Aku duduk di depan fakultas hukum. Menatap orang-orang yang berjalan di depanku. Aku menghembuskan nafas. Begini mungkin rasanya tidak memiliki seorang teman.
Sekitar beberapa menit aku duduk di situ. Lalu setelah itu, ada seorang senior yang datang menghampiriku. "Hey! Lo!" ucapnya dengan gaya bossy.
"Saya kak?" tanyaku menunjuk diriku sendiri.
"Iyalah. Memangnya ada lagi yang duduk di situ selain lo?" ucapnya sewot. Aku menghela nafas, tida menanggapi ucapannya.
Aku pun, berjalan mendekat kearahnya. "Ada apa Kak?" tanyaku sopan.
"Ikut gue," ucapnya. Aku hanya mengekor mengikuti senior tersebut.
Aku di bawa ke suatu ruangan. Entah ruangan apa ini, yang ku lihat ruangan ini cukup kotor. Dan ada dua orang maba juga yang berada di dalam sini.
"Lo bantuin mereka, buat bersihin ruangan ini. Gue kasih waktu 30 menit, ruangan ini harus udah bersih," ucapnya.
Aku hanya mengangguk paham. Lalu bergabung dengan mereka. "Oke paham kan dengan apa yang gue bilang! Gue kasih waktu kalian 30 menit. Karena 30 menit lagi, kalian akan kumpul di lapangan," ucap senior itu lalu pergi meninggalkan kami.
"Gila banget tuh Senior. Songong banget lagi, pengen deh rasanya gue sumpel mulutnya itu pake kain lap ini!" ujar salah satu Maba (mahasiswi baru).
"Astagfirullah, jangan dong Git, nanti kualat lagi," sahut satunya. Aku masih menyapu, menyimak obrolan mereka.
"Habisnya, seenaknya aja nyuruh-nyuruh. Mentang-mentang dia itu senior. Kenapa gak nyuruh tukang bersih-bersih di sini coba?"
"Eh, btw nama lo siapa?" tanya salah satu di antara mereka.
"Gue?" tanyaku menunjuk diriku sendiri.
"Iyalah lo. Eh, bukannya lo yang tadi pagi cek-cok sama Kak Arsa ya?" tanyanya.
"Arsa? Yang mana?" tanyaku tidak paham.
"Itu tadi yang lo maki-maki di parkiran," ucapnya.
"Emang dia siapa?" tanyaku.
"Lo gak tau dia siapa?" tanyanya, sontak aku menggelengkan kepalaku.
"Dia ketua BEM tau!" seru gadis itu.
"Maksudnya, dia Presiden Mahasiswa?" tanyaku panik. Mereka menganggukkan kepalanya.
"Namanya Arsa Dinata Saputra. Anak tunggal dari keluarga Dinata. Dia mahasiswa fakultas kedokteran. Menjabat sebagai Presiden Mahasiswa," jelasnya.
Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. "Beneran?" tanyaku memastikan.
Mereka mengangguk, "Eh btw kenalin nama gue Sagita Anastasia, panggil aja Gita. Gue asal Bandung," ucapnya memperkenalkan diri.
"Oh Hai, salam kenal. Gue Nayang Kartika, asal Lampung," ucapku membalas jabatan tangannya.
"Dan, oh iya. Ini Jelita Ananta, dia teman gue. Dia juga dari Bandung," ucap Gita memperkenalkan temannya yang mengunakan jilbab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Mr. X
Teen FictionBerawal dari sebuah surat dari seseorang yang menamai dirinya sebagai Mr. X Nayang Kartika, siswi di SMK Lampung. Pandai, dan memiliki beberapa sahabat yang selalu menemaninya. Nayang selalu mendapatkan sepucuk surat, berserta boneka dan beberapa b...