chapter 2

8.1K 611 32
                                    


 Gracia sekali lagi merapikan pakaiannya. Rasa gugup kembali ia rasakan kala melihat sebuah gedung tinggi dan megah berdiri di hadapannya. Jantungnya berdetak cukup cepat dengan kedua tangan menggenggam erat paperbag yang ia bawa.

 Ini memang bukan yang pertama kali ia memasuki gedung kantor ini. Sebelumnya ia pernah masuk, hanya sebatas lobi, menitipkan pesanan dari toko kue tempat ia berkerja pada salah satu pegawai di sini. Dia masih ingat seorang gadis di meja resepsionis yang menyambutnya ramah. Atau bahkan kelewat ramah.

 Gracia tergelak sendiri ketika mengingatnya. Semoga dia bisa menjumpai gadis itu lagi. Dia menyukainya.

 Menghela napas sekali lagi, Gracia sekuat tenaga menghiraukan tatapan para pegawai kantor yang lalu lalang menatapnya. Langkahnya mulai memasuki pintu, lagi, dibuat kagum oleh desain interior gedung ini. Sangat mewah dan berkelas. Lobi yang luas dan nyaman, juga tak jarang beberapa kali ia balas senyum kecil pada beberapa karyawan yang menyapanya.

 Perempuan itu tanpa membuang waktu lagi segera melangkah ke arah meja resepsionis. Menghela napas lega ketika matanya menangkap sosok si gadis yang ia kenal tengah sibuk dengan teleponnya. Gracia berhenti dan berdiri di depan meja, menunggu dengan sabar gadis itu menyadari keberadaannya.

 "Baik Bu, saya mengerti."

 Setelah sambungan terputus, gadis dengan rambut hitam dan wajah imut itu kemudian beralih pada seseorang di depan mejanya. Raut kaget ia tampilkan ketika mengenali siapa yang berdiri dengan senyum manis di depannya.

 "Kak Gre! Waaa udah lama sekali gak kesiniii..." sambut gadis itu cukup heboh.

 "Haha hai Angel," sapa Gracia balik. Sedikit meringis kala kembali mendengar suara melengking gadis yang lebih muda darinya itu.

 "Iih, Kak Gre apa kabar? Kok makin cantik aja, sih!" goda Angel mengulurkan tangan, iseng mencolek-colek bahu Gracia.

 "Ah apaan sih, kamu. Aku baik, kamu baik juga kelihatannya."

 "Hehe..." Angel cengengesan.

 Gadis itu pun menepuk tangannya kencang, membuat Gracia terkaget.

 "Oh iya! Kak Gre ke sini mau nganterin pesanan Anin lagi?"

 "Ah enggak. Ini, aku mau nganterin makan siang buat Shani," jawab Gracia enteng sambil menunjukkan paperbag yang ia bawa.

 Angel mengerutkan kening bingung. "Shani? Perasaan gak ada deh, karyawan yang namanya Shani. Emang dia kerja di sini, ya Kak?"

 Gracia menaikkan alis heran. 'Dia gak kenal Shani?'

 "Itu, hmm..."

 'Duh! Gimana jelasinnya? Aah Gre begok. Niat mau nganter makan siang buat Shani, malah gak tau dia jabatannya apa di sini.'

 "Kak Gre?"

 "Eh itu, namanya Shani Indira Natio. Kamu tau, kan?" Gracia pun menyebutkan nama lengkap istrinya itu.

 "Lah, si Bos?!" seru Angel kaget, membuat Gracia ikutan kaget juga.

 "Ha? Kenapa? Bos? Eh...eeehhhh??"

 Gracia malah tambah kaget lagi, saat otaknya mencerna julukan yang diucapkan Angel untuk Shani. 'Jadi dia seorang Bos di gedung sebesar ini? Kok gak pernah cerita, sih?'

 Yah, Gracia awalnya gabut di rumah setelah mengantar Stefi ke sekolahnya. Dia pun berinisiatif mengantar makan siang untuk Shani. Karena tidak tahu alamat kantornya, dia pun sengaja masuk ke ruang kerja istrinya itu dan beruntung bisa mendapatkan kartu bisnis Shani yang terselip di atas mejanya.

with you (greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang