Kabur

550 47 2
                                    

Happy reading guys
❤️❤️❤️

***

Tante Yana, pak Ahmad, bu Yuli, masuk kedalam tenda kesehatan. "Bagaimana, bu?" tanya Angga buru-buru.

Tante Yana mengekang kan kepalanya. Lalu menghela nafas beratnya. "Cantika, sudah melarikan diri," ucap beliau.

Aku tersentak kaget. Sementara Angga mengeraskan rahangnya. Aku tau ia sedang menahan emosinya. "Ibu gak tau? Kemana perginya Cantika?" tanya Angga.

"Tidak Angga. Ibu sudah coba bertanya dengan teman satu tenda Cantika. Katanya dia pergi ketika kita sibuk mencari Nayang," jelas tante Yana.

Angga memejamkan kedua matanya. Mencoba untuk meredam emosi yang sudah di ubun-ubun. Aku mencoba mengusap lengan Angga. Untuk menenangkan lelaki itu. "Ya sudah Nayang, kamu masih pusing kepalanya?" tanya tante Yana.

Membuatku menatap beliau. "Masih tante, tapi sedikit kok. Tante gak perlu khawatir," ucapku seraya tersenyum.

"Kamu istirahat ya. Tante udah hubungi Mama mu tadi. Dia panik banget," ucap tante Yana mengusap kepalaku dengan lembut.

"Haduh, kenapa tante bilang ke Mama."

"Gak bisa gitu dong sayang. Tante harus ngomong sama Mama kamu. Bisa-bisa kalau Mama mu tau. Dan bukan dari tante taunya. Bakalan ngamuk Mama kamu," omel tante Yana.

"Ya sudah. Kamu istirahat, tante mengurusi murid lainnya." Aku mengangguk. "Angga, kamu jagain Nayang aja ya. Gak pa-pa kan? Kalau kegiatan kali ini kamu tidak ikut, " sambung tante Yana.

"Gak pa-pa bu. Biar saya aja yang menjaga Nayang," balas Angga. Tante Yana mengangguk, lalu pergi dari tenda kesehatan. Bersama dengan panitia camping tadi.

Angga duduk di tempat semula. Lalu menggenggam tanganku. Dan mau nempelkan tanganku di pipinya. Aku tersenyum melihat kelakuannya. "Gue khawatir banget. Sama lo," cetusnya.

"Udah Ngga, gue kan udah gak pa-pa," ucapku menatap matanya.

"Tapi sama aja Nay. Gue gak bisa jagain lo," ucapnya dengan nada yang sepertinya bersalah.

Aku mengusap kepalanya. "Ini semua bukan salah lo kok," ucapku.

Dia hanya diam. Lalu memeluk tubuhku. "Gak akan lagi ninggalin lo sendiri," ucapnya mencium keningku.

"Janji?" ucapku mengacungkan jari kelingkingku.  Angga tersenyum lalau menyatukan jari kelingking kita. Membentuk simbol janji.

"Janji. Gue gak akan ninggalin lo lagi," balasnya dengan senyuman yang sangat menawan.

Semoga, Angga mampu menepati janjinya.

****

Bus yang kami tumpangi, sudah sampai. Bus tersebut berhenti di depan gerbang sekolah. Aku turun dari bus. Mengambil barang bawaan, dan mencari keberadaan Mama. Angga datang, di tengah hiruk-pikuk keramaian manusia. Lalu membawakan barang bawaan ku.

"Udah gue bisa kok bawanya," ucapku melarangnya membawa barang bawaan ku.

"Enggak Nay, lo masih sakit," balasnya. Aku menghembuskan nafas kasar, seraya menurun kan bahu. Aku menatapnya yang sudah berjalan beberapa langkah di depanku.

"Ayo. Gue bantuin nyari Mama lo," ucapnya menarik tanganku.

Setelah beberapa lama. Kami bertemu dengan Mama. Mama memeluk tubuhku, mengamati semua keadaanku. "Ya allah Nayang, Mama panik banget. Waktu tante Yana kasih kabar ke Mama."

"Ma, Nayang gak pa-pa kok. Cuma luka sedikit," ucapku.

"Tatap saja. Lihat ini, kening kamu bocor kok sedikit," omel Mama. Aku hanya diam, tidak menyahut ucapan Mama.

Me and Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang