Vote dan Commentnya yaa
Terima kasih
.
Selamat Membaca Kisah Ini
.
⚠WARNING⚠
|Ranjau Typo Bertebaran|
.-Bagian Duapuluhtiga-
BFF? Oke.
🔥🔥🔥
"Kalo lo mau maksa-maksa gue lagi buat maafin Dira, telat." Alfira yang sedang memakan es krimnya menoleh ke arah Genta yang ada di sebelahnya.
Saat masih di jalan tadi, Genta meminta mengobrol sebentar dengan Alfira. Alfira pun mengiyakan permintaan cowok tersebut, tapi ia kira mereka akan berbicara di rumah namun yang ada sekarang Alfira duduk di ayunan taman dengan Genta duduk di ayunan sebelahnya. Es krim? Genta yang membelikkanya, memang siapa yang mau menyia-nyiakan rezeki?"Gue udah gak mau bahas itu, sekarang bahas tentang kita aja." Balas Genta. Alfira tercengang di tempatnya. Maksudnya kita itu apa?
"Kita udah berapa lama temenan?" Genta bertanya. Alfira mengerutkan dahinya sambil berfikir.
"Ng, sejak kelas 10 ya?" Dengan ragu Alfira menjawab.
"Udah lama kan." Alfira mengangguk-angguk.
"Tapi gue kenal deket sama lo baru awal kelas 11." Alfira mengangguk-angguk lagi. Ia masih bingung maksud pembicaraan Genta.
"Dan jujur gue nyaman deket sama lo." Alfira langsung menghentikan es krimnya yang hampir masuk ke dalam mulut. Pikirannya membayangkan banyak hal.
Kok kaya di film - film ya? Jangan - jangan dia mau???
Alfira langsung menepis bayangan-bayangan tersebut. Ia jadi merasa gerogi sendiri, seharusnya tadi ia tidak menuruti kemauan Genta ke taman yang sekarang cukup ramai.
"Gue minta maaf soal beberapa waktu lalu di rumah Adel."
Lah kenapa tiba-tiba ngalihin pembicaraan? Batin Alfira.
"Maksud gue ngajak lo kesini ya ini, gue minta maaf ya Al. Gue tahu gue terlalu ikut campur urusan lo berdua. Dan waktu lo ngomong kalo gue bukan siapa-siapa lo, gue baru sadar satu hal." Alfira masih mencerna setiap ucapan Genta. Dia ingin menyela minta maaf juga, tapi rasa-rasanya belum pas.
"Gue gak suka lo ngomong kaya gitu." Alfira merasa jantungnya melompat-lompat.
"Maksud lo?" Tanya Alfira penasaran.
"Lo ngomong seolah-olah kita gak ada hubungan apa-apa."
Hah? Alfira melongo. Memang mereka tidak ada hubungan apa-apa kan? Es krimnya tidak lagi menarik. Sekarang ia memandang langsung ke arah Genta yang sedang memandangnya.
"Bukannya kita teman?"
One kill.
Alfira merasa hatinya runtuh begitu saja.
"Dan karena gue udah nyaman sama lo, gue mau kita lebih dari teman."
Dan puing-puing hati Alfira seperti sedang terbangun kembali.
"Jadi sahabat ya?" Kata Genta.
Double kill.
Hatinya hancur lagi. Iya hancur. Rasanya ia seperti naik rolecoaster. Hanya saja saat baru naik, tiba-tiba keretanya turun dengan kecepatan yang sangat tinggi dan menabrak sesuatu yang membuatnya sangat sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN (END)
Teen FictionSelain menggambar, warna biru dan Hari Sabtu, hal lain yang Alfira sukai adalah menjadi sahabat seorang Genta. Sesederhana itu, sampai Alfira tahu bahwa hatinya sendiri berkata lain yang menjadi indikator bahwa dirinya sudah masuk pada batas terlara...