46

10.3K 609 37
                                    

           Raga di New York bekerja disalah satu perusahaan arsitektur terbesar didunia yang memperkerjakan arsitek-arsitek terbaik dari seluruh dunia. Semua arsitek pasti memimpikan bisa bekerja diperusahaan besar ini, dan Raga adalah salah satu yang beruntung ditawari bekerja diperusahaan ini. Kebetulan sekarang Raga satu tim dengan Cathy dan kelima orang lainnya. Mereka sedang mengerjakan proyek apartemen di Kota New York. Rata-rata rekan kerja Raga yang lain adalah warga negara asing. Saat ini Cathy sedang  bergosip dengan kelima orang rekannya dan Raga hanya bisa tersenyum masam mendengar kelima temannya menertawakannya. Cathy memang menyebalkan. Dia menceritakan semua kejadian direstoran tadi malam kepada rekan kerjanya yang lain.

"Kalian tau..aku pikir dia gay. Karena selama bekerja dengannya tak sedikitpun ku lihat dia tertarik pada wanita. Rupanya dia belum bisa move on dari mantan istrinya" ujar Cathy mengejek Raga

"Cathy..ayolah..jangan mengungkit soal tadi malam. Atau aku tidak akan membelikan mu tas Chanel yang kau mau" ujar Raga kesal

"Kalau kau tidak jadi membelikanku berarti kau memang pantas ditinggalkan oleh istrimu karena ternyata kau laki-laki yang tidak bisa memegang janji" ujar Cathy tak mau kalah

"Bro, kau tidak akan pernah menang melawan Cathy. Dia wanita yang penuh tipu muslihat" ujar John salah satu rekannya yang berasal dari Canada

Cathy mendelik kesal pada John "Tapi kau juga menikmati ceritaku tentang Raga yang gagal move on kan?"

"Nah..satu lagi yang harus kalian tau. Mantan istrinya masih sangat muda. Ku kira masih berumur dua puluhan. Ternyata pak tua ini senang dengan gadis kecil. Aku benar-benar tak menyangka. Berarti aku tidak akan pernah bisa masuk ke kehidupanmu ya pak tua. Ah..padahal melihat ketampananmu, sebenarnya aku ingin mendekatimu. Ternyata aku bukan tipemu" lanjut Cathy menyebalkan dan semua orang tertawa mendengar kata-kata Cathy.

        Raga berdecak kesal melihat Cathy yang senang sekali berhasil menggodanya habis-habisan "Aku pergi dulu. Aku ada urusan. Dan kau Cat..perjanjian kita batalkan karena kau menyebalkan"

Cathy tertawa keras "Perjanjian tetap perjanjian" dan ditimpali dengusan kesal oleh Raga.

          Raga saat ini sedang dirumah klien pribadinya diluar dari urusan perusahaan yang ingin rumahnya direnovasi. Sekitar satu bulan yang lalu. Kliennya menghubungi dirinya menyatakan kalau mereka ingin membuat kamar bayi untuk calon anak mereka. Keluarga Kevin Abraham pengusaha minyak yang terkenal kaya raya di Kota New York yang kebetulan memang sudah mengenal dekat Raga. Beberapa kali Mr. Abraham menggunakan jasa Raga. Mendengar kabar Raga berada di New York, Mr. Abraham langsung menghubungi Raga memintanya untuk mendesain kamar calon anak mereka. Tapi pertama kali meeting dengan pasangan suami istri itu, Raga merasa aneh karena melihat istri dari sang tuan rumah sedang tidak berbadan dua. Jadi kenapa mereka meminta dibuatkan kamar bayi. Namun waktu itu Raga pikir itu bukan urusannya yang penting pekerjaan dengan upah yang besar masuk kekantongnya.

"Kami akan mengadopsi seorang anak" ucap Kevin waktu itu yang menjawab rasa penasaran Raga.

         Nyonya Abraham yang bernama Janet begitu antusias mempersiapkan kamar bayi untuk anak angkat mereka. Dia memilih sendiri desain kamar untuk anak angkatnya. Setahu Raga memang Kevin dan Janet sudah menikah lama tapi belum memiliki keturunan. Janet memilih desain yang netral karena belum tahu jenis kelamin anak angkatnya. Raga sedikit merasa aneh tapi sekali lagi itu bukan urusannya.

          Raga sedang mengamati pekerja yang sedang mengecat kamar itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

          Raga sedang mengamati pekerja yang sedang mengecat kamar itu. Pengerjaannya sudah hampir delapan puluh lima persen karena menurut Janet, anak mereka akan lahir sebentar lagi jadi Raga harus segera menyelesaikannya.

"Ah..aku tidak sabar bertemu anakku" ujar Janet dibelakang Raga dan tersenyum riang

"Oh..hai..Janet. Kau dirumah?" Tanya Raga yang terkejut mendapati Janet yang berdiri dibelakangnya turut mengawasi pekerjaan orang-orang Raga

"Aku akan berhenti bekerja. Aku ingin jadi ibu rumah tangga yang baik dan mengurus anak pertamaku. Biar saja Kevin yang bekerja mencari uang" canda Janet dan hanya ditanggapi senyuman tipis Raga

"Hei..ayo kita minum teh bersama. Sudah lama kita tak mengobrol" ajak Janet

      Raga mengangguk dan turun kebawah bersama Janet. Saat ini mereka berdua sudah duduk diruang tamu ditemani segelas teh untuk masing-masing dan beberapa cake yang tersaji diatas meja untuk kudapannya.

"Jadi kau menetap disini sekarang?" Tanya Janet

"Yah..aku ditawari bekerja Gensler sekarang. Bekerja disana mimpi semua arsitek. Jadi aku tak mungkin menolak ketika ditawari bekerja disana" jawab Raga

"Wow...kau sangat beruntung. Sebenarnya kami ingin mengontrakmu secara pribadi. Kevin berencana membangun hotel. Dia ingin menawarimu bekerja diperusahaan kami. Tapi yah..kalau kau sudah dikontrak oleh Gensler kami bisa apa" ujar Janet tertawa

"Oh ya..asal kau tau saja. Anak angkat ku ini berasal dari Indonesia. Kau berasal dari Indonesia bukan? Ah..kuharap dia laki-laki dan setampan dirimu" ujar Janet sambil tertawa

"Oh ya? Jadi kau akan ke Indonesia dulu untuk menjemput anak itu?" Tanya Raga

"Tidak- tidak...wanita yang hamil anak kami sudah berada di New York. Sekedar informasi saja ya..ku harap kau bisa menyimpan rahasia. Anak itu cucu dari direktur bank of New York. Putri Mrs. Diandra hamil diluar nikah dan demi menjaga nama baik keluarga mereka. Mereka memutuskan untuk memberikan anak itu kepada aku dan Kevin untuk dirawat" jelas Janet yang membuat tubuh Raga membeku

"Tapi aku tidak perduli tentang asal-usulnya. Yang penting aku akan memiliki seorang anak. Aku benar-benar tidak sabar dipanggil mommy" lanjut Janet bahagia tanpa tahu perubahan reaksi Raga

Melihat ke arah Raga, Janet baru menyadari raut wajah tegang Raga mendengar ceritanya dan dirinya merasa heran melihat reaksi Raga "Raga, kamu kenapa? Kamu baik-baik saja?" Tanya Janet

"Permisi..Janet. Aku harus pulang. Aku baru ingat ada pekerjaan penting yang harus aku selesaikan" ujar Raga lalu segera berlalu dari hadapan Janet

         Didalam mobil wajah Raga tidak dapat menahan rasa emosinya. Dia sudah menuruti semua keinginan Diandra agar semuanya tetap terkendali. Tapi apa yang didapatnya sekarang adalah kabar anak nya akan dibuang. Kalau memang Olivia dan keluarganya tidak mau merawat anak itu. Raga akan dengan senang hati merawat anaknya. Raga benar-benar merasa kesal dengan Olivia dan keluarganya. Hanya demi nama baik mereka tega membuang bayi yang tak berdosa. Raga harus bicara dengan Olivia. Dia harus mencari tahu dimana Olivia tinggal. Tidak akan dia biarkan Olivia memberikan anak mereka kepada orang lain. Yah..walau Raga tau kalau Kevin dan Janet adalah orang baik dan dipastikan anaknya akan dimanjakan dengan segala kemewahan tapi Raga tetap tidak rela anaknya dirawat orang lain. Kemarin saja dia tidak rela membayangkan kalau kelak Andika yang akan menggantikan dirinya sebagai orang tua untuk anak dalam kandungan Olivia apalagi ini Kevin dan Janet yang benar-benar bukan siapa-siapa dalam hidup Raga maupun Olivia yang dipanggil Mommy dan Daddy oleh anaknya. Selamanya dia tidak akan rela.

Mengambil handphonenya Raga menghubungi salah satu kliennya yang merupakan seorang detektif

"Halo..Felix..ini aku Raga"

"..."

"Ya..aku butuh bantuan. Bisa kita bertemu?"

"..."

"Oke..sampai jumpa nanti" ujar Raga mematikan sambungan teleponnya.

        Memukul setirnya kuat. Raga berteriak kesal. Olivia memang tidak akan pernah bisa berubah. Wanita itu memang tidak punya hati sedari dulu. Dia memang sejenis dengan ibunya tuduh Raga. Orang kaya benar-benar menjijikan pikir Raga. Menyesal rasanya sekarang dia jatuh cinta pada wanita seperti Olivia dan hidup dengan rasa bersalah pada Olivia beberapa bulan ini. Sekali lagi dia teringat Johana. Dia bahkan teringat sewaktu Johana hamil anak Davi. Bagaimana wanita itu begitu terpukul ketika kehilangan anak dalam kandungannya? Ini Olivia bahkan dengan sukarela akan memberikan anaknya kepada orang lain. Wanita macam apa Olivia. Kelak kalau anaknya sudah berada ditangannya. Tak akan ia ijinkan Olivia dan keluarganya melihat sang anak. Sumpah Raga dalam hati yang terucap dengan sungguh-sungguh.

               
                             *********

Rajin up ya aku? Seneng gak? Beberapa part lagi soalnya mau tamat genks..🤣🤣

LOVE ARCHITECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang