Vote dan Comment jangan lupa ya
Terima Kasih.
>•<
⚠WARNING⚠
|Ranjau Typo Bertebaran|
Selamat Membaca Kisah Kami
>•<-Bagian Duapuluh Delapan-
Kamu boleh memahami dia sejauh mungkin, tapi jangan lupakan aku disini yang katanya sudah kau pahami sejak dulu.
🍁🍁🍁
Alfira
Aku sebentar lg kesana.
SendAletta
Ok Kak, Aku tunggu.Sabtu pagi ini matahari bersinar terang, langit cerah tidak berawan, udara masih sejuk enak di rasa dan senyuman Alfira yang sejak tadi selebar lapangan bola membuat mama nya memandang heran.
"Kenapa kamu? Abis menang lotre?"
"Bukan lotre Ma, tapi Togel."
"Astaghfirulloh Fira, Kamu gak usah main yang gak jelas begitu, dosa juga, emang uang jajan yang Papa kasih masih kurang?" Papa Alfira yang baru saja bergabung di meja makan langsung menimbrung.
"Tapi kan dapat duit Pa, lumayan." Canda Alfira.
"Lumayan-lumayan duitnya gak halal!"
"Bercanda kali pa, baper amat si." Dengan nada yang dilirihkan Alfira memanyunkan bibirnya, Papanya hanya menyipitkan mata memandang gadis tersebut.
"Kenapa kamu cuma makan roti? Mau diet? Ya ampun kamu ini gak usah diet-dietan. Badan udah kerempeng kaya begitu juga! Diet juga bahaya! Kemarin Papa liat di instagram ada bocah seumuran kamu diet keras terus ujung-ujungnya meninggal, cepet makan nasi aja." Baru saja Papanya akan mengambilkan nasi, Alfira sudah cepat-cepat mengunyah rotinya dan menjauhkan piring di depannya.
"Alfira makan yang bener, buru-buru banget emang mau kemana?" Mamanya bertanya.
"Main. Ma, Kak Dini berangkat nanti sore?" Mamanya mengangguk.
"Yaudah aku pergi dulu, udah ditunggu gak enak kalo telat."
"Pulang jangan kesorean, biar bisa ikut nganter kakakmu."
"Siap Pa." Alfira menyambar tas punggungnya, kemudian menyalami kedua orang tuanya dan pergi mengendarai motor kakaknya yang diberi nama Si Merah.
●●●
"Rapi bener kak, mau kemana?" Letta memandang heran Genta yang pagi-pagi sudah rapi sekali.
"Pergi dong."
"Acara sekolah?"
"Hm ada rapat. Kamu jagain rumah, jangan pergi keluar."
"Tap-"
"Gak tapi-tapian. Hari ini gantian kamu yang jaga rumah, mama sama papa pulangnya juga masih dua hari lagi. Inget! Jangan pergi!" Titah Genta. Dengan terburu-buru ia menyambar jaketnya dan memandang jam di pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN (END)
Teen FictionSelain menggambar, warna biru dan Hari Sabtu, hal lain yang Alfira sukai adalah menjadi sahabat seorang Genta. Sesederhana itu, sampai Alfira tahu bahwa hatinya sendiri berkata lain yang menjadi indikator bahwa dirinya sudah masuk pada batas terlara...