10

1.5K 209 55
                                    

-Bagian Sepuluh-

●●●

Dimanapun aku berada selama kamu juga ada disana, pasokan oksigen terasa habis begitu saja.

●●●

"Mampir dulu ya ke minimarket"

"Mau beli apa?"

"Es krim." setelah Alfira mengatakannya, kini Genta membelokan mobilnya ke parkiran mini market baru kemudian Alfira turun tanpa memperdulikan Genta di belakangnya.

Masuk kedalam, Alfira langsung menuju ke box ice cream yang kini namanya sudah ada dimana-mana.

"Suka coklat atau vanila?" Tanya Alfira pada Genta yang kini sudah ada disampingnya.

"Strawberry." jawaban Genta tersebut membuat Alfira ingin tertawa.

"Serius lo suka strawberry? Gue aja lebih suka Vanilla."

"Lidah-lidah gue inih."

"Yayaya deh, jadi vanilla sama strawberry."

Kemudian Alfira menuju kasir dan membayarnya. Baru kemudian mereka keluar dan masuk ke dalam mobil berniat pulang. Namun baru saja Alfira ingin menyela karena bukannya pulang, Genta menghentikan mobilnya di depan taman yang dekat dengan komplek rumah Alfira.

"Loh kok kesini si?" Protes Alfira, Genta tak menghiraukannya dan berjalan menuju bangku besi yang ternyata masih basah sisa hujan tadi.

"Ambilin lap kain Al, di dashboard mobil." perintah Genta.

Alfira menurutinya dan masuk ke dalam mobil mengambil lap kain yang Genta maksud kemudian tidak lupa ia membawa kresek putih berisi es krim yang dibelinya tadi.

Lap tersebut ia serahkan kepada Genta.

"Ngapain kesini?" Tanya Alfira setelah dia ikut duduk di ayunan yang ada di depan Genta. Tidak lupa sebelumnya ia bersihkan ayunan tersebut dari air yang masih tersisa.

"Ngapain ya? Gue jadi lupa."

"Ye jangan bercanda, udah yuk pulang aja. Martabak lo juga pasti lagi ditungguin adek lo kan?" Karena Genta tadi memberitahu bahwa Letta lah yang meminta dibelikan martabak.

"Nggak, mereka udah gue kasih tahu nanti bakalan pulang agak telat." mendengar jawaban yang keluar dari mulut Genta, Alfira hanya manggut-manggut dan mulai membuka es krim vanilanya. Genta yang ada di depannya juga sudah memakan es krim strawberrynya.

"Gue baru tau lo ternyata suka sama  strawberry ya"

"Lo enggak?"

"Suka. Tapi gak sesuka itu."

"Ooh. Kalo gue?"

"Kenapa sama lo?"

"Suka juga gak?" Kata-kata yang terlontar dari mulut Genta membuat Alfira berhenti menjilati es krimnya dan dengan wajah cengonya ia memandang Genta sampai wajahnya sendiri terasa panas.

Untung udah malam, ngeblush nggak keliatan deh.

Alfira bersyukur dalam hatinya, penerangan disini hanya ada satu, itu juga ada di atas Genta jadi cahayanya tidak sampai terang ke tempat Alfira.

"Hah?"

Raut wajah Alfira yang terlihat tidak sekali membuat Genta menyemburkan tawanya sampai terpingkal-pingkal, suaranya terdengar menggema di taman yang sepi ini.

FIGURAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang