"Kak Jaa cepet buka pintunya!" seru Stefi antusias. Dia sudah tak sabar ingin memperlihatkan gambar yang dia dan Jaa buat di sekolah tadi.
"Aye! Aye! Captain!"
Shani yang berjalan di belakang kedua putrinya sambill menenteng bawaan dua bocah itu, hanya bisa tersenyum geli. Setelah pintu terbuka, alisnya naik mendapati putri kecilnya malah berhenti di tengah jalan. Begitu pun dengan Jaa.
"Hei, kenapa kalian berenti? Gak langsung ke tempat tidur Mom?" tanya Shani.
"Itu siapa?" kedua bocah itu serentak bertanya.
Stefi menunjuk pada seorang perempuan yang ikut tiduran di ranjang ibunya, sementara Jaa menunjuk pada seorang pria yang tampak tertidur di sofa.
Shani melihat arah tunjuk, tersadar kalau Deva dan Veranda masih berada di sini. Mungkin karena kelelahan, keduanya malah ketiduran. Sejenak perhatian Shani tertahan pada Veranda yang merangkul Gracia sambil tidur. Mengingatkannya akan sang istri yang tengah merangkul Stefi tidur kala gadis kecil itu bermimpi buruk.
"Shuut, jangan berisik ya. Ayo sini, kita duduk aja di sofa sebelah sana. Bentar lagi Mom bakal bangun kok."
Kedua putri Shani hanya mengangguk patuh, lalu mengikuti Shani untuk duduk di sofa yang berseberangan dengan sofa tempat pria tua yang tertidur itu.
"Kaa, lihat deh, tante yang tidur sama Mom, kok keliatan mirip gitu yaa?" tanya Stefi sambil berbisik.
"Heee iya juga, ya. Mom keliatan mirip sama tante itu. Tapi-tapi, Mom lebih cantik dari tante itu!" balas Jaa yang juga berbisik.
"Tentu aja Mom lebih cantik! Eumm Om yang di sana juga kayak ada mirip-miripnya gitu sama Mom. Kaa, mereka siapa, sih? Ntep penasaran dan bingung nih!"
"Kakak juga penasaran Ntep. Tanya Shani aja lagi yuk."
Shani hanya tersenyum gemas, meski berbisik, dia tetap bisa mendengarkan kedua gadisnya yang tampak serius berdiskusi akan siapa gerangan dua orang asing ini.
"Kalian tanya sama Mom aja nanti kalau udah bangun," ucap Shani tiba-tiba ikut menyuruk di antara keduanya. Seketika membuat kedua gadis itu terpekik kaget.
"Shani!"
"Uuuh..."
Kedua gadis itu langsung kicep saat mendengar tiga lenguhan berbeda. Perhatian keduanya segera tertuju pada ibu mereka.
"Uuuh, ada apa sih, bersik-berisik? Masih ngantuk niii."
"Mom?" panggil Stefi dan Jaa bersamaan. Keheranan dan kebingungan menghiasi wajah polos kedua gadis itu kala mendengar suara rengekan sang ibu.
"Eh?!" Gracia tersadar mendengar suara kedua putrinya. Perhatiannya segera beralih pada mereka yang menatapnya dari sofa. "Ntep? Jaa?"
"Mom!" Stefi dan Jaa segera melompat turun dari sofa dan bergegas menaiki ranjang ibu mereka.
Beruntung Veranda yang sudah sadar duluan, segera beranjak turun dari ranjang dan langsung terduduk di kursi di samping tempat tidur putrinya. Veranda yang sedang memperhatikan interkasi putrinya dengan kedua gadis itu, tersentak kaget kala merasakan sebuah tangan merangkul pundaknya. Pandangannya mendongak, menerima tatapan sang suami.
"Mami, Papi, ada yang mau Gre kenalin sama kalian," ucapan Gracia mengalihkan pandangan kedua orang tuanya.
Gracia yang sudah duduk, memindahkan Stefi ke sisi kanannya yang berdekatan langsung dengan tempat Veranda duduk dan Deva yang berdiri di samping istrinya. Sementara Jaa, Gracia menraik lembut tubuh gadis itu agar dapat ia rangkul di sisi kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
with you (greshan)
Фанфикbersamamu memberiku arti sebuah keluarga yang tak pernah kurasakan sebelumnya. ini memang tak akan mudah, tapi jika bersamamu, aku yakin semua akan baik-baik saja.