Sebelum membaca part ini di mohon sediakan kesabaran yang extra, rasa apresiasi yang tinggi :v dan di mohon jangan meniru beberapa adegan yang sangat-sangat tidak pantas untuk ditiru. Part ini akan sangat panjangggggggggggg, Mohon maaf kalo typonya banyak. Trims.
.
Oh ya VOTE DAN KOMEN ya jangan lupa, hehehe-Bagian Empatpuluh dua-
Orang berperilaku baik kepadamu alasannya hanya dua, antara dia benar-benar peduli atau hanya sekedar rasa kasihan saja.
●●●
"Permisi, Kak Alfiranya ada?"
Bel jam istirahat pertama baru saja berbunyi lorong belum ramai oleh anak-anak yang akan pergi ke kantin, beberapa anak kelas 11 MIA 2 yang mendengar pertanyaan itu serempak mengalihkan pandangan ke arah dua orang gadis di depan pintu.
"Alfiranya lagi di UKS." Teriak seseorang dari dalam. Dua gadis yang mendengarnya ingin membalas, tapi takut kurang sopan. Jadi mereka hanya berdiam diri di sana sembari menunggu Alfira datang.
"Ada apa ya nyari Alfira?" Dira yang akan keluar akhirnya menanyai mereka berdua.
"Ada urusan kak."
"Alfiranya udah tau?" Yang ditanyai lagi mengangguk.
"Tadi udah aku cari di UKS gak ada," balas gadis yang memakai kacamata.
"Coba gue hubungin dulu." Akhirnya Dira mencoba menelepon Alfira tapi tidak diangkat, di whatsapp juga hanya centang satu.
"Aku juga udah ngehubungin kak Alfira, tapi dia gak balas juga." Katanya lagi.
"Ada apa?" Genta yang akan keluar menyusul Dira jadi ikut berhenti. Kedua orang gadis yang melihatnya menatapnya gugup, mereka ingin menyampaikan sesuatu juga kepada Genta tapi tidak berani.
"Ini mereka nyari Alfira. Tapi dianya gak tau lagi di mana." Kata Dira saat masih mencoba menghubungi Alfira.
Loh bukannya dia tadi lagi di UKS? Heran Genta dalam hati.
"Lagi di kantin kali?" Kata Genta.
"Yaudah kita ke kantin aja yuk? Siapa tau Alfira lagi di sana." Ajak Dira ramah. Kedua gadis itu hanya saling pandang kemudian mereka menganggukan kepala tanda setuju lalu ikut berjalan di belakang Genta serta Dira yang kini sedang jadi bahan pembicaraan anak-anak lain.
"Tuh kan mereka beneran pacaran, gak salah pilihan gue buat ngejadiin Kak Genta sama Kak Alfira narasumbernya nanti." Gadis berkacamata berbisik riang di samping temannya.
"Tapi emang gapapa Lit? Kalo Kak Genta sama Kak Alfira gak mau gimana? Terus sama Kak Dira emang dibolehin? Secara gitu mereka kan pacaran." Teman di sebelahnya itu agak ragu dan tidak berani takut menyinggung seorang Genta yang notabene cukup disegani adik-adik kelasnya.
"Nahh itu kenapa gue ngomongnya ke Kak Alfira dulu. Kalo dia jelas pasti mau, secara mereka berdua kan temen deketnya Kak Alfira pasti bakalan senang hati ngebantuin kita. Terus ya Ci, cara ini juga bisa ngebersihin nama mereka bertiga dari gosip yang buruk-buruk." Cici mengembuskan napasnya pelan, ia tidak habis pikir dengan ide teman seekskulnya itu.
"Yaudah lah gue ngikut lo aja, yang penting kita gak malu-maluin tim jurnalistik nanti." Lita si gadis berkacamata hanya mengacungkan jempolnya ke arah temannya itu, ia tersenyum riang mengenai idenya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN (END)
Teen FictionSelain menggambar, warna biru dan Hari Sabtu, hal lain yang Alfira sukai adalah menjadi sahabat seorang Genta. Sesederhana itu, sampai Alfira tahu bahwa hatinya sendiri berkata lain yang menjadi indikator bahwa dirinya sudah masuk pada batas terlara...