54

11.5K 763 29
                                    

        Olivia memandang nanar kearah pintu ruangan rawatnya yang baru saja dilewati Andika. Entah mengapa melihat betapa kecewanya Andika padanya tadi membuatnya merasa terluka. Sungguh tak ada niatan Olivia untuk membohongi Andika, ia hanya belum sanggup menceritakan tentang Raga karena hanya rasa luka dan sakit hatilah yang akan ada ketika menyebut nama laki-laki berengsek yang sialnya masih berstatus suaminya tersebut. Sementara Raga sendiri yang melihat Olivianya terluka akan kepergian pemuda barusan merasa hatinya tercabik karena cemburu.

"Aku menyesal nikah sama kamu. Aku menyesal pernah mencintai kamu. Aku menyesal pernah kenal sama kamu. AKU MENYESAL...AKU BENER-BENER NYESELLL!!" teriak Olivia yang kini menatap Raga penuh kemarahan

         Raga hanya mampu diam. hatinya sungguh sakit karena kata-kata yang Olivia lontarkan barusan. Apa maksudnya Olivia menyesal pernah mencintainya? Kenapa Olivia mengatakan itu justru saat Raga menyadari cintanya untuk Olivia?

Lamunannya terhenti saat mendengar Olivia berteriak histeris lagi. Apa semua wanita didunia ini tidak bisa bicara dengan lembut saat emosi batin Raga "DIMANA ANAKKU? KEMBALIKAN ANAKKU..BERENGSEK!! KEMBALIKANNN...!!" Teriak Olivia. Terlihat nafasnya naik turun dengan cepat karena emosi

"Berhentilah berteriak,Liv. Ini rumah sakit. Tenang dulu..kita bicara baik-baik" bujuk Raga

Olivia tersenyum sinis menatap tajam Raga "Bicara baik-baik sama penculik anakku sendiri?"

"Yang benar saja!! Dengar tidak ada yang perlu kita bicarakan. Lebih baik kamu cepat kembalikan anakku. Kamu tak berhak sedikitpun atas anakku. Cepat..kembalikan anakku!! CEPATT...KEMBALIKAN..!!" Teriak Olivia lagi

"Dia juga anak saya Olivia. Jangan seolah-olah hanya kamu yang berhak memilikinya. Dan saya bilang berhenti berteriak" ujar Raga kesal

Olivia berjalan mendekat kearah Raga lalu menunjuk wajah Raga " Kamu gak punya hak sedikitpun untuk mengakui kalau dia anakmu. Sejak kamu menyuruhku untuk menggugurkannya dan mengusirku dari hidupmu. Aku anggap kamu sudah mati. Kamu tuh gak pantas jadi ayah. Kamu jahat..sangat jahat. Bahkan kamu berbuat licik menculik anakku. Manusia macam apa kamu yang tega memisahkan seorang anak dari ibunya. Aku benar-benar membenci kamu"

        Olivia kini tersenyum miris teringat saat dia melahirkan kemarin. Saat itu Raga sungguh bertindak lembut kepadanya. Raga terlihat benar-benar ketakutan akan keadaannya dan terus merapalkan doa supaya dirinya dan anak mereka selamat. Mengucapkan kata-kata untuk menguatkannya. Bertindak seolah-olah sangat mencintai dirinya. Kini dirinya bertanya. Apa pula arti kata cinta yang diucapkan oleh Raga kemarin. Olivia pikir Raga tulus. Dia bahkan berpikir untuk memulai semuanya lagi dari awal dan memaafkan Raga. Tapi ternyata Raga memiliki rencana sendiri dari awal yaitu merebut anaknya. Olivia kecewa pada Raga, kini dia menyerah, benar-benar menyerah. Olivia sadar kalau Raga selamanya hanya akan mencintai sang cinta pertamanya. Olivia sadar dia tak akan pernah bisa dibandingkan dengan wanita sesempurna si cinta pertama Raga. Kini yang diinginkan Olivia hanya anaknya. Hanya anaknya..

"Jangan bertindak seolah kamu sangat menderita dipisahkan dari anak kita. Kamu pikir saya tidak tau rencana kamu dan ibu kamu hah?" Tembak Raga

"Apa maksud kamu?" Ujar Olivia kesal dan tak mengerti dengan yang Raga katakan

Kini Raga yang tersenyum sinis "Kamu tau kenapa saya pergi? Kenapa saya tidak mau bertanggung jawab? Kamu pikir saya seberengsek itu?" Tanya Raga lagi

"Apa kamu tidak mau mengakui kamu berengsek? Gak malu kamu hah!! Perlu aku ingatkan semua omongan kamu waktu itu hah? Bagaimana kamu menyuruhku untuk membunuh bayiku?" Ujar Olivia kesal

Raga menendang kuat meja kopi didekatnya dengan kuat "AKU TERPAKSAAA..AKU TERPAKSAA..."  Raga terpancing. Kini Raga yang berteriak membuat Olivia berjengit karena terkejut melihat Raga.

     Selama mengenal Raga, Olivia tak pernah mendapati Raga semarah ini. Laki-laki itu pernah marah tapi raut wajahnya tak pernah semenyeramkan ini. Matanya kini memerah tangannya terkepal kuat hingga menampakan urat-uratnya. Meja yang ditendangnya tadi bahkan terbalik karena kuatnya tendangan Raga.

"Kamu tau. Ibu kamu mengancam saya untuk menjauhi kamu. Saya turuti!! Dia berjanji akan membuat kamu tetap melahirkan anak kita dan menjaga kamu dengan baik" ujar Raga kesal.

Olivia yang awalnya menegang merubau ekspresinya saat mendengar ucapan Raga dan mendadak tertawa terbahak-bahak tapi tawa itu terlihat dipaksakan

"Kamu mau memutarbalikan fakta? Kamu kini malah berencana membuat saya membenci mami saya sendiri dan membuat kamu tidak bersalah, begitu? Ya..ini pasti salah satu rencana licik kamu lagi. Setelah kemarin kamu berpura-pura bertindak seolah kamu sangat mencintai saya. Kini kamu bertindak bahwa kamulah korban disini" ujar Olivia

"Hhh...Sebaiknya kamu yang mulai berhenti bersandiwara. Regina akan tetap bersama saya. Saya kesini sebenarnya ingin bicara baik-baik sama kamu. Tapi sepertinya tidak bisa. Kamu memang kekanak-kanakan" ucap Raga

"Terserah kamu percaya atau tidak. Ibu kamu mengancam saya untuk menjauhi kamu. Kalau saya tidak menurut. Orang-orang terdekat saya yang akan mengalami akibatnya. Saya turuti mau ibu kamu. Saya hidup dengan rasa bersalah pada kamu selama beberapa bulan ini. Saya merasa bersalah karena menjadi lelaki berengsek yang tidak mau bertanggung jawab atas istri dan anaknya. Saya merasa menyesal karena menyakiti hati kamu.Tapi berita yang saya dapat membuat saya menyesal karena pernah merasa bersalah pada kamu. Kamu dengan teganya akan membuang anak kamu sendiri hanya demi nama baik. Kamu membuang anak kita karena kamu membenci saya. Kamu malu mempunyai anak tanpa suami disamping kamu. Jadi kini saya hanya ingin mengatakan kalau saya bersedia merawat anak kita. Silahkan kamu kembali keduniamu yang seperti dulu tanpa tangisan bayi yang akan merepotkanmu" lanjut Raga lagi

Kini Olivia benar-benar menegang dengan semua yang Raga katakan "Apa maksud kamu, om?" Tanya Olivia pelan bahkan memanggil Raga dengan panggilan sayangnya lagi.

"Saya tau kalian akan menyerahkan Regina pada keluarga Abraham. Saya tau saya tidak bisa dibandingkan dengan keluarga Abraham. Tapi saya ayah kandung Regina. Saya akan merawat dia dengan baik Olivia. Saya akan menjamin anak kita tidak kekurangan apapun. Saya akan melepaskan kamu dan kami tidak akan mengganggu hidup kamu dan keluargamu sedikitpun. Silahkan kamu lanjutkan hidup kamu dengan pemuda tadi. Saya lihat sepertinya kamu mulai membuka hati untuknya" sindir Raga

Mendadak Olivia tersadar dari kebingungannya "Dengar ya..aku gak ngerti sama semua omongan kamu. Aku benar-benar gak ngerti. Tapi aku gak sebusuk itu. Kamu pikir aku orang yang perduli sama nama baik hah? Aku gak perduli nama baik atau apapun itu. Soal Andika..yah..dia lebih baik dari kamu. Dia lebih mencintaiku. Selepas dari kamu mungkin kami akan bersama"

Raga tambah terpancing emosinya memikirkan kemungkinan Olivia akan bersama Andika. Jadi dia mengucapkan kata-kata yang sedikit kasar yang sungguh menyakiti hati Olivia "Mungkin kamu tidak perduli, tapi kedua orang tua kamu perduli. Dan kamu sebagai anak manja yang tidak bisa apa-apa. Yang hidupnya bergantung dari harta orang tua kamu tentu takut dan hanya bisa menuruti permintaan kedua orang tua kamu. Jadi berhentilah berpura-pura terluka Olivia. Saya tau kamu menginginkan Regina kembali karena keluarga Abraham sudah menunggu kan? Dan kalau kamu tidak menyerahkan anak kita secepatnya, orang tuamu akan mencabut fasilitas untuk kamu" tuduh Raga

Mendengar ucapan Raga justru Olivia meneteskan air matanya. Dirinya berlari lalu bersujud mencium kaki Raga "Aku mohon kembalikan anakku. Om..aku mohon..!! Terserah kamu mau nuduh aku apa. Tapi aku mohon..aku kembalikan putriku"

Raga menegang, dia tidak menyangka Olivia yang mempunyai harga diri setinggi langit bersujud dikakinya. Dia pikir saat Olivia diam mendengarkan semua omongannya, wanita itu sedang memikirkan kata-kata balasan untuk dirinya. Namun sebaliknya gerakan Olivia yang bersujud dikakinya membuatnya merasa bersalah. Melembutkan hatinya mencoba membuang rasa marahnya, Raga menurunkan tubuhnya. "Liv..bangunlah..jangan seperti ini"

"APA YANG ANDA LAKUKAN PADA PUTRI SAYA?" Teriak orang tua Olivia ketika mendapati sang anak sedang bersujud dilantai memohon kepada laki-laki yang diketahuinya adalah laki-laki paling berengsek didunia.



                              *********


Molorrrr...?? Banget!!! Sori aku stuck sodara2...kerjaan juga lagi banyak2nya. Dibaca ya..besok kita end kalo saya sempat😂😂 doain aja ya. Maaf gak balas coment di part sebelumnya. Baca aja gak sempat karena sibuk banget. Maaf...😗

   

                            





LOVE ARCHITECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang