Kehidupan Baru

429 48 2
                                    

Aku tersenyum, melihat sebuah email yang baru saja masuk. Email tersebut menginformasikan bahwa aku sudah lolos tes salah satu beasiswa di universitas Jogjakarta, UGM. Senang sekali rasanya. Aku segera menutup laptop. Dan berjalan keluar kamar.

Aku menemui Papa Mama dan ternyata ada Om Hutomo dan Tante Yana juga di bawah. Langkahku tergesa. Tidak sabar mengumumkan kabar baik ini.

"Loh, Nay. Kok kek anak kecil lari-lari begitu," tegur Tante Yana.

"Iya. Awas loh jatuh nanti," sahut Mama.

"Ma... Pa...." ucapku duduk di antara mereka.

"Nay keterima beasiswa di UGM," ucapku begitu senang. Mama dan Papa saling pandang.

Lalu menyodorkan sebuah surat kepadaku. Aku menerimanya, seraya mengerutkan kening. "Ini.... Apa?" tanyaku.

Mama dan Papa tidak menjawab. Lalu aku membuka surat itu. Begitu membukanya, aku terkejut. "Loh kok.... Universitas Indonesia?" ucapku menatap Mama dan Papa.

"Nay gak pernah daftar di UI... " ucapku lagi.

"Jadi kemarin Papamu meminta Om, untuk mendaftar kamu ke UI," sahut Om Hutomo. Aku menatap ke arah Om Hutomo, lalu ke arah Papa.

"Pa? Bukannya Nay udah bilang. Kalau Nay, pengennya ke UGM? Bukan UI?" ucapku.

"Iya. Memang kamu sudah pernah mengatakan itu. Tapi menurut Papa, lebih baik kamu ke UI. Selain jaraknya yang tidak jauh. Papa dan Mama juga bisa menjenguk kamu nanti," ucap Papa.

Aku menghela nafas panjang.

"Kalau ke Jogja aksesnya jauh. Belum lagi, gak ada siapa-siapa di sana. Gak ada saudara," sambung Papa.

"Benar Nay, kata Papamu. Kalau kamu di UI, setidaknya ada Kakakmu, Vanessa di sana. Rumahnya tidak begitu jauh kok, dari UI," imbuh Tante Yana.

"Oke. Nay ikuti kata kalian. Universitas Indonesia," ucapku. Lalu pergi dari hadapan Papa dan Mama.

****

Aku terdiam, menatap sebuah apartemen di depanku. Aku mengambil kunci di dalam tas yang tadi di berikan oleh Papa. Lalu membuka pintu dan masuk kedalam. Tidak lupa, aku juga menyeret koperku. Barang-barang ku lainnya sudah di kirim kemari. Tinggal di rapihkan saja.

Apartemen ini cukup luas. Dengan 2 kamar tidur. Dua kamar mandi, di masing-masing kamar. Dapur pantry, meja makan, dan tentu saja ruang tamu.

Aku menutup pintu. Kata Mama, kamarku yang ada di depan ruang tamu. Aku pun, masuk kedalam kamar tersebut. Btw, ini adalah apartemen Papa. Alasan Pala membeli apartemen di sini, di karenakan. Beliau yang sering sekali bertugas me daerah sini. Jadi Papa memutuskan untuk membeli apartemen di sini.

Aku masuk kedalam kamar. Lalu tersenyum.  Kamar ini sudah di tata sama persis dengan kamarku di rumah. Hal itu di lakukan, supaya aku lebih betah berada di  sini.

Aku mulai menata baju, menata barang-barang yang lain juga. Seperti buku, berbagai macam alat make up. Dan masih banyak lagi.

Setelah hampir satu jam berkutat di kamar. Akhirnya selsai juga, aku tersenyum menatap kamar baruku. Sesuai ekspektasi lah. Aku duduk di ranjang, lalu merebahkan tubuhku yang rasanya sudah sangat lelah.

Me and Mr. XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang