Debur ombak terdengar dari dalam kamar hotel tempat Raga dan Maya berbulan madu. Saat ini keduanya sudah berada di Bali. Raga mendekati Maya yang terlihat sedang membereskan pakaian mereka berdua. Raga masih berusaha membujuk Maya yang masih marah padanya sejak kemarin malam.
"May, aku minta maaf. Apa kamu akan diam seperti ini terus? Kita disini untuk bulan madu bukan untuk bertengkar" ucap Raga frustasi
"Bagaimana rasanya?" Tanya Maya
Raga bingung dengan pertanyaan Maya.
"Ya..diabaikan. Bagaimana rasanya? Bingung bukan? Aku juga bingung kemarin melihat kamu yang terus-terusan mengabaikanku dihari pernikahanku. Dimana seharusnya aku tertawa bahagia" ucap Maya dan Raga hanya bisa diam
"Aku tau kamu tidak mencintaiku, mas. Entah apa motif kamu mengajakku menikah. Tapi aku menerima ajakanmu menikah karena aku memegang janji kamu yang akan membuatku bahagia dan berjanji tidak akan pernah menyakitiku. Tapi apa belum sehari menikah kamu sudah membuatku menangis" ucap Maya marah
"Aku minta maaf. Oke..!! Berapa kali aku harus ngomong aku minta maaf sama kamu. Aku mohon.." ucap Raga yang akhirnya buka suara
Mendengar itu Maya menutup wajahnya dan menangis lagi. Raga yang melihat itu mendekati istrinya dan berusaha memeluknya "Jangan sentuh aku..aku benci kamu mas" Maya menolak Raga yang ingin memeluknya tapi Raga tetap tidak mau melepaskan pelukannya dari tubuh Maya.
"Maafkan aku..!! Aku janji gak bakal ngelakuin ini lagi" ucap Raga pelan karena merasa bersalah pada istrinya. Wajahnya meringis karena menyadari kalau janjinya tidak bisa dia tepati. Dia berkata seperti itu hanya untuk menenangkan hati wanita yang ada dipelukannya guna meredam emosi wanita ini.
Maya mendongak menatap wajah Raga "Aku cinta sama kamu, mas" ucap Maya yang membuat Raga menegang. Maya mencintainya, sejak kapan tanyanya dalam hati. Oh..dirinya tambah merasa bersalah saat ini.
"Asal kamu tau aja, Aku cinta kamu dari pandangan pertama, mas. Aku terima lamaran kamu lebih karena aku mencintai kamu dan ingin kamu jadi milikku. Walaupun kamu belum mencintai aku, aku pikir tidak apa. Aku akan berusaha jadi wanita yang kamu inginkan supaya kamu bisa mencintai aku. Aku cuma minta buka hati kamu untuk aku, mas. Ijinkan aku mencoba" ucap Maya memohon pada Raga
"Aku tau aku terdengar seperti pengemis cinta saat ini, tapi aku gak perduli. Saat ini kamu sudah jadi suami aku milik ku dan aku akan mempertahankan kamu. Jadi aku mohon jangan tinggalin aku dan jangan sakitin aku" ucap Maya sambil menangis dan memeluk tubuh Raga erat
Raga diam bingung harus berkata apa atas pernyataan cinta Maya barusan "May.." panggil Raga pelan
Saat Maya menatap wajahnya "Maaf aku gak bisa balas cinta kamu sekarang. Terima kasih karena sudah mencintaiku. Aku akan berusaha untuk mencintai kamu jadi kamu bantu aku ya. Dan aku janji gak bakal ninggalin kamu dalam keadaan apapun" ucap Raga
Raga dan Maya baru selesai menjalankan kewajibannya sebagai sepasang suami istri. Maya tampak tertidur pulas disampingnya. Sementara Raga yang tidak bisa tidur memilih duduk dibalkon kamarnya yang langsung menghadap kearah pantai.
Raga berpikir kenapa saat dia bercinta tadi dengan istrinya semuanya terasa hambar. Tidak ada gairah menggebu padahal tubuh Maya tidak kalah indah dari tubuh Olivia. Shit...kenapa dia harus membandingkannya dengan tubuh Olivia. Raga mengumpat pelan saat teringat tubuh Olivia yang berada dibawahnya kemarin dan sekarang malah membuat juniornya menegang karena mengingat gadis itu. Kenapa pula Olivia yang mampu membangkitkan sisi liarnya sebagai seorang laki-laki? Apa mungkin karena Olivia lebih liar diatas ranjang hingga lebih bisa memuaskannya? Bagus..sekarang dirinya malah ingat dengan cara Olivia memuaskannya. Dari pada mengkhayal mesum lebih baik dia mengecek handphonenya.
![](https://img.wattpad.com/cover/142967145-288-k430785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ARCHITECT
ChickLit-SEKUEL FRAGILE Raga Harjono memutuskan untuk menyerah pada cinta pertamanya. Pengalaman percintaan yang pahit membuatnya enggan dekat dengan wanita manapun lagi. Namun disaat umurnya sudah menginjak 35 tahun. Sang ibu menuntutnya untuk segera menik...