Bunyi denting sendok terdengar dari arah ruang pantry. Seorang laki-laki tampak menggerutu kesal sambil mengaduk segelas teh untuk tamu yang tak diharapkan ada diapartemennya malam ini. Tak pernah Raga sangka kalau dirinya akan membawa seorang perempuan ke apartemen pribadinya dan ditengah malam pula. Tapi tadi dia memang tidak punya pilihan lain.
Raga membeli apartemen ini sebagai tempat untuk menenangkan diri bahkan jujur Johana wanita yang dicintainya saja tidak pernah Raga ajak ke apartemen pribadinya ini. Tapi malam ini entah kenapa dirinya malah membiarkan seorang gadis asing masuk ke apartemennya. Mata Raga melirik ke arah pintu kamarnya, yang didalamnya ada seorang gadis yang bisa membuatnya selalu emosi.
"Heran..kemarin ibunya ngidam apa sih sampai bisa punya anak seperti itu?" Tanya Raga pada dirinya sendiri
Setengah jam kemudian Raga melihat Olivia keluar dari kamarnya. Olivia tampak memakai kaos dan celana training miliknya. Gadis itu tampak lucu karena memakai baju milik Raga yang kebesaran di tubuh mungil gadis itu.
"Gak ada yang lebih gede nih, om? Sekalian aja kasih aku sarung" ucap Olivia kesal
"Itu baju saya yang paling kecil. Lagian masih mending kamu saya pinjamkan baju ganti" balas Raga
"Itu saya udah buatin kamu teh. Saya jarang disini, yang ada cuma teh. Jadi kamu jangan macam-macam minta jus dengan es krim karena disini gak ada" sindir Raga kemudian
"Om nyindir aku?" ujar Olivia
"Kamu merasa?" Tanya Raga sarkastik
Olivia melangkah maju ke arah Raga, Raga menaikan alisnya menunggu apa yang akan dilakukan Olivia terhadapnya. Saat sudah dekat dengan dengan Raga, Olivia mengangkat kaki kanannya lalu tanpa bisa Raga hindari kaki Olivia sudah menginjak dengan kuat kaki kiri Raga.
"Aww...Olivia kamu..aww.." Raga meringis sambil memegang kakinya
"Sukurin..siapa suruh jadi orang nyebelin" ucap Olivia lalu langsung membanting dirinya duduk disofa disamping Raga. Olivia melirik Raga yang masih mengusap-usap kakinya dan tersenyum lucu melihat hal itu. Lalu tanpa merasa bersalah sedikitpun, Olivia meminum teh yang sudah disediakan oleh Raga.
"Auch.." sialnya Olivia lupa kalau sudut bibirnya terluka.
"Hah...kualat kamu" balas Raga
Olivia melotot kesal pada Raga. Namun Raga mengabaikan tatapan kesal Olivia dan segera berdiri. Raga tampak melangkah ke kotak P3K yang berada didekat pantrynya.
"Siniin mulut kamu, biar saya obati. Abis ini kamu langsung saya antar pulang. Bisa gila saya kalau dekat kamu terus" ucap Raga ketus
"Jangan sampai gila dong, om" ucap Olivia
"Tapi kalau tergila-gila sama aku, gak apa-apa deh" Goda Olivia sambil mengedip-edipkan matanya genit
"Iss...Mau saya colok mata kamu?" Tanya Raga kesal
Olivia cemberut kesal karena bentakan Raga tapi entah kenapa hatinya terasa hangat dengan caranya berinteraksi dengan Raga. Saat Raga sedang mengobati lukanya, Olivia terus memandangi wajah Raga yang berada tepat didepannya. Olivia dapat melihat sepasang mata hitam Raga yang dinaungi alis tebal, melihat jenggot halus yang tumbuh disekitaran pipi dan dagu lelaki dihadapannya yang membuat laki-laki ini tampak seksi dimatanya dan mata Olivia beralih kebibir laki-laki dihadapannya. Saat masih melamunkan Raga dibagian bibir tiba-tiba Raga menekan lukanya kuat.
"Aww....." pekik Olivia
"Kenapa kamu liatin bibir saya? Kamu lagi mengkhayal mesum ya?" Tanya Raga
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ARCHITECT
أدب نسائي-SEKUEL FRAGILE Raga Harjono memutuskan untuk menyerah pada cinta pertamanya. Pengalaman percintaan yang pahit membuatnya enggan dekat dengan wanita manapun lagi. Namun disaat umurnya sudah menginjak 35 tahun. Sang ibu menuntutnya untuk segera menik...