-Bagian Tujuh-
•••
Sahabat sejati akan kembali sejauh apapun mereka pergi
•••
Sepulang Alfira menemani kakaknya berbelanja, ia yang berniat akan langsung beristirahat malah dikejutkan oleh kedatangan sahabat jauhnya, Gita. Alfira yang senang sekaligus terkejut langsung menghampiri Gita dan memeluknya erat tanpa memperhatikan sekelilingnya ia juga menjatuhkan semua barang-barang kakaknya yang barusan di beli. Padahal saat itu ada kedua orang tua Gita yang duduk di sofa ruang tamunya dan hanya memandang mereka maklum, remaja. Sedangkan Dini hampir saja menjerit namun ia urungkan saat melihat ada orang di ruang tamunya.
"Gitaaa!!! gila gue kangen banget sama lo."
"Gue juga Al, gimana kabar lo?"
"Gue baik kok. Lo? Kelihatannya juga baik ya." Jawab Alfira setelah melepas pelukannya. Gita hanya tersenyum, namun Alfira yang terlalu peka tahu, bahwa senyum Gita terlihat jelas dipaksakan.
"Lo kenapa Ta?" Tanya Alfira
Gita hanya menggelengkan kepalanya dan mengajak Alfira duduk di sofa.
"Eh ada om sama tante juga ya. Apa kabar?" Alfira yang melihat kedua orang tua Gita lalu langsung menyalami mereka berdua.
"Alhamdulilah Baik Fir," jawab ibunya Gita.
"Lo sengaja main apa gimana Ta?" Penasaran Alfira.
"Gita akan tinggal disini beberapa hari Fir." Jawab mamanya Alfira.
"Serius lo? Akhirnya ada temen juga." jawab Alfira senang sambil memandang Gita.
"Iya Fira, Gita juga akan pindah ke sekolah kamu mulai besok." keterkejutan Alfira bertambah setelah mendengar jawaban Ayah Gita. Dia hanya mengarahkan pandangannya ke arah Gita, dan Gita menganggukan kepalanya.
"Kami titip Gita ya Fen, setelah kepindahan kami nanti selesai. Kami akan menjemput Gita." kata orang tua Gita.
"Iya, lama juga nggak apa-apa. Gita dulu sering main kesini kan. Udah biasa nginep juga. Percaya sama saya." jawab Feny, mama Alfira.
"Maaf ya Fen, kami jadi ngerepotin kalian."
"Nggak apa-apa. Rumah jadi rame juga ada orang lain." kata Feny.
"Makasih ya. Yaudah kami pergi dulu. Kamu baik-baik di sini ya Git. Jangan buat mamanya Alfira repot."
Gita hanya menganggukan kepalanya dan memeluk kedua orang tuanya bergantian lalu mengantar mereka ke depan bersama Alfira dan mamanya. Setelah mobil mereka melesat keluar melalui gerbang, Gita dan Alfira masuk ke dalam lagi.
"Gita mau tidur dikamar tamu apa sama Alfira aja?" Tanya mama Alfira
"Terserah tante aja deh." jawab Gita
"Tidur sama gue aja ya Ta, lo biasanya juga tidur di kamar gue kalo nginep" kata Alfira
"Yaudah, kamu tidur sama Alfira aja ya. Biar nanti kalo mau apa-apa tinggal ngomong ke Alfira. Bantuin Gita bawa kopernya ke atas ya Fir."
"Iya ma."
●●●●
Malamnya, selepas keluarga Alfira makan malam, Alfira langsung menggiring Gita pergi ke kamarnya ah, lebih tepatnya ke balkon kamarnya. Tidak lupa Alfira membawa bermacam-macam snack dan minuman ke atas. Banyak hal yang ingin Alfira tanyakan kepada Gita, kenapa tidak tadi siang? Kasihan Gita masih kelelahan, pikir Alfira. Jadi akhirnya mereka berdua sekarang berada di balkon kamar ditemani semilir angin malam dan tebaran bintang-bintang di atas sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN (END)
Teen FictionSelain menggambar, warna biru dan Hari Sabtu, hal lain yang Alfira sukai adalah menjadi sahabat seorang Genta. Sesederhana itu, sampai Alfira tahu bahwa hatinya sendiri berkata lain yang menjadi indikator bahwa dirinya sudah masuk pada batas terlara...