Kami makan dalam keadaan hening, Angga tampak menikmati aksi makan nya. Seperti nya juga dia melupakan kejadian tadi di depan pintu Cafe. Aku kembali menyendokan makanan kedalam mulut ku.
Aku juga meminum jus Alpukat yang ku pesan. "Nanti, mau jalan jalan dulu?" Tanya Angga. Aku yang mendengar nya sedikit melebarkan mata ku, kaget.
"Kemana?" Tanya ku sebiasa mungkin.
"Keliling kota Jogja!" Ujar Angga, Aku pun mengangguk menyetujui tawaran nya.
"Boleh gue minta nomor ponsel lo?" Tanya Angga memberikan ponsel nya kepada ku. Aku menatap ragu, namun sedetik kemudian aku mengambil ponsel Angga.
"Pin nya?" Tanya ku memberikan kembali ponsel Angga kepada Angga.
"Coba ketik tanggal lahir lo!" Ujar Angga. Aku sedikit menyatukan alis ku, seentara Angga masih menikmati makanan nya.
Karna penasaran aku pun mencoba mengetik tanggal lahir ku. Terbuka! Ponsel itu terbuka. Aku menatap Angga heran, bagaimana bisa? Namu aku berpikir mungkin saja tanggal lahir ku dan tanggal lahir Angga sama kan?
Setelah memberikan nomor ponsel ku, ku berikan ponsel itu, kepada pemilik nya Angga. Aku pun melanjutkan sesi makan ku yang tertunda. Setelah selsai makan, Angga membayar makanan kami. Sebenar nya ku masih tidak enak dengan Angga, namun gimana lagi?
"Yuk, jadi kan?" Tanya Angga mengenggam tangan ku.
"Ja..jadi!" Kata ku sedikit gugup.
Angga tersenyum Lelaki itu mengacak-acak rambut ku. Kami pun berjalan menyusuri jalanan kota Jogja malam ini. meski hari mulai larut kota ini malah bertambah ramai. Cuaca nya dingin, aku jadi tidak tega merasakan tangan Angga yang dingin.
Kulepaskan genggaman tangan Angga membuat Angga menatap ku. "Lo pakai Hoodie lo aja ya Ngga, cuacanya dingin!" Kata ku akan membuka hoodie ku namun, Di tahan oleh Angga.
"Nggk usah Nay, gue nggk mau tubuh lo terekspose. Gue nggk suka itu!" Ujar Angga tersenyum.
"Tapi lo dingin kan?" Tanya ku.
"Gue udah biasa!" Ujar Angga tersenyum.
Aku tak habis akal, aku pun mengambil tangan Angga dan mulai mengosok gosokan nya. Angga tersenyum melihat tingkah ku.
"Bukan gitu cara ngangetin gue?" Ujar Angga membuat ku menatap nya bingung.
"Terus gimana?" Tanya ku membuat Angga tersenyum lalu memeluk tubuh ku.
Wajah ku tepat di caruk leher Angga. Aku dapat mencium wangi tubuh Angga. Pipi Angga di tempel kan di kening ku. Entah kenapa aku malah menarik sudut bibir ku.
Tak berapa lama, Angga melepaskan pelukan nya. Ia menatap ku, "Mau minum teh poci nggk?" Tanya Angga.
"Boleh, dimana kedai nya?" Tanya ku mengedarkan pandangan ku.
Angga tak menjawab, lelaki itu mengenggam tangan ku dan berjalan menuju sebuah Kedai di pinggir jalan. Kami duduk di salah satu kursi di luar kedai. Angga berdiri untuk memesan Teh poci.
Tak berapa lama, Angga datang membawa teh poci dan Jadah bakar. Langit malam terlihat sangat hitam dengan Bulan serta gemerlap bintang yang bertaburan. Aku menyeruput teh poci, sementara Angga menggit Jadah bakar nya.
"Ternyata lo itu orang nya suka makan ya?" Tanya ku sembari tersenyum menatap Angga. Angga menaikan satu alis nya keatas.
"Emang gue paling suka makan!" Ujar Angga sebelum akhir nya menggit lagi Jadah bakar nya.
"Pantes! Besok lo kalau nyari istri harus pintar masak!" Kata ku kini aku mulai penasaran dengan Jadah bakar yang di makan oleh Angga, aku pun mengigit Jadah bakar itu.
"Lo bisa masak nggk?" Tanya Angga menatap ku.
Aku sedikt berpikir, sebelum akhir nya menjawab pertanyaan Angga. "Bisa, kalau masak air doang!" Kata ku lalu tertawa.
"Nanti belajar masak ya? Siapa tau nanti lo yang jadi istri gue! Ujar Angga membuat ku yang tadi tertawa kini malah menatap nya.
"Ya iya lah, nanti gue belajar masak. Masa iya suami sama anak gue nanti yang masak pembatu rumah tangga!" Kata ku mengigit lagi Jadah bakar yang ada di tangan ku.
"Ternyata lo itu orang nya rame ya?" Tanya Angga menatap ku.
Aku menaikan satu alis ku keatas. "Lah emang menurut lo gue orang nya gimana?" Tanya ku membalas tatapan Angga.
"Cuek, Jutek, jarang senyum dan kelihatan Galak!" Ujar Angga.
"Kayak lo enggk aja, jujur ya! Gue itu sebenar nya benci banget sama lo!" Kata ku membuat Angga menatap ku
"Kenapa?" Tanya Angga.
"Karna lo itu, ngeselin dan sok banget!" Kata ku, membuat Angga tertawa.
"Tak kenal maka tak sayang Nay. Mulai sekarang lo harus kenal gue ya biar nanti bisa sayang!" Ujar Angga mengedipkan satu mata nya.
"Dasar Genit!" Kata ku mencibit lengan nya.
"Udah berani cubit cubit ya?" Kata Angga kepada ku.
"Kata nya tak kenal maka tak sayang! Nah gue itu orang nya jahil, jadi siap siap buat gue jahilin lo!" Kata ku tersenyum kepada Angga.
Malam itu, aku memutuskan untuk membuang jauh jauh pikiran ku tentang Angga yang songgong dan Sombong. Tak ku temukan sifat iti di dalam diri Angga.
Dan mungkin, kejadian malam itu awal mula kedekatan ku dengan Angga.
●●●●
VOTE + COMMENT❤
MAAF KUEN TYPO😊
MAYANG😎
30 SEPTEMBER 2019
❤❤❤
![](https://img.wattpad.com/cover/150192213-288-k523531.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Mr. X
Teen FictionBerawal dari sebuah surat dari seseorang yang menamai dirinya sebagai Mr. X Nayang Kartika, siswi di SMK Lampung. Pandai, dan memiliki beberapa sahabat yang selalu menemaninya. Nayang selalu mendapatkan sepucuk surat, berserta boneka dan beberapa b...