-Bagian Sembilan-
●●●
Jangan terkejut, karena kejutan selalu datang tanpa diundang.
●●●
A L F I R A - P O V
Hujan masih turun dengan derasnya di luar sana, sementara hari sudah gelap pertanda malam tiba. Gue menutup jendela kamar agar hordennya nggak kebasahan. Sedangkan di tempat tidur gue ada Gita yang sedang asyik sendiri dengan ponselnya, mungkin chat dengan Bayu.
"Gimana hari pertamanya?"
"It's okay, orang-orangnya baik juga."
"Syukur deh kalo gitu."
Gue memilih ikutan duduk disampingnya dan melirik ke arah Gita namun dia menjauhkan ponselnya dari pandangan gue sambil cengar-cengir tidak jelas.
"Pelit banget lo."
"Ini namanya privasi bukan pelit Alfira."
"Terserah dah."
Lalu gue ikutan membuka ponsel dan menyalakan datanya. Membuka whatsapp dan mengecek siapa tau ada yang chat, tapi ternyata nol besar.
Yang ramai hanya grup kelas yang sudah gue bisukan agar tidak menganggu ketentraman dan kedamaian ponsel serta diri gue sendiri. Kalo bahasnya jelas si oke, lah ini kucing tetangga yang baru lairan aja heboh banget ikut dibahas, mau nimbrung juga kan gue jadi males.
"Genta kelihatannya cowok baik."
Gue melirik ke arah Gita yang baru saja berkata hal tersebut.
"Tau dari mana baiknya?"
"Denger dari fansnya, yang kayaknya banyak, tadi gue ke kantin ada aja adik kelas yang ngomongin dia, terus gue nanya ke Alda dia bilang yang lagi dibicarain Genta anak kelas sebelah." jawab Gita.
"Itu si dimana-mana, anak OSIS juga. Emang kalo fansnya banyak berarti dia baik? Ngaco lo."
"Ya enggak gitu juga Fir, tapi gak salah kan kalo nilai dia baik. Dia juga nggak punya tampang preman meskipun agak kelihatan badboy-badboy gitu"
"Gue pertama lihat dia anggapannya buruk soalnya dari tampang kelihatan anak nakal, eh lo pertama ketemu langsung ngomong baik." heran gue.
"Ya mungkin karena lo udah beberapa kali cerita tentang dia, jadi mindsetnya gue ikut kerubah juga, andai aja dia tadi nggak ngenalin diri mungkin bisa aja sewaktu-waktu gue lihat dia saat gue belum kenal, gue langsung ngejudge dia."
Gue hanya mengangguk mendengar penuturan Gita. Namun bicara tentang Genta, kejadian tadi siang benar-benar merusak mood gue seharian ini. Berkali-kali gue mencoba nggak peduli namun itu ternyata sulit. Ribet dah.
Dari pada pusing sendiri, lebih baik gue membuka satu-satunya permainan yang ada dalam ponsel gue, Helix Jump. Awalnya gue emang gak suka, tapi buat ngilangin rasa bosan jadi ya terpaksa sewaktu-waktu buka aja ini permainan.
Yang menyebalkan adalah ketika gue sudah hampir selesai di tingkat terakhir dan sudah hampir 100 % namun ball nya malah mengenai garis kematiannya si ball ini. Disitu gue cuma bisa meratapi nasib sial dan jika sedang dalam mode baik gue akan dengan senang hati berteriak-teriak seolah dunia ini milik gue seorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN (END)
Teen FictionSelain menggambar, warna biru dan Hari Sabtu, hal lain yang Alfira sukai adalah menjadi sahabat seorang Genta. Sesederhana itu, sampai Alfira tahu bahwa hatinya sendiri berkata lain yang menjadi indikator bahwa dirinya sudah masuk pada batas terlara...