34

1K 147 15
                                    

HAPPY READING,
mblo :D
_______________________

-Bagian Tigapuluh Empat-

Semai semai menguning memadi

Berat semakin berat memandang

Tak ada semai lara yang tak berisi

Saat kau bersama dia kini kupandang

🍉🍉🍉

Bosan dan jenuh. 2 hari sejak kejadian tersesatnya Alfira, gadis itu hanya berakhir dengan duduk duduk di tenda tanpa aktivitas yang bermakna. Bahkan yang paling menyebalkan, dirinya sampai dilarang tidak boleh ikut jelajah alam. Kondisinya baik-baik saja kok, hanya untuk berjalan ia sedikit terpincang. Pantas saja beberapa orang yang terlalu peduli padanya jadi ibu kedua di kemahan.

Alfira mendengus, tangannya menyangga kepalanya yang kini terasa berat karena menunggu teman-temannya pulang menjelajah dari beberapa jam yang lalu. Bibirnya menguap lebar, melirik jam tangan sportnya yang baru pukul 1.30 siang membuat ia berfikir masuk ke tenda saja untuk tiduran. Tapi ia berfikir kembali, tidak pantas sekali teman-temannya sedang berjuang di hutan sana sedangkan ia malah tiduran santai-santai di sini.

Ia memilih merebahkan kepalanya ke meja, sembari memejamkan mata berharap teman-teman kelompoknya cepat pulang dan membawa kemenangan di tim mereka. Beberapa waktu setelahnya, Alfira yang masih terpejam hampir memekik kesenangan pada orang yang tiba-tiba datang dan menempelkan air dingin ke pipinya. Ya hampir saja, karena setelah matanya terbuka,

"Heh udah baikan?"

Senyum Alfira merosot lantas mengangguk malas, dia mengalihkan pandangan ke dua orang di hadapannya. Demi apapun, dari ratusan manusia yang ada di sini kenapa harus mereka yang tidak ingin Alfira temui yang mendatanginya?

"Tim kalian pulang pertama?" Alfira bertanya sambil celingukan ke depan tapi belum ada satupun yang pulang ke kemahan.

"Kita kan gak ikut." Jawab Genta. Dira di sebelahnya menyambung,

"Kaki gue keseleo jadi gak ikut deh." Ekspresi Dira jadi bahagia.

"Enak dong, kesempatan jadi gak ikut panas-panasan?"

"Yee ini juga gara-gara kemarin malam gue nyariin lo." Dira cemberut.

"Ooh." EMANG SIAPA YANG NYURUH LO BUAT SUSAH-SUSAH NYARI GUE SII?

"Lah elo ngapain gak ikut?" Tanya Alfira ke Genta. Ia curiga, dan menatap kedua orang tersebut bergantian.

"Kalian.."

"Gue tugas hari ini Fir, mikir aneh lo ya!?" Genta sewot.

"Mentang-mentang anak PMR main nugas-nugas sembarangan! Emang gue gak tau udah ada petugas khusus yang jaga? Kalo lo tugas seharusnya gue juga kan?" Alfira sebal sendiri.

"Ya gue tau kok lo kan partner in crime gue di PMR, tapi berhubung sekarang lo lagi sakit jadi mending gue tugas sendirian aja."

Alfira memutar bola matanya malas. Pinter banget ya kalo bikin alasan, ngomong aja pengin berduaan sama Dira.

Alfira kesal untuk alasan tersebut, mungkin ia sedang marah pada betapa menyebalkannya perasaan yang ia miliki sekarang ini.

Mungkinkah ia merasa cemburu?

Mungkin iya.

Beberapa bulan ia menyukai Genta baru pernah ia merasa cemburu lagi sejak cemburunya kepada Anjanni. Ada apa dengan dua saudara tiri ini? Alfira sendiri tidak tahu.

FIGURAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang