Hilang

658 63 3
                                    

Aku tersenyum, ketika melihat sepiring nasi goreng yang ada di depanku. Dari baunya sangat menggoda iman. Di tambah dengan Angga yang membuatnya. Dan tentu menjadi spesial. "Kenapa di liatin aja? Di makan dong," ucapnya menyadarkan ku.

Aku pun mengambil sendok dan menyendok kan nasi goreng tersebut. "Um, enak," ucapku.

Segera mungkin mengambil piring tersebut dan memakannya lahap. "Hehe, lo tuh kek gak makan sebulan tau gak," ucap Angga seraya mengusap sedikit noda pada ujung bibirku.

"Ini enak," ucapku tidak memperdulikan ucapan Angga sebelumnya.

"Iya tau. Kan bikinnya pake cinta," jawabnya seraya tertawa.

"Njir Cinta." Aku tertawa terbahak-bahak.

"Lanjutin makannya sayang," ucapnya lalu mengecup keningku. Duh, rasanya ingin meleleh.

Tanpa banyak kata. Aku pun menghabiskan nasi goreng ala Angga tersebut. Dan tanpa sadar juga, lelaki di depanku ini menatapku sedari tadi. "Ini minum dulu," ucapnya menyodorkan gelas berisi air putih.

"Makasih Nggaa," balasku.

"Iya sayangku," jawabnya.

Setelah selsai minum. Suara Pak Adi terdengar. Kita di suruh untuk berkumpul. Angga menggenggam tanganku lalu mengajakku untuk berjalan.

"Pokoknya gak boleh jauh-jauh dari gue," ucapnya.

Aku hanya diam. Menikmati kehangatan dari genggaman tangannya. "Selamat malam anak-anak. Kegiatan kita pada malam ini adalah jurit malam. Setiap tim akan di bagikan. Untuk rute sudah ada penunjuk jalan yang tersedia. Dan tim akan di bagi. Setiap tim terdiri dari 10-12 orang. Disini bapak akan membagi tim namun Akuntansi, Otomotif, serta TKJ akan di campur."

Aku hanya diam menyimak. "Semoga kita satu tim," ucapku.

Angga yang sedari tadi fokus pada lingkungan sekitarnya menatapku. "Harus setim. Apapun yang terjadi," ucapnya.

Aku hanya mengangguk mengiyakan. Emang sih, gak mau pisah. Sejak tadi ada ular di tasku membuatku khawatir. Aku takut jika kejadian itu terulang kembali. "Kelompok 34 ada Muhammad Ay-Yasha, Muhammad Ar-Rangga, Danis Surya, Cantika Sherina, Elsa Juwita Aditama, Nayang Kartika, Rena Anastasia."

Aku tersenyum, semakin mengeratkan genggaman tangan Angga. Angga merangkul bahuku. "Kan gue bilang apa. Kita satu kelompok," ucapnya.

"Ah gue tau. Pak Adi kan paman lo. Jangan-jangan lo yang minta ya," ucapku memberikan tatapan menyelidik. Angga tidak menjawab. Ia hanya tersenyum dan mengacak-acak Puncak kepalaku.

"Kan. Emang dasar!" ucapku mencubit pinggangnya.

"Heh, tapi seneng kan? Seneng karena setim sama gue," ucapnya dengan percaya diri.

"Dih," cibirku.

"Perhatian bagi siswa/siswi silakan untuk berkumpul dengan tim masing-masing." Angga langsung menarik tanganku. Berjalan menuju perkumpulan tim. Ah baru saja aku sadar. Bahwa aku juga setim dengan Cantika. Dan sepertinya Angga juga baru menyadarinya.

"Oke hai kakak-kakak dari kelompok 34. Gue Dino yang akan membimbing kelompok kalian. Setiap anggota akan gue kasih peta. Tugas kita adalah mencari bendera hitam, serta memecahkan beberapa riddle," jelas anak osis yang bernama Dino.

Me and Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang