Raga mengeratkan pelukannya ke tubuh Olivia yang dipikirnya bantal guling yang selalu menemaninya setiap malam. Raga menghirup dalam wangi bantal gulingnya yang berbeda hari ini. Didalam tidurnya Raga dapat merasakan halusnya tangan membelai pipinya dengan lembut. Ketika Raga membuka matanya untuk melihat siapa yang mengelus pipinya, Raga mendapatkan pemandangan seorang gadis yang tidak gadis lagi sedang menatapnya dengan senyuman manis.
"Pagi..om" sapa Olivia dengan suara seraknya sambil mengelus pipi Raga lembut
Raga sempat terdiam mencoba mencerna segalanya dan seketika kesadaran menghantam otaknya. Kejadian yang dikiranya hanya mimpi indahnya ternyata benar terjadi. Tapi bukan gadis ini yang berada didalam mimpinya tadi malam melainkan wanita yang dicintainya. Mengabaikan sakit dikepalanya karena terlalu banyak minum alkohol tadi malam. Raga segera meloncat berdiri dan mengambil boxernya yang terlempar jauh dari tempat tidur.
Setelah memakai celananya, Raga berjalan mondar-mandir dikamar itu
"Ya..Tuhan..Ya...Tuhan..apa yang aku lakukan? Demi Tuhan nanti siang aku akan menikah"Raga pun memutar kepalanya menghadap ke Olivia dan menatap gadis itu tajam "Olivia, apa yang terjadi?"
Tapi belum sempat Olivia menjawab, Raga sudah memotongnya.
"Ya..Tuhan.." ucap Raga panik sambil menarik-narik rambutnya. Sementara Olivia hanya diam menatap Raga yang panik."Olivia jawab apa yang terjadi tadi malam?" Bentak Raga
"Ya..apa yang mau aku jawab. Udah jelas kita ngelakuinnya" jawab Olivia acuh membuang muka ke samping tidak berani menatap wajah Raga
"Apa kamu sudah gila, hah?"
Karena dibilang gila, Olivia menatap Raga lagi
"Om bilang aku gila. Apa om gak ingat kalau om mabuk tadi malam dan memaksaku melakukannya""Oh ya..tampang kamu seperti orang habis diperkosa" timpal Raga kasar
Seketika Olivia terdiam dan mulai menangis sesenggukan. Melihat itu Raga bertambah pusing.
"Udah..jangan nangis" ucap Raga
Hik..hik..
"Jangan nangis Olive.." bujuk Raga
Bagaimanapun ini sudah terjadi, Raga tidak bisa menyalahkan siapa-siapa sekarang. Mau menyesal namun semua sudah terjadi. Saat Raga akan berkata lagi omongannya terputus karena bunyi handphonenya. Raga berdecak kesal karenanya lalu melangkah mengambil handphonenya untuk mengangkat panggilan masuk. Melirik siapa yang menelponnya, wajah Raga pucat pasi ternyata sang ibulah yang menelponnya.
"Olive..diam dulu" ucap Raga tapi Olivia masih menangis mengabaikan Raga yang mencoba membujuknya. Akhirnya karena kesal mendengar handphonenya yang terus berbunyi dan Olivia yang tidak mau berhenti menangis. Raga membentak Olivia.
"OLIVEEE...DIAM SAYA BILANG" dan caranya berhasil, Olivia yang terkejut langsung diam.
"Halo..assalamualaikum bun"
"..."
"Raga ketiduran bun. Raga gak lupa kok"
"..."
"Iya..bun..iya.."
"..."
"Hmm..."
"..."
"Iya bun.."
"..."
"Oke..walaikumsalam"
Setelah mematikan teleponnya Raga menghela nafas lelah. Bagaimana ini? Pernikahannya sudah didepan mata. Tidak mungkin dia batalkan. Dia tidak bisa membayangkan betapa malunya keluarganya kalau sampai dirinya membatalkan pernikahannya yang akan diadakan beberapa jam lagi. Belum lagi Raga tidak sanggup melihat wajah kecewa ibu dan ayahnya terhadap dirinya nanti. Raga lalu berjalan ke ranjang tempat Olivia berada dan duduk disamping gadis yang tadi dibentaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/142967145-288-k430785.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ARCHITECT
ChickLit-SEKUEL FRAGILE Raga Harjono memutuskan untuk menyerah pada cinta pertamanya. Pengalaman percintaan yang pahit membuatnya enggan dekat dengan wanita manapun lagi. Namun disaat umurnya sudah menginjak 35 tahun. Sang ibu menuntutnya untuk segera menik...