4

2K 314 167
                                    

-Bagian Empat-

•••

"Di deket lo jantungan gapapa ya kan?"

•••

"Udah hah?" Kata Dira pada Anjanni.

Mampus mau ngapain ini bocah! Batin Alfira. Sedangkan Sela disebelahnya terlihat gelisah menggerakan matanya kesana kemari.

"A..apa? Dir?" Anjanni yang terlihat pucat menjawab dengan gugup. Tangan Dira yang masih mencengkeram tangan Anjanni tiba-tiba melepas gelang yang dipakai Anjanni.

"Ini gelang Dea, tadi suruh gue ngambil dari lo." Kata Dira setelah melepaskan tangannya dan menghampiri Alfira dibelakangnya.

Dasar, gue kira mau ngapain! Batin Alfira lagi. Alfira mendelikan matanya ke arah Dira yang hanya disambut cengiran bodoh Dira. Sedangkan dua orang di depan mereka diam-diam menghembuskan nafas lega.

"Em, Janni, gue minta maaf soal tadi ya. Maaf banget gak sengaja mukul ke arah lo." Alfira mengungkapkan apa yang ingin dikatakannya dengan rasa sangat tidak ikhlas sebenarnya.

"Nggak apa-apa kok Fir, gue juga tadi lagi nggak ngeh." Jawab Anjanni dengan manisnya.

"Beneran nih? Gue dimaafin?" Alfira bertanya lagi.

"Iya." kata Anjanni. Meskipun ia diam-diam mendengus dalam hati.

"Oke makasih ya Jan, gue ke kelas dulu. Lo cepet sembuh ya." ungkap Alfira.

"Iya sama-sama."

Lalu Alfira dan Dira meninggalkan UKS dengan hati yang sebenarnya dongkol.

"Tau minta maaf juga dia." suara Sela terdengar.

"Hust, gak usah keras-keras Sel." Kata Anjanni.

Mereka kira dua orang tadi sudah pergi, padahal mereka masih ada di depan UKS menguping pembicaraan mereka.

"Kalian lagi ngapain?" Seseorang menepuk pundak Dira.

"Nguping." jawab Dira sekenanya tanpa melihat siapa.

"Bapak ikutan nguping juga dong."

"Iya sini Pak" jawab Alfira dan Dira bersamaan.

Lalu mereka berdua tersadar. Dan menengok ke arah belakang.

"Eh ada Pak Sofyan, apa kabar pak? Hehe." cengir Alfira.

"Nggak usah basa-basi ya anak-anak. Udah bel juga masih di sini. Masuk kelas sana." suruh orang yang ternyata Pak Sofyan.

"Iya pak, kami permisi ya. Mari pak." lalu mereka berdua langsung menuju kelas, namun sebelum itu.

"Eh tunggu dulu, kamu Dira sini. Bapak mau bahas lomba debat dulu. Kamu Alfira, sana ke kelas."

"Iya pak." Alfira kemudian menuju kelas sendirian, sementara Dira bersama Pak Sofian. Saat perjalanannya menuju kelas

"Dari mana?" tanya orang yang tiba-tiba sudah ada di samping Alfira.

FIGURAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang