29

11K 555 21
                                    

       Keesokan harinya dikantor Raga, seperti pagi-pagi sebelumnya setiap pagi, anggota tim Raga kali ini minus Fero karena sedang cuti liburan duduk diruang tengah. Masing-masing sedang menikmati segelas kopi sembari bercerita ringan.

"Liv, loe kenapa?" Tanya Inggit yang melihat Olivia meringis sambil memegang kepalanya yang sakit. Gadis itu nampak diam sedari tadi. Tentu saja kepala Olivia sakit. Ini pasti efek karena terlalu banyak minum tadi malam.

"Gue gak apa kok, kak"

"Mau aku ambilin obat?" Tanya Ardi yang lagi-lagi mencoba mendekati Olivia.

"Gak usah" jawab Olivia sekenanya malas meladeni Ardi.

"Tapi kamu pucat banget, Liv" ujar Ardi lagi

"Ck...udah deh bang Ardi. Gak usah sok perhatian lagi sama aku. Harus aku bilang berapa kali kalau aku gak suka sama loe. Gue aja yang nolak loe capek, kok loe gak capek-capek sih" ucap Olivia ketus.

Tawa Martin dan Bembi menggelegar "Mampus loe..udah deh Ar. Loe mah bukan saingan bang Raga. Ibarat itu loe cuma upilnya bang Raga" ejek Bembi telak

"Sialan kalian..temen patah hati malah diketawain" sementara reaksi Inggit entah kenapa hanya diam saja sambil menggigit bibirnya.

         Tak lama Raga ikut muncul dan bergabung dengan yang lainnya. Biasanya saat Raga datang segelas kopi buatan Olivia pasti langsung tersedia untuknya. Tapi tidak hari ini, Olivia mengabaikannya. Diliriknya wajah Olivia yang pucat dan meringis menahan sakit.

"Liv, kamu sakit?" Tanya Raga yang khawatir melihat keadaan Olivia.

"Gak.." jawab Olivia ketus menanggapi pertanyaan Raga

        Semua orang yang ada diruangan itu. Memandang Olivia heran karena tidak biasanya Olivia menjawab pertanyaan Raga dengan nada ketus.

"Kayaknya si Olive lagi PMS deh, bang" ejek Martin yang mendapat pelototan dari Olivia

      Raga yang juga merasa heran kenapa Olivia bersikap ketus padanya pagi ini seketika teringat dengan kejadian tadi malam. Pikir Raga pasti gara-gara tadi malam Olivia marah saat ini. Raga yang mengerti harus berbicara dengan Olivia langsung berdiri menuju keruangannya dengan alasan ada pekerjaan yang harus diselesaikannya tapi tak lama setelah yang lain membubarkan diri. Raga memanggil Olivia untuk masuk keruangannya.

      Saat Olivia sudah duduk didepan Raga. Raga berjalan kearah pintu ruangannya dan menguncinya.

"Kamu marah?" Tanya Raga lembut saat sudah berada didekat wanita itu dan memeluknya dari samping.

Olivia hanya diam melengos kearah lain tidak mau menatap wajah Raga.

"Liv, saya minta maaf ya. Saya kan udah bilang, saya akan hubungin kamu saat.." tapi belum Raga menyelesaikan nya Olivia memotongnya dan berdiri sambil marah-marah

"Apa? Tunggu istri pertama kamu tidur gitu? Kamu pikir aku apa hah? Pelacur simpanan kamu?" Ujar Olivia kesal dan sudah meneteskan air matanya.

"Olive..apa-apaan kamu?" bentak Raga karena mendengar wanita itu berkata kasar.

"Benerkan? Kalau seperti ini, aku beneran merasa jadi pelacur kamu. Kamu sepertinya butuh aku saat kamu butuh seks aja" ucap Olivia yang baru menyadari tiap pertemuan mereka akan berakhir diatas ranjang.

"Kamu kenapa sih? Kok tiba-tiba emosi gini" tanya Raga kesal

"Kamu tanya kenapa? Kamu tanya kenapa?"

"Kamu tau aku butuh kamu banget tadi malam. Aku cuma mau denger suara kamu. Tapi kamu malah marah-marah dan matiin telfon. Kita menikah untuk berbagi suka dan duka. Tapi kamu kayaknya cuma mau sukanya aja" sindir Olivia

LOVE ARCHITECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang