-Bagian Lima-
•••
"You are my real hero."
•••
PMS
Mungkin satu kata tersebut cocok untuk disematkan kepada satu-satunya cewek yang kini sedang duduk menelungkupkan kepalanya di atas meja. Kenapa satu-satunya? Karena di dalam kelas hanya ada 2 orang laki-laki dan tentunya cewek tersebut, yaitu Alfira.
Selain malas-malasan seharian di kelas, ia jelas sedang PMS karena dari pagi sudah uring-uringan, semua teman-temannya kena damprat, intinya mode senggol bacok sedang ia nyalakan. Bahkan siswa terdingin seperti Alfa pun kena semprotnya juga. Seperti sekarang, Alfira sedang membuat gaduh kelas yang sepi dengan menggerak-gerakan kakinya ke meja dan lantai sehingga menimbulkan bunyi yang berisik. Alfa yang saat itu sedang membaca pun merasa terganggu.
"Berisik." seru Alfa
Alfira yang tadinya masih menelungkup langsung bangkit dan mendelik ke arah Alfa.
"Apaan si lo! Banyak bacot!" Balas Alfira dengan bentakan. Lalu ia melanjutkan acara malas-malasannya tadi. Alfa yang merasa dongkol hanya mendengus sebal.
"Sabar bro, cewe. Ngertiin ya" Nasihat cowo yang sekarang sedang duduk bersama Alfa, ia Genta. Lalu Genta menghampiri bangku Alfira.
"PMS ya Al?" Tanya Genta
"Hmm." jawab Alfira kemudian menengokan kepalanya ke arah Genta.
"Perut lo sakit? Apa gimana? Mau gue beliin obat nggak?"
"Gak usah. Ngrepotin." balas Alfira yang kemudian bergerak seperti posisi nyamannya tadi. Sebenarnya ia juga sedang malas berbicara dengan Genta karena chatnya tadi malam.
"Oke." jawab Genta. Namun setelah itu Genta pergi ke luar kelas, dan masuk lagi ke dalam kelas dengan memegang sebotol minuman yang baru ia beli dari koperasi sekolah. Saat itu keadaan kelas sudah cukup ramai.
"Nih. Diminum ya." Genta menaruh minuman tersebut di meja Alfira. Ia sebenarnya merasa bersalah kepada gadis tersebut karena chat.nya tadi malam. Kemudian ia pergi ke luar kelas lagi. Alfira langsung bangkit dari malas-malasannya.
"Ya Ampun Ta, kok lo baik banget si. Gimana gue nggak suka coba."
Batin Alfira sambil tersenyum-senyum sendiri. Sebenarnya soal chat Genta kemarin ia sudah memaafkannya, karena paginya Genta meminta maaf dengan menypam sebanyak 10 kali. Mungkin terkesan murahan, dispam 10 kali saja sudah mau memaafkan. Ya begitulah jika sedang jatuh cinta, yang mahalpun terkadang menjadi murah untuk sebagian orang.
•••••••••
Saat bel pulang sekolah berbunyi, Alfira merasa perutnya semakin sakit. Ia hanya tiduran di kelas tidak peduli teman-temannya sudah pulang atau belum.
"Fir, lo belum dijemput?" Tanya Dira.
"Belum. Lo udah mau pulang?"
"Mm, iya nih gue udah dijemput. Mau ikut gue aja?" Tawar Dira
"Makasih. Tapi nggak deh, gue minta dijemput aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN (END)
Genç KurguSelain menggambar, warna biru dan Hari Sabtu, hal lain yang Alfira sukai adalah menjadi sahabat seorang Genta. Sesederhana itu, sampai Alfira tahu bahwa hatinya sendiri berkata lain yang menjadi indikator bahwa dirinya sudah masuk pada batas terlara...