Seorang wanita paruh baya yang masih tampak cantik diusianya yang tidak muda lagi mengedarkan pandangannya mencari seseorang yang akan menjemputnya dibandara hari ini. Kemarin mantan suaminya mengabarkan kabar yang kurang mengenakan padanya. Putri kesayangannya mendapatkan masalah karena dituduh melakukan percobaan pembunuhan dan hamil. Ya..hamil..kemarin bahkan dia nyaris pingsan saat mendengar kabar ini kemarin. Merasa hal ini tidak bisa dibicarakan lewat telepon. Diandra memutuskan untuk kembali ke Indonesia guna menyelesaikan masalah putri satu-satunya itu. Untuk kali ini Diandra bahkan rela mengabaikan sementara pekerjaannya yang seabreg dikantor.
Ketika mendapati seseorang yang dikenalnya, Diandra melambaikan tangannya ke arah orang tersebut dan tersenyum ramah. Orang itu adalah Chiko asisten pribadi mantan suaminya.
Chiko menundukkan kepalanya hormat saat mendapati Diandra sudah berada dihadapannya "Selamat datang Bu..kita pulang kerumah dulu atau ibu mau langsung ke tempat nona Olive"
"Jangan kaku begitu Chiko. Kita langsung ke kantor polisi saja. Saya khawatir dengan Olivia" ujar Diandra
Chiko hanya mengangguk lalu meminta Diandra untuk mengikutinya ke arah mobil yang sudah menunggu mereka.
Olivia meniup-niup rambutnya kesal merasa bosan. Dasar Maya lebay..ini semua gara-gara wanita tua itu, masa cuma gara-gara saus cabai dia sampai kritis. Pasti wanita itu hanya bersandiwara dan pura-pura kritis biar Olivia dihukum. Ya..pasti seperti itu.
Beberapa hari ini, gara-gara saus sialan itu mau tak mau Olivia terkurung dikantor polisi. Memang Olivia bukan terkurung di dalam sel penjara yang kotor dan dingin bersama tahanan wanita lainnya yang didalam bayangan Olivia berbadan besar bersifat kejam dan akan menyiksanya. Bukan yang seperti itu. Nyatanya saat ini Olivia dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang lebih menyerupai kamar hotel dan Olivia sangat sadar ini semua bisa terjadi atas kuasa siapa. Kalau dipikir kenapa dia harus menangis ketakutan kemarin. Papi dan maminya pasti tidak akan mungkin membiarkannya didalam penjara apalagi saat ini dirinya sedang berbadan dua.
Mengingat kenyataan kalau dia berbadan dua, Olivia tersenyum-senyum kecil membayangkan keluarga kecilnya kelak bersama laki-laki yang bisa membuatnya jatuh cinta untuk pertama kali itu. Dia berjanji pada dirinya sendiri akan berusaha menjadi ibu yang baik untuk anaknya. Olivia tidak mau anaknya tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu seperti apa yang dialaminya. Ah..dirinya benar-benar merindukan Raga saat ini. Olivia rindu mengganggu Raga dengan chat-chat tidak pentingnya dan tentu saja dia ingin langsung memberitahukan Raga soal kehamilannya. Dibayangkannya reaksi Raga yang pasti akan sangat bahagia ketika mendengar hal ini. Satu hal lagi yang dia yakini, dengan kehamilannya Raga akan seutuhnya menjadi miliknya dan akan menceraikan Maya secepatnya. Dia bahkan tidak memperdulikan ayahnya yang kemarin marah besar padanya atas semua tindakannya kali ini. Dia sudah memberitahukan ayahnya mengenai pernikahannya dengan Raga. Olivia yang tahu ayahnya sangat menyayanginya menyakini kalau ayahnya hanya marah sebentar dan pasti bisa menerima semuanya karena yang terpenting bagi ayahnya adalah kebahagiaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ARCHITECT
ChickLit-SEKUEL FRAGILE Raga Harjono memutuskan untuk menyerah pada cinta pertamanya. Pengalaman percintaan yang pahit membuatnya enggan dekat dengan wanita manapun lagi. Namun disaat umurnya sudah menginjak 35 tahun. Sang ibu menuntutnya untuk segera menik...