Olivia masih terdiam melihat ke arah jendela ruangan kamarnya setelah menelpon Raga tadi pagi. Dirinya sudah berhenti menangis tapi kini hanya wajah datar yang ditampilkannya. Beberapa orang polisi yang meminta keterangan pada Olivia pun, Olivia abaikan. Para dokter dan polisi mengira kalau kediaman dirinya karena Olivia depresi atas kehilangan anaknya.
Padahal bukan itu Olivia masih menelaah apa sebenarnya yang terjadi pada Raga hingga laki-laki itu tega berbuat hal kejam seperti ini. Olivia sangat yakin anaknya kini berada ditangan Raga ketika tadi mengdengar rengekan suara bayi. Bagaimana mungkin Raga dengan teganya mengambil anaknya padahal Olivialah yang lebih berhak atas anaknya. Dia lah yang mengandung anaknya selama hampir sembilan bulan, sendirian tanpa ada Raga disampingnya. Dan kini Raga dengan egoisnya merasa hanya dia yang berhak memiliki anaknya, begitu? Tangan Olivia terkepal karena emosi karena berpikir seperti itu.
"Liv.." panggil Andika yang memperhatikan Olivia yang memang hanya diam sedari tadi
Melihat Olivia mengabaikannya. Andika menyentuh pelan pundak Olivia dan memanggil namanya sekali lagi "Olive.."
Kali ini dia menolehkan kepalanya menatap wajah Andika. Tapi reaksinya hanya diam dan hanya menunggu Andika kembali bicara. Dari jarak dekat dapat Andika lihat betapa kacaunya penampilan Olivia saat ini. Wajah Olivia tampak pucat, matanya masih membengkak setelah menangis semalaman tadi malam. Sungguh Andika akan menghajar orang yang membuat wanita yang dicintainya menjadi seperti ini. Janjinya akan ia buat orang yang menculik anak Olivia membusuk dipenjara selamanya.
"Makan dulu ya. Kamu belum makan sama sekali. Muka kamu sudah pucat banget" bujuk Andika lembut.
"Aku gak butuh makan. Aku cuma butuh anakku" jawab Olivia lalu menolehkan kembali kepalanya menghadap kosong kearah jendela
"Kamu gak bisa gini terus, Liv. Kamu harus punya tenaga untuk cari anak kamu. Kalau ada apa-apa sama kamu gimana kamu mau cari anak kamu" ujar Andika
Olivia tersenyum sinis dan menghadap ke arah Andika "Ya..ku pikir ada benarnya juga kata-katamu. Bawa kesini makanannya biar aku makan"
Andika tersenyum karena Olivia akhirnya mau memakan makanannya tapi dia sedikit merasa aneh dengan tatapan Olivia saat meminta makanannya. Andika mengangkat nampan yang berisi makanan tersebut dan memberikannya kepada Olivia. Duduk disamping Olivia, ketika Andika ingin menyuapinya. Olivia menolaknya dan berkata ingin makan sendiri tanpa bantuannya. Awalnya dengan tangan bergetar Olivia menunduk menyuapkan makanan ke mulutnya. Satu tetes air mata jatuh dari matanya. Kemudian Olivia mulai kalap dia memaksa memakan makanannya, dia menyuapkan semua makanannya kemulutnya dengan cepat hingga membuatnya tersedak. Tangisannya pun makin tak terkendali. Andika segera menahan tangan Olivia yang ingin menyuapkan makanan lagi kedalam mulutnya.
"Liv..udah..cukup..cukup..Liv.." ucap Andika dan merengkuh Olivia dalam pelukannya. Didalam pelukan Andika, Olivia menangis kembali. Makanan yang ada didalam mulutnya tersembur mengotori baju Andika. Tapi Andika tak memperdulikannya. Mata Andika memerah melihat betapa hancurnya Olivia saat ini.
Didepan pintu Diandra menatap kehancuran anaknya yang terlihat begitu terpukul. Matanya memerah menahan tangis. Entah Diandra harus bersyukur atau tidak karena dia tak perlu mengotori tangannya untuk menyingkirkan anak Olivia. Toh memang ini yang Diandra inginkan. Diandra memiliki rencana sendiri sebelumnya, dia berencana ketika Olivia melahirkan, dia akan membuat seolah bayi Olivia meninggal. Dengan uangnya tentu Diandra dapat melakukan apa yang diinginkannya. Tapi melihat keadaan putrinya saat ini membuatnya merasa bersalah. Haruskah dia membantu Olivia untuk menemukan bayinya?
Melangkah kedalam ruangan, Diandra memanggil putrinya "Via.."
Andika menoleh ketika mendengar suara seseorang memanggil Olivia "Tante.." dan melepaskan pelukannya.
"Hai..Dika.." balas Diandra.
Diandra sudah mengenal Andika. Hal ini pulalah yang membuatnya ingin menjauhkan anak Olivia dari sang putri. Andika adalah anak pengusaha kaya di Indonesia. Dia mengenal kedua orang tua Andika. Diandra juga tahu bagaimana Andika yang begitu mencintai putrinya dengan tulus. Pemuda tampan dihadapannya ini adalah menantu idamannya karena dianggap setara dalam kekayaan dan kedudukan. Diandra tidak ingin kedua orang tua Andika tahu kalau Olivia sudah mempunyai anak. Tentu keluarga Andika tidak akan menyetujui mempunyai menantu yang hamil tanpa seorang suami.
Kepala Olivia terangkat menatap ibunya. Entah kenapa dia sangat ingin memeluk maminya saat ini. Bagaimanapun hanya pelukan seorang ibulah yang dapat menenangkan anaknya saat sedang tertimpa masalah.
"Mami..." Olivia memanggil mamanya dengan bibir yang bergetar.
Diandra merengsek maju dan memeluk tubuh sang putri dengan erat. Matanya ikut menangis merasakan betapa hancurnya putrinya saat ini.
"Mami..anak Via, mami. Via mau anak via.." ucap Olivia sesenggukan
"Ya..sayang kita pasti menemukannya. Kamu tenang dulu ya" ucap Diandra sambil mengelus rambut putrinya
Tak beberapa lama kemudian Olivia tertidur karena kelelahan. Diandra duduk disamping Olivia sambil mengelus lembut rambut sang putri sambil mencium keningnya.
"Apa sebenarnya yang terjadi, Dika?" Tanya Diandra
Andika lalu menceritakan semua yang dia tahu dan hanya ditanggapi datar oleh Diandra. Menatap ke arah putrinya lalu menatap dalam kewajah Andika yang terlihat kacau dan lelah. Membuat Diandra memantapkan keputusannya. Baju Andika yang terlihat kotor bekas makanan Olivia tadi. Kaki Andika yang hanya terbalut sandal tidur. Rambut pemuda itu terlihat acak-acakan dan wajahnya terlihat pucat dengan mata panda karena kurang tidur. Diandra mengeraskan hatinya dan membuat suatu keputusan. Diandra tidak akan membantu Olivia menemukan anaknya. Ini adalah yang terbaik. Dengan Andika yang berada disamping Olivia, Diandra yakin anaknya pasti mampu untuk melewati ini semua. Kelak ketika Andika dan Olivia menikah dan mereka punya anakm peristiwa menyedihkan ini hanya akan jadi kenangan yang akan terlupakan. Yah..pasti begitu batin Diandra berusaha meyakinkan hatinya sendiri.
"Dika..kamu pulang saja dulu. Kamu terlihat kacau. Biar tante yang menjaga Olivia disini" ujar Diandra
"Aku gak apa-apa tante. Nanti saja..aku takut Olivia kalap seperti tadi. Aku gak mau Olivia kenapa-napa tante"
"Dika, kata tante pulang dulu ya pulang. Bersihkan diri kamu. Sebentar lagi papi Olivia akan tiba di sini. Tak apa.." ujar Diandra tegas
Merasa terintimidasi dengan tatapan mami Olivia, Andika menuruti perintah Diandra. Dia dengan berat hati menganggukan kepalanya "Baiklah tante..Dika pamit dulu. Nanti kabari Dika kalau terjadi apa-apa dengan Olivia ya"
Diandra tersenyum lalu berdiri dan menepuk pelan bahu Andika "Terima kasih karena sudah mencintai putri tante sedalam ini. Bersabarlah..tante yakin kelak dia akan membalas cintamu"
Andika mendadak kikuk dan Diandra tertawa kecil. "Siapapun akan tahu kalau kamu begitu mencintai Olivia. Jadi jangan terkejut seperti itu. Kamu pikir tante tidak tahu apa-apa begitu. Walau tante sibuk bekerja tante tetap mengawasi Olivia" ujar Diandra sambil mengedipkan matanya menggoda Andika
"Dika pamit dulu tante. Satu jam lagi Dika kembali kesini lagi" ujar Dika dengan wajah memerah karena malu
Selang setengah jam kemudian, Hernawan Sanjaya tiba dirumah sakit. Dia menatap putrinya yang tertidur pulas. Hernawan dan Diandra masih terdiam dan tidak saling berbicara. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Dia belum mengetahui tentang apa yang terjadi pada putrinya. Dia hanya tahu Olivia sudah melahirkan dan bayinya diculik. Hernawan malah berpikir bahwa ini adalah rencana sang mantan istri. Itulah sebabnya dia diam, dia marah pada Diandra. Hernawan masih belum terima dengan cara Diandra yang memisahkan Olivia dari bayinya. Tapi sialnya kenapa dia hanya bisa seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, menuruti semua rencana yang Diandra jalankan. Yang Hernawan yakini saat ini bayi Olivia sudah berada di tangan pasangan yang Diandra pernah katakan. Entah bagaimana reaksi Hernawan kelak ketika mengetahui betapa hancurnya Olivia saat ini.
******
Part-part menuju akhir😍😘😍😘😍😘 siapkan salam perpisahan untuk pasangan Olivia dan Om Raga😁😁😁
![](https://img.wattpad.com/cover/142967145-288-k430785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ARCHITECT
ChickLit-SEKUEL FRAGILE Raga Harjono memutuskan untuk menyerah pada cinta pertamanya. Pengalaman percintaan yang pahit membuatnya enggan dekat dengan wanita manapun lagi. Namun disaat umurnya sudah menginjak 35 tahun. Sang ibu menuntutnya untuk segera menik...