-Bagian Delapan-
●●●
Pernah sakit tapi tak pernah sesakit ini
Ps. Awas nyanyi :)
●●●
Warning! Typo bertebaran.
Selamat membaca!
.
Sekitar pukul 07.30 Alfira sampai di sekolah bersama Gita di sebelahnya. Keadaan sekolah sudah ramai, parkiran motor dan mobil sudah terisi cukup banyak dan banyak siswa yang bersliweran kesana kemari.
Kehadiran Alfira bersama orang lain cukup menarik perhatian teman-teman yang ia lewati.
"Gue heran deh, kayak nggak pernah liat abak baru aja." dumel Alfira.
"Bener kata lo Al, masuk sini mentalnya harus gede ya." takjub Gita.
Bagaimana tidak, baru saja ia melangkahkan kaki di koridor kelas 10, adik kelas mereka sudah terheran-heran dan penasaran sampai ada yang rela berdesak-desakan di depan pintu, padahal di depan tempatnya masih lebar tapi emang dasar baru pernah liat orang cantik apa gimana si?. Pikir Alfira.
Gita memang masih memiliki darah orang luar turunan dari neneknya, rambutnya yang coklat gelap, kulitnya yang putih bersih dan warna matanya yang abu-abu benar-benar menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang baru melihatnya, tidak heran banyak sekali pria yang sudah Gita tolak dengan berbagai macam cara dan pada akhirnya hanya Bayu yang tinggal di sisinya.
Ngomong-ngomong soal Bayu, kemarin malam ia benar-benar nekat datang ke rumah Alfira hanya untuk menemui Gita. Cinta mati kali ya, heran Alfira. Pasalnya kemarin malam sudah pukul 9 yang tentu bukan jamnya orang normal main ke rumah temannya, apalagi Alfira seorang gadis. Ingat gadis! Bagaimana jika ada tetangganya yang melihat dan berfikir yang bukan-bukan, apalagi Bayu dengan penampilan acak-acakannya bertandang tanpa ingat etika, kacau Alfira tadi malam, walaupun mamanya tenang-tenang saja sampai Alfira sendiri merasa heran.
Mungkin rayuan Bayu memang tidak ada tandingnya buktinya sahabatnya Gita, yang anti cowo dan mamanya yang kadang tidak suka dengan anak lelaki dengan jenis tampilan seperti Bayu terpikat juga. Astaga. Alfira sampai tidak habis pikir.
Hampir saja Alfira ingin melabrak Bayu tapi ia urungkan saat Gita memberinya kode untuk diberikan privasi sebentar. Akhirnya Alfira mengalah, ia pergi ke dapur dan melihat mamanya sedang menyiapkan minuman untuk Bayu namun Alfira menyuruh mamanya untuk ke kamar saja karena Alfira yang akan membuat minumannya. Ia hanya membuat teh manis hangat dan menyiapkan cemilan dalam toplesnya. Baru saja ia akan melangkah keluar Alfira melihat Gita dan Bayu sedang berbicara serius lalu pada akhirnya ia memutuskan untuk berhenti sejenak agar tidak mengganggu.
Sekitar 10 menit kemudian, masalah mereka terlihat sudah selesai karena Alfira melihat Bayu memeluk Gita dan tersenyum senang. Ah bocah cinta, dengus Alfira. Namun ia ikut bahagia jika masalah mereka sudah selesai.
Adegan berpelukan mereka terpaksa berhenti karena Alfira datang dan sengaja berdehem keras-keras sampai kedua pasangan tersebut kaget dan menyengir malu. Lalu mereka bertiga mengobrol sebentar karena Bayu sudah ditunggu temannya di luar. Malam itu pun Alfira tahu bahwa penampilan acak-acakan Bayu disebabkan karena ia dari bandara kemudian dijemput temannya disini langsung memutuskan pergi ke alamat rumah Alfira yang sudah ia minta dari orang tua Gita tanpa memikirkan penampilan lagi. Begitulah ceritanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN (END)
Teen FictionSelain menggambar, warna biru dan Hari Sabtu, hal lain yang Alfira sukai adalah menjadi sahabat seorang Genta. Sesederhana itu, sampai Alfira tahu bahwa hatinya sendiri berkata lain yang menjadi indikator bahwa dirinya sudah masuk pada batas terlara...