Malam terakhir di kota Jogja, Aku sedang menonton TV yang berada di kamar hotel. Kulirik Elsa dan Gina yang sudah tertidur pulas. Knop pintu toilet terbuka, Anna baru saja mencuci muka nya.
"Nay, keluar yuk! Gue laper nih!" Ujar Anna sembri melempar asal ponsel nya.
"Ha? Serius mau keluar? Jam 11 malem!" Kata ku melirik Jam dinding.
"Iya, gimana lagi? Gue laper kalau laper nggk bisa tidur!" Ujar Anna duduk di sisi ranjang.
"Perasaan tadi lo udah makan cemilan banyak deh Ann!" Kata ku mengingat ingat, sedari tadi Anna hanya bermain ponsel dan memakan cemilan nya. Bukan cemilan nya sih, tapi cemilan Gina Elsa dan juga punya ku.
Anna menunjukan cengiran nya, "Tahu lah Nay, perut orang Indonesia, belum kenyang kalau belum makan nasi!" Ujar Anna, benar juga dengan apa yang di katakan oleh Anna.
"Ayolah Nay, gue traktir deh!" Ujar Anna memberi penawaran.
Aku tergiur, siapa yang tidak mau dengan Traktiran? "Oke, tapi ini berdua gimana?" Tanya Ku sembari melirik Gina dan Elsa.
"Udah nggk pa pa, mereka tidur. Nggk mungkin mau berantem!" Ujar Anna, aku hanya mengangguk.
Kami pun berjalan menuju pintu kamar, Anna memutuskan untuk mengunci pintu kamar. Dan membawa kunci nya. Kami berjalan di koridor Hotel. Sampai di ujung koridor, ada segerombolan anak Otomotif yang berkumpul.
"Ann, pulang aja yuk! Gue malu kalau lewat disana!" Kata ku sembari menghentikan langkah ku.
Anna berhenti beberapa langka di depan ku. "Kepalang tanggung Nay, mereka cuma rombongan Sean sama Angga kok!" Ujar Anna menyakinkan ku.
Memang benar, aku melihat ada Sean-pacar Anna dan Angga serta beberapa teman mereka. Yang seperti nya tak ku kenal.
"Ya..yaudah deh!" Kata ku pasrah, kami pun melanjutkan perjalanan kami.
Sampai Disana, "Permisi!" Ujar Anna tangan Anna memengang lengan ku. Aku hanya menunduk.
"Eh pacar Sean! Mau kemana?" Tanya Salah satu teman Sean. Anna tak menjwab, Sean mendekati Anna.
"Mau kemana? Udah malam loh!" Ujar Sean Lirih, namun aku masih bisa denger. Sean itu memang spesies cowok pendiam, suara kecil, tapi di tuh Bad Boy abis di sekolah. Bahkan Anna sudah bosan menasehati Sean untuk tidak membolos.
"Mau beli makan laper!" Jawab Anna, tanpa eksperesi. Aku tahu, tadi Anna bercerita bahwa Dia sedang ngambek dengan Sean.
"Kenap nggk cht aja, biar aku yang beli." Ujar Sean menghembuskan nafas nya.
"Males! Minggir!" Ujar Anna jutek.
Sean menarik tangan Anna yang akan beranjak. Membuat Anna bertahan di hadapan nya. "Gue anterin!" Ujar Sean.
"Terserah!" Ujar Anna melepaskan tangan Sean dan menarik ku pergi.
Kami masuk di dalam lift, Sean menyusul bersama? Angga? Bahkan aku tidak tahu sejak kapan Lelaki berhoodie ini berdiri di depan ku?
Suasana masih hening, hingga suara pintu Lift terbuka membuat kami berjalan keluar Lift. Keluar sari hotel, kami menyusuri jalanan. Sejujur nya, di deoan Hotel ada beberapa Cafe yang masih buka. Tapi karna Anna mengajak ku untuk membeli nasi goreng di ujung gang, yang kata nya enak.
Sampai di ujung Gang, tukang nasi goreng tidak ada. Anna mendesah kesal, "Kita ke alun alun aja!" Saran Sean, Anna menatap Sean.
"Nay, lo sama Angga dulu. Gue mau ngomong sesuatuh sama Anna!" Ujar Sean kepada ku, Aku dan Angga?
"Yan!" Ujar Anna yang seperti nya sedang kesal dengan Sean.
"Aku jelasin semua nya, kita harus selsaian Ann!" Ujar Sean lalu, menarik tangan Anna pergi menjauh dari ku.
Hening seketika menyelimuti Aku dan Angga. "Jadi makan?" Tanya Angga yang terkesan kaku di telinga ku.
"Ha? Eum, makan di alun alun?" Tanya ku, Angga menganggukan kepala nya.
"Ya udah ayo!" Kata ku Jalan lebih dulu. Namun detik berikut nya, Angga mengambil langkah untuk berjalan di samping ku.
Kami berjalan, menyusuri jalan setapak yang masih ramai oleh kendaraan. Sampai akhir nya kita sampai di sebuah cafe yang berada di Alun alun kota Jogja.
Aku berdiri mematung di depan pintu Cafe, sementara Angga yang menatap ku heran. "Kenapa?" Tanya Angga melihat ku yang beridir mematung.
Aku lupa sesuatuh, aku tidak membawa uang. Karna tadi Anna menjanjikan akan mentraktir ku. Angga mendekat kearah ku, Lelaki itu sedikit mengoyangkan lengan ku.
"Kenapa?" Tanya Angga sekali lagi.
"Eum, gu..gue nggk bawa uang!" Kata ku, sembari memejamkan mata ku.
Tanpa kuduga, Angga memengang kedua bahu ku. Aku membuka mata dan menatap Heran Angga. "Gue yang bayar, lo nggk perlu mikir untuk masalah itu!" Ujar Angga tersenyum manis. Aku terdiam terhipnotis dengan senyuman Angga.
Apa aku terpesona dengan senyuman nya? "Tapi gue nggk enak!" Kata ku sedikit Ragu.
"Jangan nggk enak gitu, kalau nggk enak-an kapan kita deket nya?" Ujar Angga yang membuat ku tak paham.
Angga masih dengan senyuman nya, namun lelaki itu mulai melepas hoodie berwarna Hitam milik nya. Menyisahkan kaos putih polos yang melekat di tubuh nya.
Aku terdiam, saat Angga mulai membalut tubuh ku dengan Hoodie milik nya. Lelaki itu mendekatkan wajah nya di telinga kanan ku. "Piyama lo tipis, daleman lo keliatan!" Bisik Angga membuat ku Hanya diam saat lelaki itu mensletingkan Hoodie nya.
Angga tersenyum manis, masih sama senyuman nya masih menghipnotis ku. Jarak wajah kita hanya beberapa centi. Bahkan aroma parfum yang selalu membuat ku candu pun nampak jelas terhirup oleh hidung ku.
"Maaf mbak, mas permisi!" Ujar salah satu pengunjung yang akan masuk kedalam Cafe. Wajah ku memerah, begitu juga dengan Angga. Entah sejak kapan, Angga mengenggam tangan ku. Dan masuk kedalam cafe.
●●●●
VOTE + COMMENT❤
MAAF KUEN TYPO😊
MAYANG😎
30 SEPTEMBER 2019
❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Mr. X
Fiksi RemajaBerawal dari sebuah surat dari seseorang yang menamai dirinya sebagai Mr. X Nayang Kartika, siswi di SMK Lampung. Pandai, dan memiliki beberapa sahabat yang selalu menemaninya. Nayang selalu mendapatkan sepucuk surat, berserta boneka dan beberapa b...