25

1.1K 135 6
                                    

Vote dan Commentnya ya
Terima kasih
..
⚠WARNING⚠
|Ranjau Typo Bertebaran|
.
Selamat Membaca Kisah Ini
..

-Bagian Duapuluh Lima-

Gue akan selalu di sini, di sisi lo bagaimanapun keadaannya.

.Alfira Anandysa.

🌻🌻🌻

"Mbak Linda, ada obat pereda nyeri gak?"

"Bentar ya saya cariin dulu."

"Emang beneran ada mbak?"

"Ya saya cari dulu."

"Obat nyeri hati ini loh Mbak, jadi saya tanya ada beneran gak?"

"Ya Allah dek kamu kena gangguan hati?" Petugas UKS bernama Linda itu membelalak kaget.

"Iya mbak. Ada gak obatnya?" Alfira yang sedang berbaring menghadap ke langit-langit bertanya lagi.

"Gak ada dek, kan harusnya obat khusus. Emang obat kamu gak dibawa?"

"Obatnya hilang Mbak."

"Terus gimana dong, mau saya panggilin dokter?" Alfira yang masih saja memandang langit-langit berwarna putih di UKS hanya menggeleng. Mbak Linda yang duduk di kursi di samping ranjangnya menatap gadis tersebut khawatir.

"Sakitnya kambuh kemarin mbak, obatnya juga belum ketemu." Alfira berujar jujur.

"Kalau boleh tahu kamu sakit apa?"

"Sakit hati. Sakitnya ini, disini." Alfira menempelkan tangan kanannya ke dada kirinya. Mbak Linda yang melihat hal tersebut mengerutkan dahinya. Ia sedari tadi memang merasa heran, jika gadis tersebut benar-benar sakit pasti ekspresi kesakitannya akan muncul. Lah ini? Hanya tatapan kosong dan raut datar yang terlihat. Lalu ia sadar dan menatap Alfira kesal.

"Kamu ngerjain saya ya! Dasar."

"Enggak kok Mbak, emang beneran sakit. Sakit banget malah." Alfira menoleh ke arah perempuan berumur 20.an itu.

"Kalo hati gak di situ! Itu mah jantung!"

"Tapi yang sakit itu di sini mbak." Alfira masih mengeyel.

"Udah kamu tidur aja. Kamu emang beneran sakit ya." Mbak Linda memanjangkan selimut yang tadi hanya sebatas perut Alfira sampai ke dadanya. Alfira hanya menurut dan mencari posisi yang nyaman untuk tidur.

Tadi setelah meminta izin kepada Bu Resa ia memang langsung pergi ke UKS dan mendapati ruangan tersebut masih kosong tidak ada siapapun. Ia akhirnya langsung berbaring dan menyelimuti dirinya sampai ke kepala, menahan tangis yang sebentar lagi akan keluar. Namun tiba-tiba pintu terbuka dan muncul Mbak Linda si petugas UKS yang baru datang.

Melihat hal tersebut, Mbak Linda langsung memeriksa Alfira dan memberinya obat pereda sakit kepala. Tapi yang Mbak Linda tidak tahu, sakit Alfira bukan hanya di kepalanya saja tapi hatinya juga.
.
.
.
.

Bel istirahat pertama berbunyi, membuat Dira dan beberapa temannya langsung bergegas menuju UKS untuk menjenguk Alfira. Ia juga tadi akan mengajak Gita, namun tampaknya kelas mereka belum istirahat karena sedang diadakan ulangan.

FIGURAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang