Bembi baru pulang dari kantor klien dan ingin melaporkan hasil kerjanya pada Raga. Dirinya yang tidak tahu kalau Raga sedang kedatangan tamu. Seperti biasanya langsung masuk ke ruangan Raga yang memang tidak pernah terkunci. Toh...Raga memang tidak pernah macam-macam. Tapi pemandangan dihadapannya barusan benar-benar membuatnya terkejut. Tubuh Olivia tampak berada diatas tubuh Raga dalam posisi yang terbilang intim .
"Wow...sori aku ganggu" lalu Bembi berbalik badan melangkah menjauh dari ruangan Raga tanpa lupa menutup pintu itu kembali
"Minggir kamu, Bembi pasti berpikir macam-macam tentang kita. Cepat minggir" ucap Raga
Tapi Olivia malah tersenyum-senyum memandangi wajah Raga yang tepat berada dihadapannya. Bukan menyingkir Olivia malah mengecup bibir Raga sekilas dan membuat Raga jadi mendorong tubuh Olivia kuat supaya gadis itu tergeser dari atas tubuhnya
"Aduh..sakit om" ringis Olivia yang terdorong ke samping
"Kamu ya..ampun..ampun!!! Sekarang kamu keluar dari ruangan saya atau saya saja yang keluar dari ruangan ini. Terserah kamu...!! Tapi kalau saya yang keluar. Jangan harap kamu bisa magang ditempat saya" ucap Raga yang benar-benar naik darah karena sikap Olivia
Olivia berdiri dan menghentakan kakinya kesal "Oke..aku balik. Jangan marah-marah mulu om ntar keriputnya tambah banyak baru tau rasa"
"Memang saya sudah tua dan soal keriput diwajah saya itu bukan urusan kamu. Cepat keluar" ucap Raga yang sudah membuka pintu ruangannya mempersilahkan Olivia segera keluar dari ruangannya.
"Ih..awas aja kalau kangen sama aku" ucap Olivia saat sudah mencapai pintu
"Cepat keluar dari ruangan saya Olivia. Tenang saja kamu orang terakhir yang akan saya rindukan. Sekarang silahkan kamu pulang" usir Raga
Lima belas menit kemudian setelah kepergian Olivia, Martin dan Bembi langsung menerobos masuk ke dalam ruangan Raga. Mereka berdua mendekati meja Raga. Raga berdecak kesal karena niatnya yang ingin melanjutkan pekerjaan terganggu kembali.
"Wih...bang. Kalau mau main kunci pintu dong bang" ucap Bembi
Martin tidak tahan untuk tertawa "Wah
..abang..katanya kesal sama tuh cewek gak tau dihajar juga. Susah sih cowok nahan godaan. Sifat Olivia ngeselin tapi tetap aja kalau ngeliat body cewek model Olivia dijamin si junior bakal selalu berdiri tegak" ucap Martin frontal"Yoi..dia emang nyebelin. Tapi ampun..bodynyaaaa..." ucap Bembi
"Jadi gimana rasanya bang? Wah..beruntung banget loe bang dapat daun muda" ucap Bembi pada Raga. Sementara sedari tadi Raga hanya memandang tajam pada Bembi dan Martin yang duduk dihadapannya sambil masih memegang pensilnya.
"Sudah kalian bicaranya. Saya dan Olivia tidak melakukan apapun tadi dia tersungkur dan kebetulan jatuh diatas tubuh saya. Hanya itu..jadi jangan berpikir yang macam-macam kalian" ujar Raga yang mencoba menjelaskan pada Bembi
"Sekarang lebih baik kalian juga keluar dari ruangan saya dan biarkan saya melanjutkan pekerjaan saya" ucap Raga tegas
Bembi dan Martin yang melihat wajah Raga yang keruh karena kesal hanya bisa nyengir. Mereka mengerti bosnya saat ini sedang mode tidak ingin diganggu dan tidak bisa diajak bercanda.
"Eh..maap bang. Kita cabut deh. Ayo Tin.." ajak Bembi ke Martin
"Misi bang..bonus jangan dipotong ya bang" ucap Martin
"Ya..asal kalian keluar sekarang juga dari ruangan saya" ujar Raga
Keduanya tampak terbirit-birit lari ke arah pintu karena takut bonus bulanan mereka dipotong walaupun sebenarnya itu hanya sekedar ancaman saja. Raga tersenyum melihat tingkah kekanakan para karyawannya. Disini dia seperti menemukan keluarga keduanya. Semua karyawannya sudah dianggapnya seperti adik sendiri. Setelah pintu itu tertutup, Raga pun melanjutkan pekerjaannya tapi baru beberapa menit kali ini deringan handphone lah yang mengganggunya. Membanting pensilnya ke atas kertas yang berserakan Raga meraih handphone dengan kasar
![](https://img.wattpad.com/cover/142967145-288-k430785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ARCHITECT
ChickLit-SEKUEL FRAGILE Raga Harjono memutuskan untuk menyerah pada cinta pertamanya. Pengalaman percintaan yang pahit membuatnya enggan dekat dengan wanita manapun lagi. Namun disaat umurnya sudah menginjak 35 tahun. Sang ibu menuntutnya untuk segera menik...