30

12.9K 571 14
                                    

          Hari sudah menjelang sore tapi matahari tetap menunjukkan kesangarannya. Seorang pemuda tampak turun dari mobil sport hitamnya. Wajahnya yang tampan meringis karena terkena cahaya matahari. Dia menatap rumah besar dihadapannya. Rumah tempat pujaan hatinya berada.

"Spadaaa...permisi" ucap pemuda tampan itu

       Seorang pemuda lain tampak keluar dari sebuah ruangan dirumah itu dan senyuman ramah muncul di wajahnya.

"Selamat sore mas, ada yang bisa dibantu?" Tanya pemuda itu ramah

"Maaf..apa Olivianya ada?"

"Olivia?"

"Ya..Olivia. Dia magang disini kan?" Tanya pemuda itu

Pemuda yang berada dirumah itu meneliti si pemuda tampan dihadapannya dengan seksama bahkan membuat yang dipandangi menjadi risih.

"Sori mas...Olivianya ada kan?" Akhirnya si pemuda tampan bertanya lagi

"Eh..ada kok" jawabnya gugup

"Saya mau jemput Olivia nih, jam pulangnya jam berapa ya?" Tanya si pemuda tampan sambil melihat ke jam tangan mahalnya.

"Oh..mau jemput Olivia. Masih setengah jam lagi sih jam pulangnya. Kalau mau nunggu, duduk didalam aja"

"Gak usah panggil mas deh. Gue Andika" tangan Andika terulur untuk berkenalan

"Ardi.."

"Duduk dulu aja ya bro..gue kasih tau Olive nya dulu, oke" ujar Ardi yang mulai menggunakan bahasa non formalnya.

"Oke..trims" lalu Ardi pun berlalu ke ruangan lain. Andika duduk disofa diruang tengah sambil manggut-manggut mengagumi interior kantor tempat sang pujaan hati magang.

Tak lama Olivia keluar dan memandang Andika tajam. Olivia mendengus tidak suka dengan kehadiran Andika. Berbanding terbalik dengan reaksi Andika yang tersenyum sumringah melihat sang pujaan hati.

"Hai..sayang"

"Mau ngapain loe?" Tanya Olivia ketus

        Andika yang masih teringat peristiwa tadi malam saat Olivia mencium bibirnya, masih saja tersenyum-senyum sendiri. Tadi malam ciuman mereka terhenti karena teriakan salah satu sahabatnya yang meneriakan kalau Vera pingsan. Andika sempat kesal karena hal itu, karena jika tidak begitu mungkin dirinya bisa lebih lama menikmati bibir manis Olivia dan dengan pedenya Andika menganggap kejadian tadi malam menandakan bahwa Olivia juga menyukainya. Gara-gara ciuman tadi malam pula Andika kini mengikrarkan dirinya sebagai kekasih Olivia.

"Aku mau jemput kamu" jawab Andika mengabaikan kalimat ketus barusan

"Gak perlu. Gue bisa balik sendiri. Lagian loe berubah haluan jadi tukang ojek hah? Kalo iya..gue ngerasa gak pesen kang ojek tuh"

         Ardi yang baru keluar dari ruangan sehabis memberitahukan soal kedatangan Andika pada Olivia tertawa kecil melihatnya. Ardi yang awalnya meringis ketika pertama kali melihat saingannya dalam mendekati Olivia, karena dia merasa pemuda dihadapannya itu tampan dan sepertinya anak orang kaya. Dengan Raga yang tua bangka saja dia kalah apalagi dengan pemuda yang masih muda dan tampak sangat serasi dengan Olivianya yang cantik. Bahkan menurut Ardi, pemuda itu bisalah menyaingi idola Olivia yaitu seorang Raga Harjono sang arsitek tampan dan sukses. Tapi pikirannya salah, ternyata nasibnya sama saja sepertinya yaitu ditolak mentah-mentah oleh Olivia dan tentu saja tidak bisa mengalahkan si pak tua bosnya.

"Kalo kang ojeknya kayak aku sih. Banyak yang ngantri tau!! Nanti kamunya malah cemburu liat aku bawa cewek lain" ucap Andika tengil

"Iss..jijik gue!! Udah..gue gak butuh loe jemput. Sekarang mending loe pergi dari sini"

LOVE ARCHITECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang