Raga terlihat meraba-raba nakas disamping tempat tidurnya dengan mata masih terpejam untuk meraih handphonenya yang berbunyi nyaring. Siapa yang menelponnya sepagi ini, tidak tahukah si penelpon kalau mata Raga baru terpejam dua jam yang lalu. Jadi awas saja jika ini bukan telepon yang penting. Akan dia maki habis-habisan nanti si penelpon.
"Haloo.." sahut Raga dengan suara serak dan matanya masih terpejam
"Raga, kamu masih tidur ya? Bangun kamu sana shalat subuh. Udah jam setengah enam ini" ucap sang ibu diseberang sana
"Ya..bun, lima menit lagi" batal rencana Raga untuk memaki si penelpon yang ternyata ibunya sendiri
"RAGAAA" teriak sang ibu
Raga terduduk karena teriakan sang ibu dan mengusap wajahnya kasar "Ya..bun, ya...Raga bangun"
"Ya..udah..buruan shalat. Nanti abis shalat subuh jangan lupa hubungi bunda balik. Awas aja kalau gak.." pesan sang ibu
"Hmm..."
"Jangan ham..hem..aja. ya udah...bunda tunggu ya" tutup sang ibu
Setelah menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim Raga langsung menghubungi ibunya kembali. Pernah satu kali ibunya menyuruhnya untuk menelpon dan Raga malah mengabaikannya. Sang ibu langsung menyusulnya ke kantor untuk mengomeli Raga. Tentu saja saat itu Raga malu sekali, dirinya diperlakukan seperti anak kecil didepan para karyawannya.
"Kenapa bun?" Ucap Raga setelah mengucap salam
"Udah shalatnya?" Tanya Rita
"Udah" jawab Raga sambil menguap
"Nanti malam jangan lupa pulang kerumah ya. Ingat kita ada janji makan malam dengan keluarga Bu Hanum. Jangan buat malu bunda"
Astaga Raga benar-benar lupa soal acara perjodohan itu. Raga langsung berpikir keras bagaimana caranya menolak permintaan ibunya. Kemarin dia hanya mengiyakan saja untuk menghindari omelan sang ibu. Raga benar-benar belum mau untuk dekat dengan wanita lain. Hatinya belum siap untuk memulai suatu hubungan.
"Bun, Raga lagi banyak proyek. Ini aja tadi baru tidur jam tiga subuh karena terlalu banyak kerjaan. Besok-besok aja ya" ucap Raga membujuk
"Aduh...Raga. Bunda gak enak dong sama Bu Hanum. Cuma pulang makan malam aja terus kamu bisa balik lagi ke kantor. Yang penting kenalan dulu deh sama anaknya bu Hanum" ucap Rita
Raga menghela napas karena ibunya ini adalah orang yang susah ditolak. Ibunya ini akan terus membujuknya sampai Raga mau menurutinya
"Raga usahain ya, bun. Udah ya Raga mau tidur lagi. Masih ngantuk banget" ujar Raga karena malas mendengar rengekan ibunya
"Kamu mah gitu!! Pokoknya bunda gak mau tau nanti sore wajib pulang. Awas aja kamu kalau gak pulang"
Setelah mendengar sedikit omelan sang ibu tadi ditelepon, Raga memutuskan untuk menyambung tidur kembali karena matanya benar-benar masih mengantuk. Tapi baru ingin terpejam lagi-lagi Raga mendengar bunyi berisik dari arah bawah. Raga terduduk kembali dan mengusap wajahnya karena kesal. Kenapa susah sekali dirinya untuk tidur. Ketika sudah sampai bawah, Raga melihat Bembi sedang beradu mulut dengan seorang wanita.
"Ya..gak bisa gitu. Motor loe aja udah buat mobil temen gue lecet"
"Dengar ya...kalian yang nyerempet motor saya. Motor saya rusak dan saya terluka. Gimana nih?Tanggung jawab dong. Lagian kalau mabuk ya gak usah bawa mobil" Ucap Bembi kesal pada gadis cantik dihadapannya. Sebenarnya mata Bembi tidak fokus karena sebentar-sebentar melihat ke dada gadis dihadapannya. Gila...Bembi cowok normal yang kalau disuguhkan pemandangan seperti ini tentu tidak akan menolak. Bembi anggap ini rejeki ditengah musibah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ARCHITECT
Chick-Lit-SEKUEL FRAGILE Raga Harjono memutuskan untuk menyerah pada cinta pertamanya. Pengalaman percintaan yang pahit membuatnya enggan dekat dengan wanita manapun lagi. Namun disaat umurnya sudah menginjak 35 tahun. Sang ibu menuntutnya untuk segera menik...