Part 1 Flashback: Shania Gracia

3.8K 273 52
                                    

 Tak seperti biasanya di kediaman keluarga Alexander. Si bungsu, Shania Gracia, yang paling susah bangun pagi, tapi hari ini dia sudah stand by di dapur. Bik Nam, sang asisten rumah tangga pun sampai dibuat kaget dan bingung, nona manjanya itu sudah lebih dulu berada di dapur ketimbang dirinya.

 "Aku mau bikin sarapan buat Papi, Mami, sama Kak Shania," katanya, saat ditanya.
Mendengar niat gadis cantik itu membuat Bik Nam senang, tapi juga khawatir.  Pasalnya, Gracia tidak bisa memasak, kecuali membuat kue. Itu pun harus ada sang Mami atau dirinya yang mengawasi. Atau hal yang tak diinginkan akan terjadi. Pernah beberapa kali Gracia hampir meledakkan oven, alat masak pecah atau rusak, bahkan mengacaukan seisi dapur.

 "Emangnya Non Gracia mau bikin apa?"

 "Huum enaknya apa ya? Aku juga bingung sih, Bik. Aha! Kita buat nasi goreng aja, gimana? Gak ribet 'kan, bikinnya? Lagian habis ni aku juga mau siap-siap buat berangkat sekolah."

 "Baiklah kalo itu yang Non mau. Biar saya bantu nyiapin bahan-bahan sama masaknya, ya Non."

 "Siap, Bik! Mohon bantuannyaaa.."
...

 Veranda mengerutkan kening saat mendengar suara berisik dari arah dapur. Sebuah senyuman terukir manis di wajah bak bidadarinya, kala mendapati salah satu putrinya tampak bersenang-senang memasak bersama Bik Nam. Entah apa yang mereka buat, tapi harum yang mampir di hidung, sukses membuat perutnya bergendang kelaparan.

 "Wangi bangeettt! Duh, anaknya Mami tumben masak di dapur, hm? Dalam rangka apa nih?" tak tahan hanya mengintip, Veranda pun mendekati putrinya itu.

 "Ah, Mami! Ehehe gak lagi dalam rangka apa-apa kok, Mam. Cuma, lagi kepengen aja gitu, bikinin sarapan buat kalian. Mumpung Papi, Mami, sama Kak Shania belum pada pergi," jawab Gracia, tersenyum manis.

 Veranda segera mengabaikan sekilas perasaan aneh yang mampir saat mendengar perkataan putrinya. Dia tersenyum lebar pada putri bungsunya itu.

 "Waahh Mami gak nyangka kamu mau bikin sarapan buat kita. Mami seneng dan bangga banget sama kamu, sayang. Gak sabar nih, Mami pengen nyoba masakan pertama little princess-nya Mami."

 "Hahaha enak gak enak harus diabisin, ya Mam."

 "Uuu pasti enak kok! Wangi gini masakannya. Hum, masih ada yang bisa Mami bantuin gak?"

 "Udah selesai kok. Tinggal taro di meja makan aja."

 "Yaudah sini, Mami bantuin taro di mejanya."

 Bik Nam tak henti-hentinya tersenyum melihat interaksi ibu-anak itu. Belakangan ini, jarang ia temui pemandangan seperti ini sejak si nyonya, Jessica Veranda Tanumihardja, mulai sibuk menjabat sebagai kepala rumah sakit di rumah sakit milik keluarganya. Apalagi si tuan, Deva Kinal Alexander, mulai jarang berada di rumah karena harus bolak-balik ke luar kota untuk urusan pekerjaan.

 Kalau putri pertama pasangan itu, Shania Junianatha, juga disibukkan dengan kegiatan kuliahnya yang sudah semester lima. Tinggallah si bungsu sendirian di rumah besar ini, meski ia juga disibukkan belajar untuk ujian akhirnya di kelas tiga SMA. Tapi, sebagai orang yang ikut mengurus gadis itu sejak ia masih dalam kandungan, pastinya ia tahu dan mengerti, bagaimana kesepiannya seorang Shania Gracia.

 Rumah yang dulunya ramai ini, perlahan-lahan mulai lengang ditinggal kesibukan penghuninya.

 Pagi itu, setelah entah sudah berapa pagi berlalu, seluruh anggota keluarga Alexander akhirnya berkumpul lengkap berada di meja makan. Saling bercanda dan bertukar segala cerita yang sudah terlewat lama.

 Senang. Hatinya yang sempat dingin dan sepi itu, mulai hangat dan ramai lagi oleh celotehan dan tawa canda sang papi. Jahilnya sang kakak dan betapa pengertian juga pancaran kasih sayang sang mami.
Gracia merindukan mereka.
...

with you (greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang