49

10.1K 610 55
                                    

         Olivia terbangun dari tidurnya dan tubuhnya merasa lebih baik. Teringat kalau dirinya baru saja melahirkan putri cantiknya dengan ditemani laki-laki yang sangat dicintainya yang ternyata juga mencintainya membuat senyumnya merekah. Melirik ke arah sofa yang kosong disamping ranjang rumah sakitnya, Olivia tersenyum kecil. Pikirnya Raga mungkin sedang mencari udara segar diluar. Pasti laki-laki itu menemaninya sedari tadi disini. Hatinya merasa hangat membayangkan hal itu.

        Diruang persalinan tadi dapat Olivia lihat bagaimana Raga begitu mengkhawatirkannya. Laki-laki itu terus menguatkannya bahkan tanpa sadar mengucapkan kata "I love you" padanya beberapa kali sambil mencium keningnya.  Olivia tersenyum kecil, akhirnya dia berhasil membuat "om popeye" nya mengakui kalau sudah jatuh cinta pada "Olive" nya. Dasar laki-laki bodoh entah apa yang membuatnya mengatakan kata-kata kejam pada Olivia waktu itu. Harusnya juga waktu itu Olivia tidak mempercayai omongan Raga yang kejam. Sangat terlihat sekali laki-laki itu berusaha membuat Olivia membenci dan menjauhinya. Sejenak Olivia termenung memikirkan ada apa dibalik semua perubahan sikap Raga selama ini. Hati Olivia kini sudah sangat menyakini kalau ada sesuatu dibalik semua yang terjadi pada dirinya dan Raga. Tapi apa? Nanti lebih baik dia tanyakan langsung saja jikalau Raga sudah kembali ke kamar untuk menemaninya karena sungguh dirinya butuh penjelasan.

      Pintu kamarnya terbuka. Beberapa orang dokter, perawat beserta polisi masuk keruangannya. Wajah mereka semua tampak cemas. Olivia yang merasa heran dengan kedatangan orang-orang itu mengernyitkan keningnya bingung.

"Maaf nyonya..apa suami anda sudah kembali ke sini? Ada yang ingin kami bicarakan?" Ujar sang dokter yang menanganinya saat melahirkan tadi

"Tidak..saya baru bangun tidur. Saya tidak tahu dia ada dimana" jawab Olivia sambil menggeleng pelan

"Iya..tadi suami nyonya pamit pulang pada saya karena ingin mandi dan ganti baju. Tadi kami sudah berusaha menghubungi suami nyonya. Tapi katanya Mr. Harjono ada urusan penting dikantornya. Saya pikir dia sudah kembali ke rumah sakit" jawab seorang suster menimpali

Olivia mulai merasa ada yang tidak beres saat ini. Perasaannya mulai tak enak.

"Nyonya apa anda bisa menghubungi suami anda lagi agar segera kembali kerumah sakit karena ada hal penting yang harus kami sampaikan" ujar salah seorang dokter lainnya yang Olivia tak ketahui

Olivia menggeleng pelan. Bukan apa-apa, dia bahkan baru bertemu untuk kedua kalinya dengan Raga hari ini setelah sekian lama. Jadi bagaimana mungkin Olivia tahu nomor handphone Raga selama berada di New York. Dia saja tidak tahu apa dan kenapa Raga berada di New York.

"Nyonya apa anda memiliki keluarga lain disini selain suami anda?" Tanya Dokter yang sama

"Mommy saya" jawab Olivia singkat

"Bisakah anda menghubunginya dan memintanya segera kerumah sakit?" Pinta dokter itu

"Baiklah..saya muak. Sebenarnya ada apa ini? Kalian membuat saya takut" ujar Olivia kesal

Seorang suster maju mendekatinya. Dokter-dokter dan polisi mulai turut maju mendekatinya. Jantung Olivia mulai berdetak kencang dan ketika mendengar polisi berbicara berusaha menjelaskan. Olivia tidak bisa untuk tidak bisa berteriak histeris.

"Maaf karena kami lalai, nyonya. Kami akan menyelidiki siapa yang menculik anak anda. Kami pasti menemukannya" ujar salah seorang dokter

"Bagaimana mungkin anak saya bisa menghilang?" Ucap Olivia menangis histeris. Perawat yang berdiri disamping Olivia berusaha menenangkannya.

"Nyonya tenang..kami akan mengusahakan yang terbaik. Kami sudah menyelidiki CCTV rumah sakit untuk mengetahui siapa pelakunya"

"Kalian mengusahakan? Saya tidak butuh itu. Saya mau anak saya. Kalian dengar..saya mau anak saya kembali. Bagaimanapun caranya!!"

LOVE ARCHITECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang