chapter 51

4.1K 306 36
                                    

Sesaat setelah Anin keluar dari kamarnya, Gracia menolehkan pandangan ke arah jendela, terdiam melihat langit cerah di luar sana. Perasaannya sedikit lebih tenang sekarang. Tak lama berdiam diri, perhatiannya kembali beralih pada pintu kamar yang dibuka, menampakkan Yona yang masuk dengan seorang perawat di belakangnya.

"Mamah.." panggil Gracia pelan. Sudut bibirnya terangkat melihat perempuan itu tampak baik-baik saja.

"Gre," betapa lega, senang, dan bersyukurnya Yona melihat sang putri akhirnya bangun juga. Segera langkahnya berjalan mendekat, berhenti tepat di samping tempat tidur. Sebelah tangannya mengulur, mengusap-usap puncak kepala Gracia, dan merunduk mencium lembut keningnya.

"Gracia, sayang...Mamah bersyukur banget kamu udah bangun," ucap Yona penuh haru.

"Iya, Mah. Mamah keadaannya gimana? Terakhir Gre ingat, Mamah pingsan waktu itu. Mamah gak papa 'kan?"

"Mamah gak papa kok, sayang. Harusnya Mamah yang nanyain keadaan kamu gimana, hum? Apa ada yang sakit?" Yona masih mengusap-usap puncak kepala Gracia. Kemudian mengalihkan perhatiannya pada perut sang putri, mengusapnya lembut dengan tangan lainnya.

"Gre ngerasa baik-baik aja kok, Mah," jawab Gracia.

"Kamu yakin?" Yona menatapnya serius.

Gracia mengangguk pelan.

"Hmm, tapi biar Mamah periksa dulu, ya? Cuma mau mastiin aja."

Gracia kembali mengangguk patuh.

Setelahnya dengan dibantu perawat tadi, Yona mulai menjalani beberapa pemeriksaan pada Gracia. Hasilnya cukup memuaskan dan sejujurnya mengejutkannya juga. Tapi Yona berusaha tetap tenang, tak ingin mengubah suasana nyaman sang putri.

Berterima kasih pada perawat yang beranjak keluar dari kamar rawat, Yona kini mengambil tempat duduk di sebelah ranjang Gracia. Sementara si ibu hamil kini sudah duduk nyaman bersandar beralaskan bantal di kepala tempat tidurnya.

"Anin belum ada cerita apayang terjadi setelah kejadian itu. Aku pengen tau gimana keadaan mereka yang ikut menyelamatkanku. Gimana keadaan Ko Adam? Jan? Jinan juga, aku sangat mengkhawatirkannya, Mah," pinta Gracia. Perasaannya kini lebih mengkhawatirkan mereka.

Yona mengerutkan kening, kemudian menghela napas pelan. Direngkuhnya sebelah tangan Gracia yang sudah lepas dari infuse, mengusapnya lembut.

"Kamu mengkhawatirkan mereka, apa kamu tidak khawatir pada Shani juga? Dan lagi, kondisi psikis kamu gimana? Mamah sangat bersyukur kondisi fisik kamu dan dede bayi baik-baik aja, tapi gimana perasaan kamu sekarang? Dengan semua hal buruk yang telah kamu lalui ini."

Yona blak-blakan saja. Mengutarakan apa yang sebenarnya mengusik hati dan pikirannya tentang sang putri. Bagaimana tidak, perempuan ini tak sedikit pun menunjukkan emosi berkenaann dengan semua yang telah dilaluinya beberapa hari ini. Malah bersikap biasa saja, seperti tak terjadi apa-apa. Padahal nyawa mereka hampir dipertaruhkan untuk menyelamatkannya.

"Mamah gak mau kamu memendam sendiri segala emosi dan perasaan negatif itu. Kamu tau 'kan itu gak baik buat kesehatan kamu juga dede bayi. Dengan melihat sikap kamu yang baik-baik dan biasa aja seperti ini, malah bener-bener bikin Mamah cemas, sayang."

Gracia diam memperhatikan apa yang membuat ibu angkatnya ini cemas dan gelisah. Helaan napas pelan ia keluarkan, kemudian menolehkan kepala pada jendela, alih-alih menatap Yona. Dalam nada kosong menjawab,

with you (greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang