidak ingin mengecewakan keluarganya. Lagipula dia masih sangat mencintai Raga.

Raga mendesah karena diabaikan Maya. Dia mengerti pasti saat ini Maya sangat membencinya "Saya pulang!! Saya minta maaf atas apa yang terjadi diantara kita" ujar Raga lalu berdiri.

Saat Raga sudah didekat pintu, Maya ternyata sudah berlari dan memeluknya dari belakang "Tolong...jangan pergi. Bisakah malam ini saja kamu menemaniku untuk terakhir kalinya?"

Raga membiarkan Maya memeluknya. Baju belakangnya terasa basah karena tangisan Maya "Maaf..saya tidak bisa. Saya tidak ingin memberi kamu harapan semu. Berhentilah menangis karena saya, May. Lepaskan saya..bahagiakan hidup kamu"

Maya menggeleng dibalik badan Raga "Aku gak mau pisah sama kamu, mas. Kalau kamu gak mau rujuk karena aku. Tolong demi mama,mas. Mamaku sakit karena masalah kita. Mungkin dengan kita rujuk mamaku akan cepat pulih. Bertahanlah denganku. Beberapa tahun pun tak apa. Sampai mama benar-benar siap menghadapi kenyataan tentang rumah tangga kita"

Raga berbalik badan, melepaskan pelukan Maya dari tubuhnya. Raga memegang kedua pundak Maya "Hh...Sekarang lebih baik kamu istirahat dulu. Saya mau pulang, Ok!! Saya rasa kita tidak bisa bicara saat kamu masih seperti ini. Kita bisa bicara lagi saat kamu sudah tenang"

"Bagaimana mungkin aku bisa tenang saat suamiku ingin menceraikan ku karena wanita lain, mas? Aku tidak akan bisa tenang. Tidak akan bisa berpikir jernih. Apalagi kamu akan segera pergi. Entah kapan kita bisa bicara lagi" ujar Maya kesal