Hari ini adalah hari pertama kembali ke sekolah. Setelah 3 bulan lamanya tidak bersekolah. Aku menunggu Angga untuk menjemput ku. Kemarin juga dia sudah menemui ku. Sejauh ini hubunganku dengan Angga baik-baik saja.
Awal kelas 12 ini juga sangat ku sayangkan. Karena waktu begitu berjalan dengan cepat. Sebentar lagi aku akan segera hengkang dari sekolah ini.
Yang di tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Angga sudah sampai di depan rumahku. Dengan baju seragam rapih dan juga senyum yang mengembang. "Rapih amat," cibirku.
"Kan mau ketemu sama calon bini," ucap Angga.
"Calon bini! Hey, sekolah dulu yang bener," ucapku mengambil helm darinya.
"Bentar lagi juga lulus," ucap Angga lalu membantuku memakaikan helm.
"Siap di halalin, kan?" ucap Angga dengan mengedipkan kedua matanya.
"Gak siap!" seruku memukul bahunya. Aku duduk di belakangnya. Lalu melingkar tanganku di pinggangnya. Dan menyimpan dagu di bahunya.
"Wangi banget sih. Bikin nagih meluknya," bisik ku di telinganya.
"Harus dong. Biar selalu kangen sama gue," balasnya menatap wajahku di kaca spion.
"Gombal!" seruku. Angga tertawa terbahak-bahak.
"Btw, lo mau lanjut kuliah di mana?" tanyaku.
"Baru juga masuk kelas 12. Udah nanya mau masuk kuliah. Masih lama, sayang... " jawab Angga.
"Yeah, kan itu penting, Ngga. Kuliah itu penting," ucapku.
"Iya. Tapi males mikirin-nya... "
Aku mengerutkan kening bingung. "Kenapa?"
"Karena lo sih yang ada di pikiran gue. Dan itu buat gue males mikirin yang lain," ucap Angga. Seketika pipiku memerah. Sial, punya pacar kang gombal.
"Ciee merah pipinya," goda Angga seraya tertawa.
"Sialan!" umpat ku memukul bahunya.
"Heh, gak boleh ngumpatin pacar. Dosa," ucapnya.
"Lo siapa?" tanyaku.
"Sekarang pacar, lo. Besok suami, lo, "jawabnya. Mampu membuat pipiku merah kembali.
"Gombal terus," ucapku seraya mencubit pinggangnya."Hahaha... Yang kali ini gak gombal. Ini beneran," ucap Angga mematikan mesin motornya. Karena memang kita sudah sampai di sekolah.
Aku turun dari motor. Berdiri menghadapnya. "Bukain," ucapku terdengar manja.
Angga tersenyum, lalu melepaskan helm di kepalaku. "Gue suka, lo manja sama gue. Jagan manja sama cowok lain. Gue gak suka."
"Lagian siapa yang mau manja-manjaan sama cowok lain? Kalau pacar sendiri aja ada," ucapku menatapnya.
"Siapa tau, kan," sahutnya. "Kelas, yuk... " ajaknya meraih tanganku. Kami pun berjalan menuju kelas.
***
Angga mengantarkan ku kedalam kelas. Kelas masih sepi. "Gue ke kelas dulu. Belajar yang bener, calon ibu dari anak-anak gue gak boleh bodoh," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Mr. X
Teen FictionBerawal dari sebuah surat dari seseorang yang menamai dirinya sebagai Mr. X Nayang Kartika, siswi di SMK Lampung. Pandai, dan memiliki beberapa sahabat yang selalu menemaninya. Nayang selalu mendapatkan sepucuk surat, berserta boneka dan beberapa b...